bagaimana jika Renjun yang notabenya pentolan geng motor yang identik dengan sifat tengil dan narsisnya, kini tengah merana karena terjebak di salah satu tokoh tokoh figuran novel, dengan sifat keterbalikannya, sosok pemuda mungil, imut dan manis pa...
otor dengan gaya 90-an itu melaju dengan kecepatan sedang, menikmati terpaan angin malam yang tanpa permisi membelai wajah manisnya.
Renjun bernafas lega setelah menyelesaikan kewajibannya sebagai pekerja, juga melepas beban hidupnya.
Setelah pulang sekolah tadi ia menyempatkan diri masuk dalam ekskul lukis. Untuk apa? Tentu untuk keluar.
Itu bukan salah satu bakatnya, apalagi lusa akan ada lomba antar sekolah dimana sekolahnya yang akan menjadi tuan rumahnya.
Berbicara tentang lomba, memang harusnya Renjun Sanjaya mengikuti lomba lukis, lalu ia mendapat Juara pertama, tapi kalau ia yang maju apa mungkin Renjun bisa juara pertama.
Jika ia terlalu mengandalkan scene tentang ini pun, itu pun tidak akan menjamin ia akan juara satu mengingat kehidupan ini terlalu nyata hanya untuk cerita fiksi.
"Oke Jun, keputusan lo udah tepat, yakali kalo gue gambar gambar bebek sama anak-anaknya bakal juara satu, yang ada entar sekolah gue malu" Molong Renjun kembali menerawang coret-coretan orang-orang-an lidi yang ia gambar dibuku matematikanya, karena gabut memperhatikan guru killir botaknya.
Bukan merasa ia pintar, tapi karena ia bosan mendengar pelajaran yang udah pasti ia tidak akan bisa ia kerjakan. Mengingat nya, membuatnya meringis tanpa sadar.
Dipenghujung jalan tak sengaja ia melihat gerombolan orang berpakaian serba hitam dengan jaket berlogo api dengan batu dibawahnya. Itu logo REDDEVIL. Samar-samar ia menangkap sosok yang menjadi targetnya ia-
"Jaemin? " Lirih nya
Dengan gerakan pelan ia turun dari motornya, tidak ada niat untuk membantu ia masih ingat jika Jaemin adalah ketua dari komunitas bela diri, juga keberadaannya sebagai mesin penghancur milik BARROSE, Renjun yakin mereka bukanlah tandingannya.
Menikmati setiap gerakan Jaemin yang terkesan santai tapi setiap pukulannya mampu membuat lawannya kewalahan, tak ayal mulut mungilnya bedecak kagum tanpa sadar.
Sampai dimana Jaemin terhuyung kedepan karena pukulan dari belakang. Ah melihat nya yang nampak kualahan dengan gerakan santai ia ikut turun tangan membantu.
"Renjun?! " Bisik Jaemin.
Dengan keterkejutannya, saat ini Jaemin masih memangku kesadarannya. Tak bohong jika ia kerapkali melirik kearah Renjun yang sigap menangkis pukulan mereka dan melayangkan setiap pukulan dengan keras, wow.
Smirk tercipta diwajah tampannya, Renjun benar-benar semakin menarik perhatian nya, dalam keadaan seprti ini pun otaknya masih sempat memikirkan seberapa seksinya Renjun.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.