Bagian 7

16 3 0
                                    

Pangeran Hezward mengingat jika waktu penugasannya di Walsew hanya meninggalkan waktu satu minggu. Hubungannya dengan putri Yurianne yang semakin dekat tentu saja memberatkannya untuk kembali pulang ke Dallesiane tanpa membawa sang putri. Namun, apa boleh buat? Ia tidak memili kewenangan untuk berada lebih lama di Walsew apalagi untuk membawa sang putri untuk ikut bersamanya.

Keheningan malam menyelimuti kerajaan Walsew. Hawa dingin yang terasa lebih menusuk dari biasanya menyebabkan pangeran Hezward dan pangeran Arthur terjaga dari tidur mereka. Keduanya tengah berada di balkon utama kerajaan dan melihat keadaan sekitar.

"Seperti ada sesuatu yang akan terjadi, Hezward." ucap pangeran Arthur yang disetujui oleh pangeran Hezward dengan anggukan kepala.

Pangeran Hezward menajamkan penglihatannya ke arah gerbang terluar istana yang sebenarnya jauh dari tempat mereka berdiri saat ini. Namun, ketajaman penglihatan pangeran Hezward tidak dapat diragukan lagi saat ia melihat beberapa bayangan hitam tengah bergerak dari luar istana dan seperti sedang bersiap untuk menyerang para pasukan penjaga.

"INTRUS!" teriak pangeran Hezward dengan sangat lantang.

Tentu setiap yang ada di sana mengetahui maksud dari kata-kata tersebut. Pangeran Hezward dan Pangeran Arthur bergegas mengambil pedang mereka dan berlari secepat kilat menuju gerbang utama kerajaan. Para pasukan mengikuti keduanya dengan langkah tergesa namun pasti.

Pasukan yang bertugas menjaga keadaan di dalam istana seketika merapatkan barisan. Terutama untuk menjaga raja, ratu, dan sang putri. Setiap orang yang ada di istana satu persatu terjaga dari tidurnya setelah mendengar kebisingan di luar. Putri Yurianne terbangun dengan perasaan panik dan terkejut, ia berusaha mencari tahu apa yang terjadi di luar melalui balkon kamarnya.

Di kejauhan, ia melihat pasukannya, pangeran Arthur, dan pangeran Hezward tengah bertarung dengan para pasukan entah berantah yang berpakaian serba hitam. Putri Yurianne tidak tahu harus berbuat apa. Kepanikannya membuatnya tidak menyadari jika salah satu penyusup sedang memanjat menuju balkon kamarnya. Beruntungnya pangeran Hezward yang secara tidak sengaja tengah mengarahkan pandangannya ke arah balkon kamar dang putri segera menyadari hal tersebut.

Putri Yurianne sontak berteriak saat seseorang dengan pakaian serba hitam itu berhasil naik ke balkon kamarnya dan berusaha untuk mencapai dirinya. Jangan salah, putri Yurianne memang tidak mahir dalam dunia pedang, namun ia tetap memiliki dasar ilmu bela diri, sehingga ia berusaha untuk memberikan tendangan dan pukulan ke arah penyusup tersebut.

Sayangnya, penyusup tersebut berhasil membuat tubuh sang putri menjadi terpojok di sudut balkon yang membuatnya tidak mampu bergerak secara leluasa. Para pasukan bergegas secepat mungkin untuk menghampiri sang putri. Seperti dugaan, pangeran Hezward yang paling dulu sampai dan langsung memberikan tendangan dan pukulan terkerasnya ke tubuh penyusup tersebut yang membuatnya langsung tersungkur.

Pangeran Hezward menginjak punggung penyusup tersebut dan berteriak dengan lantang, "katakan apa maksudmu kaparat!"

Putri Yurianne sempat terkejut mendengar teriakan sang pangeran. Terutama saat ia melihat leher penyusup tersebut seperti tengah dipatahkan tanpa ampun oleh sang pangeran. Walaupun sebenarnya ia tidak perlu terkejut dengan sisi lain seorang pangeran mahkota yang berasal dari negeri yang terkenal dengan ketangguhan militernya.

"Cepat atau lambat, kami akan membawanya pergi." ucap penyusup tersebut sambil menunjuk putri Yurianne. Setelahnya penyusup tersebut kehilangan kesadarannya.

Greatest Love of The DynastyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang