Sebuah pesta perjamuan akan dilaksanakan di Istana Walsew untuk menyepakati kerjasama perdagangan antara Walsew, Dallesiane, Lezondea, Georolia, Divanne, dan Spanes. Perwakilan dari keempat kerajaan telah tiba di Walsew beberapa waktu lalu dan tengah mempersiapkan diri untuk pesta perjamuan.
Spanes diwakili oleh putri Ardalea, yang juga merupakan teman seperjuangan pangeran Hezward dan pangeran Arthur saat menempuh pendidikan di Geovolla. Tentu ketiganya terlihat lebih bersemangat saat bertemu.
Saat ini, putri Ardalea telah siap di kursi perjamuannya dengan diapit oleh pangeran Arthur di sisi kanannya dan pangeran Hezward di sisi kirinya. Mereka berbincang mengenai masa-masa dimana mereka selalu dipusingkan dengan teori-teori rumit mengenai strategi perdagangan dan hubungan diplomatik antar kerajaan.
Putri Yurianne tiba di ruang perjamuan dengan gaun merah maroonnya yang terlihat begitu kontras dengan warna kulitnya. Ia terlihat lebih mempesona dari biasanya dengan surai panjangnya yang berwarna cokelat jatuh tergerai hingga mencapai pinggang rampingnya.
Setiap orang yang berada di sana bangkit dari kursi mereka dan memberikan salam hormat kepada sang putri. Begitu juga dengan putri Ardalea. Putri Yurianne duduk di samping pangeran Arthur. Ia sama sekali tidak menoleh ke arah pangeran Hezward. Entah, ia merasakan sedikit nyeri di hatinya melihat interaksi pangeran Hezward dan putri Ardalea yang terlihat begitu akrab.
Tidak butuh beberapa lama untuk pangeran Hezward menyadari perubahan sikap putri Yurianne kepada dirinya. Ia bangkit dari kursinya dan duduk kembali tepat di sebelah putri Yurianne yang saat ini tengah memalingkan pandangannya. Pangeran Hezward menatap wajah sang putri dengan senyuman yang menghiasi wajah rupawannya.
"Anne, apakah ada yang menganggu pikiranmu?" Bisik pangeran Hezward kepada putri Yurianne.
"Tidak." jawab putri Yurianne dengan sedikit gelengan. Ia menghela nafasnya dan masih enggan untuk menatap pangeran Hezward.
Pangeran Hezward mengerutkan dahinya. Ia menggenggam tangan halus sang putri dan mengelusnya pelan. Sang pangeran mengalihkan pandangannya saat raja Arthur III datang. Putri Yurianne melepas genggaman pangeran Hezward dan berdiri untuk memberi hormat.
Perjamuan diselimuti dengan keheningan dan dentingan kecil dari alat makan mereka. Setelahnya para petinggi di sana mulai membicarakan mengenai hubungan kerjasama yang akan mereka langsungkan.
Putri Yurianne sama sekali tidak tertarik untuk bergabung dengan pembahasan setiap orang yang ada di sana. Pikirannya kacau, hatinya kalut, dan tubuhnya sedikit lemas. Ia menyembunyikan kedua tangannya untuk menghindari genggaman pangeran Hezward yang saat ini tengah fokus dengan perbincangan mereka. Sang putri dapat merasakan interaksi intens antara pangeran Hezward dengan putri Ardalea.
Setelah beberapa saat. Perjanjian telah disepakati dan waktunya untuk melangsungkan pesta. Setiap orang yang ada di sana bergegas untuk melangkahkan kaki ke aula utama. Putri Ardalea mendahului putri Yurianne dan menggandeng lengan pangeran Hezward dan pangeran Arthur.
Putri Yurianne memperhatikan mereka dari belakang hingga tiba di aula. Pangeran Hezward tidak dapat menolak ajakan putri Ardalea untuk berdansa. Ia seolah tidak meningat kehadiran putri Yurianne yang saat ini tengah menahan kristal bening yang telah menumpuk di ujung matanya.
"Hezward, aku tidak menyangka bisa bertemu denganmu lagi, dan di tempat seperti ini." ucap putri Ardalea.
Pangeran Hezward hanya tersenyum, ia mengalihkan pandangannya ke arah lain dan menemukan putri Yurianne yang tengah menatapnya dengan mata berkaca-kaca. Sontak pangeran Hezward menjauhkan dirinya dari putri Ardalea dan dengan cepat menghampiri putri Yurianne.
"Anne..." Panggil pangeran Hezward dan langsung menggenggam tangan dingin sang putri.
Putri Yurianne mengalihkan pandangannya yang membuat air matanya yang sejak tadi berusaha untuk ia tahan menjatuhi pipinya. Beruntung aula pesta tidak begitu terang dan semua orang di sana sibuk dengan urusan mereka masing-masing.
Tetapi tidak dengan pangeran Hezward, ia melihat air mata putri Yurianne yang terjatuh dari mata kirinya. Sang pangeran kemudian kemudian membawa sang putri untuk menjauh dari aula. Putri Yurianne hanya mengikuti langkah pangeran Hezward yang saat ini tengah mengenggam tangannya dengan begitu erat.
Hingga keduanya sampai di ruang perjamuan tadi. Di sana hanya ada mereka berdua dan juga pasukan penjaga di balik pintu. Pangeran Hezward mendekatkan wajahnya pada wajah putri Yurianne yang masih memalingkan pandangannya.
"Anne, maafkan aku." Ucap pangeran Hezward dengan nada bicara yang penuh permohonan.
Putri Yurianne masih belum memperlihatkan reaksi apapun. Sang putri masih berusaha keras untuk menahan air matanya. Ia tidak ingin terlihat lemah dan cengeng di hadapan sang pangeran.
"Anne..." pangeran Hezward mengelus pipi putri Yurianne yang sedikit basah.
Putri Yurianne memberanikan diri untuk menatap pangeran Hezward. Ia melihat raut wajah penuh penyesalan sang pangeran bagaikan ia akan kehilangan hidupnya.
"Kenapa tidak melanjutkan kesibukanmu dengan yang lain, pangeran Hezward?" ucap putri Yurianne dengan nada bicara yang lembut dan tanpa kemarahan sedikitpun.
Pangeran Hezward menggelengkan kepalanya. Ia membawa tubuh putri Yurianne ke dalam dekapannya. Percuma jika ia menjelaskan semuanya saat ini. Jadi ia memilih untuk meredam perasaan tidak enak sang putri dibalik pelukannya.
Beberapa saat kemudian, putri Yurianne mulai merasa tenang akibat kenyamanan dan kehangatan dekapan sang pangeran. Pangeran Hezward memandangi wajah sang putri yang terlihat lebih tenang dibanding beberapa saat lalu.
"Aku ingin beristirahat." ucap sang putri dan berjalan menjauhi sang pangeran.
Pangeran Hezward mengikuti setiap langkah putri Yurianne hingga sampai di kamarnya. Sebelum sang putri memasuki kamarnya, pangeran Hezward menahan pergelangan tangan sang putri.
"Aku akan menjelaskan semuanya tanpa ada yang terlewatkan." ucap pangeran Hezward.
Putri Yurianne membalas dengan anggukan kecil dan memasuki kamarnya. Pangeran Hezward mengikuti sang putri yang saat ini tengah berdiri di balkon kamarnya.
"Putri Ardalea adalah temanku dan Arthur saat di Geovolla, itulah mengapa kami dekat." jelas sang pangeran.
"Aku tidak akan mempermasalahkan hal seperti itu, pangeran. Lagipula itu bukan ranahku." ucap putri Yurianne tanpa sedikitpun menatap ke arah pangetan Hezward.
Pangeran Hezward menarik sang putri ke dalam pelukannya. Ia menatap wajah sang putri yang terlihat jelas menahan tangisnya. Sungguh pangeran Hezward sangat mengutuk dirinya sendiri atas kecerobohannya.
"Tidak, Anne. Semua tentangku adalah ranahmu, dan semua tentangmu adalah ranahku." ucap pangeran Hezward dengan intonasi yang begitu jelas dan lantang.
Seketika wajah murung sang putri tergantikan oleh wajah tersipunya dengan pipi yang mulai merona. Ia merasa terhina karena begitu lemah di hadapan sang pangeran.
Pangeran Hezward merasa sedikit lega karena pukulan kecil yang dilayangkan sang putri ke arah dadanya. Ia tersenyum dan mulai menghapus jejak air mata di pipi kiri sang putri.
Putri Yurianne mengutuk dirinya sendiri karena semudah itu diluluhkan oleh perkataan dan perlakuan sang pangeran. Namun, ia telah mencari kebohongan sekecil apapun di binar mata sang pangeran, sayangnya ia tidak menemukan apanyang ia cari.
To be continued.
KAMU SEDANG MEMBACA
Greatest Love of The Dynasty
Fantasy[On Going] Mengagumkan. Satu kata yang begitu tepat untuk menggambarkan Dallesiane. Kerajaan megah dan termashyur yang dikelilingi oleh kekayaan alam yang melimpah, gunung, bukit, lautan segalanya dimiliki Dallesiane termasuk sistem pemerintahannya...