BAB 10

183 23 2
                                    

Author's POV

Noel memiliki ruangan pribadi di rooftop rumahnya yang sudah lama ia jadikan markas untuk berkumpul dengan kawan-kawannya. Malam ini, mereka berkumpul lagi di markas. Cio menjadi yang terakhir datang sekaligus yang terakhir menyadari bahwa ada yang beres dengan suasana di sini.

Arthur, Kei, Hiro, Taka, Yudha, Haryan dan Taro yang sudah duduk manis sejak tadi kompak menatap ke arah si pemilik ruangan yang sejak beberapa saat lalu sudah merebahkan diri di atas sofa dengan pandangan tertuju ke langit-langit ruangan. Ia menjadi satu-satunya yang masih mengenakan seragam sekolah.

"Dia kenapa?" tanya Cio penasaran. Yudha yang sudah kembali fokus membaca buku hanya mengedikkan bahu tanda tak tahu.

"Sakit gigi kali," bisik Kei menerka asal-asalan.

"Atau abis dimarahin mamanya gara-gara nolak anak tetangga lagi." Arthur menimpali. Mereka semua tentu tahu bahwa banyak gadis yang tertarik pada Noel termasuk para gadis di komplek ini. Namun Noel selalu menolak mereka semua.

"Kenapa sih lo?" Hiro yang sudah tak tahan melihat Noel murung sejak kemarin akhirnya jadi yang pertama bertanya secara terang-terangan. Tapi yang ditanya malah kelihatan makin murung, bahkan mereka semua melongo tak percaya karena Noel tiba-tiba kelihatan berkaca-kaca.

"Naya marah sama gue. Dia tau bahwa balap motor waktu itu dan duel hajar-hajaran gue sama Juna, gue lakuin buat bebasin dia dari status Babunya Juna." Akhirnya Noel mau bicara.

"Kok bisa?" tanya Yudha.

"Semuanya gara-gara si brengsek Juna! Dia pasti sengaja nyinggung soal itu di depan Naya!" Noel sontak bangun menjadi duduk dan kelihatan geram sekali. Tapi itu tak berlangsung lama, karena ia langsung kelihatan murung lagi. "Naya minta gue buat berhenti datang nemuin dia," ucapnya lagi.

Yudha dan yang lainnya saling tatap keheranan. "Dan lo jadi galau gini gara-gara itu?"

"Bukannya harusnya lo cuek aja? Yang penting kan lo udah ngelakuin apa yang adik lo minta. Yang penting lo udah tau keberadaan Naya," ucap Arthur.

"Bener tuh apa kata Asep. Kenapa lo malah jadi galau gini dah?" tanya Kei curiga. Asep adalah singkatan dari Arthur SEPtian alias nama lengkapnya Arthur.

Dan sesuai dugaan mereka semua, Noel langsung kelihatan gugup. "Galau apa sih? Siapa yang galau? Gu-gue cuma ... ya bingung aja. Gue kan udah berteman sama dia, terus dia tiba-tiba minta gue untuk berhenti datang nemuin dia lagi. Emang kalian nggak bakal bingung kalau ada di posisi gue?!" tanya Noel tiba-tiba nge-gas di akhir ucapannya, sampai semua kawannya terperanjat kaget.

Mereka semua paham kenapa Noel mendadak sensi begitu. Ini sudah pasti gejala jatuh cinta!

***

Pintu markas terbuka. Masuklah Naya yang membawa nampan berisi makan siang yang diambilnya dari kantin sekolah, beserta tas tentengan kecil berisi bekal titipian ibunya untuk Juna. Laki-laki itu memerintahnya untuk membawakan semua itu ke markas.

Juna sudah duduk manis di sofa sejak 5 menit yang lalu. Ia mengatakan pada kawan-kawannya, bahwa dirinya sedang ingin sendiri. Padahal itu hanya alasan agar mereka tak datang ke sini. Ia bahkan sengaja membiarkan pintu markas terbuka sedikit agar Naya tak kesusahan membuka pintu, berhubung ia memerintah gadis itu untuk membawakan makan siang dari kantin.

"Maaf lama. Tadi antrian udah lumayan panjang. Padahal aku langsung lari ke kantin setelah bel bunyi," ucap Naya seraya meletakkan nampan berisi makan siang untuk Juna di atas meja dengan hati-hati. Ia segera kembali ke arah pintu untuk menutupnya.

Babu || Kim Junkyu (Re-write)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang