Tepat seminggu sudah pangeran Hezward dan rombongannya berada di Walsew. Masih ada tiga minggu lagi yang harus ia habiskan di Walsew. Mengingat, strategi hubungan perdagangan yang telah dicanangkan masih dalam proses penyusunan yang membutuhkan pangeran Hezward.
Pangeran Hezward dan putri Yurianne semakin dekat. Malam ini, dua insan tersebut tengah berbincang di taman kerajaan dengan ditemani oleh cahaya rembulan yang terlihat lebih bersinar dari biasanya.
"Pangeran, berapa lama lagi kau di sini?" Tanya sang putri.
"Ku rasa tiga minggu lagi." Jawab pangeran Hezward.
Putri Yurianne mengangguk. Keheningan menyelimuti mereka, sang putri menatap rembulan dengan seksama. Sang pangeran juga demikian. Bedanya, ia tidak menatap rembulan, tetapi menatap wajah putri Yurianne yang terpapar sinar rembulan. Sangat menawan.
Pangeran Hezward memberanikan diri untuk membawa sang putri ke dalam dekapannya. Putri Yurianne sempat terkejut dengan perlakuan pangeran Hezward. Namun bukannya menolak, ia malah menyamankan posisi bersandarnya di dada kekar sang pangeran yang terasa begitu nyaman.
Putri Yurianne dapat merasakan detak jantung pangeran Hezward dengan kecepatan yang sama seperti dirinya. Terbukti jika kedua insan tersebut secara bersamaan dirundung rasa gugup. Pangeran Hezward tersenyum dan mengelus surai halus sang putri dan dibalas oleh dongakan dan senyuman manis yang terukir di bibir indah putri Yurianne.
Keduanya merasa yakin dan percaya satu sama lain. Bagaimana tidak, putri Yurianne sendiri dilarang keras oleh ayah dan kakaknya untuk dekat dengan lelaki manapun selain mereka, dengan alasan jika sang putri harus menjaga perasaan pangerannya. Begitu juga dengan pangeran Hezward yang selalu diingatkan oleh sang ratu untuk tidak terlalu dekat dengan wanita manapun selain dirinya, dengan alasan yang sama pula.
Namun, putri Yurianne merasakan tidak ada larangan dan tatapan bengis sedikitpun dari ayah dan kakaknya jika ia dekat dengan sang pangeran. Begitu juga sang pangeran yang telah mengetahui jika putri Yurianne lah yang akan menjadi pendamping hidupnya. Keduanya telah merasakan gejolak perasaan yang mendalam bahkan hanya dengan 7 hari pertemuan.
"Anne..."
"Iya, pangeran?"
"T-tidak" ucap pangeran dengan gugup.
Putri Yurianne mengerutkan dahinya, "Jangan membuatku penasaran, pangeran. Katakanlah" ucap sang putri dengan gemas dan mencubit perut pangeran Hezward.
Pangeran Hezward tertawa geli dan menenggelamkan wajah sang putri di pelukannya. Kemudian ia memeluk putri Yurianne dengan erat dan mulai menghela nafasnya.
"Aku telah menunggu kehadiranmu selama 20 tahun, takdirku." Ucap sang pangeran dengan nada bicara yang begitu lembut dan hangat.
Putri Yurianne terkejut dan mulai mencerna ucapan sang pangeran. Setelahnya ia menyadari jika pangeran Hezward merupakan 'pangerannya' yang juga telah ia nantikan sejak lama. Sontak sang putri mengeratkan pelukannya dan berusaha semakin menenggelamkan wajah meronanya di dada sang pangeran.
Pangeran Hezward melonggarkan pelukannya dan berusaha untuk menatap wajah merona sang putri. Ia memandangi wajah sang putri dengan tatapan yang penuh kekaguman. Sungguh ia tidak pernah berpikir jika wanita yang begitu mempesona di hadapannya ini adalah takdirnya.
Putri Yurianne berusaha untuk mengalihkan pandangannya. Pangeran Hezward meletakkan ibu jarinya di atas bibir merona nan lembut milik sang putri. Ia mengelusnya dengan begitu hati-hati seolah itu adalah perhiasan paling berharga di seluruh negeri. Putri Yurianne mengenggam lengan sang pangeran yang saat ini tengah menangkup kedua pipinya.
Pangeran Hezward mulai menyingkirkan jarak di antara keduanya. Putri Yurianne dengan seketika memejamkan kedua matanya dan membiarkan apa yang seharusnya terjadi, terjadi. Bibir penuh milik sang pangeran mendarat dengan lembut di bibir merona sang putri.
Keduanya seolah merasakan sengatan listrik yang entah berasal darimana. Pangeran Hezward mulai menggerakkan bibirnya di atas bibir sang putri dengan pelan, ia menyesap rasa manis dari bibir sang putri. Putri Yurianne merasakan seluruh tubuhnya lemas seketika, ia kehilangan akal sehatnya pada setiap sesapan pangeran Hezward. Sungguh, pengalaman pertama yang begitu menakjubkan bagi keduanya.
Pangeran Hezward terlihat begitu fokus dengan kegiatannya hingga ia mendapatkan pukulan kecil di dadanya oleh sang putri yang mulai kehabisan nafas. Pangeran Hezward dengan begitu tidak rela menjauhkan bibirnya dan menatap wajah sang putri yang begitu memerah dengan bibir bawahnya yang terlihat sedikit membengkak.
Sang pangeran tersenyum sembari mengelus bibir sang putri. Keduanya mengambil nafas sebanyak yang mereka bisa. Sungguh, kejadian tadi sangat di luar kendali mereka. Pangeran Hezward kembali membawa sang putri ke dalam pelukannya dan membiarkan wajah merona putri Yurianne tenggelam di dadanya.
"Sudah malam, kau tidak mungkin menghabiskan sepanjang malam bersamaku di sini, putri." Ucap sang pangeran.
"Aku ingin terus bersamamu..." Ucap putri Yurianne dengan sangat pelan.
Pangeran Hezward mengerutkan dahinya seolah-olah ia tidak mendengar ucapan putri Yurianne. Terima kasih kepada pendengarannya yang begitu terlatih untuk mendengar pergerakan musuh dan hewan buas saat berburu.
"Aku bisa saja menemanimu sepanjang malam, tetapi mungkin keesokan harinya kau akan mendapati lebam di wajahku akibat ulah Arthur." Jawab sang pangeran dekat sedikit candaan.
Putri Yurianne mendongak dan menatap pahatan indah di hadapannya. Ia menyentuh wajah rupawan pangeran Hezward dan merasakan setiap lekukannya. Ia begitu mengagumi takdirnya, entah perbuatan baik apa yang ia lakukan di masa lalu hingga mendapatkan takdir yang seindah ini.
Pangeran Hezward menikmati setiap sentuhan sang putri di wajahnya. Ia memperhatikan raut wajah putri Yurianne yang penuh kekaguman. Dua insan yang saling mengagumi satu sama lain di bawah sinar rembulan yang begitu terang.
Putri Yurianne kembali menenggelamkan wajahnya di dada sang pangeran setelah puas memandangi wajah rupawan itu. Ia memejamkan matanya dan mengeratkan pelukannya seolah ia akan hancur jika pelukan itu terlepas. Pangeran Hezward mengelus surai halus milik sang putri yang saat ini mulai tertidur.
Pangeran Hezward menatap wajah damai sang puteri yang tengah tertidur. Ia menunggu beberapa dan memutuskan untuk membawa tubuh mungil itu ke dalam gendongannya. Ia membawa sang putri dengan begitu hati-hati dan melewati beberapa lorong dan anak tangga sebelum mencapai kamar sang putri.
Pangeran Hezward berpapasan dengan pangeran Arthur di ujung lorong. Pangeran Arthur menatap pangeran Hezward dengan tatapan ingin membunuh setelah melihat adik perempuannya tengah tertidur pulas di dekapan pangeran Hezward.
Pangeran Hezward mengisyaratkan pangeran Arthur untuk diam dan akan menjelaskan semua nanti. Ia meletakkan tubuh sang putri dengan sangat hati hati di ranjang milik sang putri. Kemudian pangeran Hezward menutupi setengah tubuh sang putri dengan selimut tebal yang begitu nyaman.
Sang pangeran mengelus surai sang putri dan tersenyum hangat. Ia meninggalkan kamar sang putri dengan langkah kaki yang tidak terdengar agar putri Yurianne tidak terbangun. Sesampainya di luar kamar sang putri, pangeran Arthur memberikan tatapan yang begitu sengit seolah ia meminta rentetan penjelasan secara rinci.
"Kau harus menjelaskan semuanya, wahai pangeran mahkota Dallesiane."
To Be Continued.
KAMU SEDANG MEMBACA
Greatest Love of The Dynasty
Fantasy[On Going] Mengagumkan. Satu kata yang begitu tepat untuk menggambarkan Dallesiane. Kerajaan megah dan termashyur yang dikelilingi oleh kekayaan alam yang melimpah, gunung, bukit, lautan segalanya dimiliki Dallesiane termasuk sistem pemerintahannya...