Setelah kejadian malam itu, pangeran Hezward berusaha lebih keras untuk menjaga perasaan sang putri. Ia menyadari jika memahami dan menjaga hati seorang perempuan lebih sulit dari membidik rusa. Sayangnya, sang ayah belum memberikannya bekal yang cukup tentang bagaimana memahami hati perempuan.
Pangeran Hezward telah terjaga sejak satu jam yang lalu. Ia tengah menikmati matahari terbit Walsew dari taman kerajaan. Sebenarnya ia sangat merindukan busur panahnya yang mengenai bidikannya dengan sempurna. Namun, ia tidak memiliki waktu senggang untuk berburu semenjak ia tiba di Walsew.
"Pangeran"
Pangeran Hezward menoleh dan memberi salam hormat kepada raja Arthur III yang saat ini tengah berdiri di sampingnya. Pangeran Hezward sedikit gugup akibat kehadiran sang raja yang begitu tiba-tiba. Sejujurnya ia belum pernah berbicara secara empat mata dengan sang raja semenjak ia tiba di Walsew.
"Saya, Yang Mulia."
"Mungkin ayahmu telah memberitahumu mengenai semuanya." Ucap sang raja.
Pangeran Hezward berpikir sejenak. Kemudian ia menyadari ke arah mana pembicaraan sang raja. Telah dipastikan jika yang dimaksud oleh raja Arthur III adalah hubungannya dengan putri Yurianne.
"Sudah, Yang Mulia." Jawab pangeran Hezward.
"Pernikahanmu dengan putriku semata-mata merupakan hubungan diplomatis antara Walsew dan Dallesiane. Tetapi, kau tetap harus memperlakukan putriku dengan baik, Hezward." Ucap sang raja dengan intonasi yang begitu tegas.
"Tentu Yang Mulia, saya berjanji akan menjaga putri Yurianne dengan sangat baik." Jawab pangeran Hezward tidak kalah tegas.
Pangeran Hezward begitu yakin dengan ucapannya. Ia telah mempersembahkan seluruh jiwa raganya tepat di hari di mana ia menatap mata indah sang putri. Seorang pangeran Dallesiane tidak akan pernah melanggar janjinya.
"Pernikahan kalian harus dilaksanakan sebelum kau naik takhta menjadi raja." Ucap raja Arthur III.
"Kapanpun itu, saya siap Yang Mulia." Jawab pangeran Hezward.
Putri Yurianne melihat sang ayah dengan pangeran Hezward yang sepertinya tengah membicarakan hal serius. Ia menghampiri mereka berdua dan memberi salam kepada keduanya. Sontak hal tersebut menghentikan pembicaraan di antara keduanya.
"Ayah dan pangeran sedang membicarakan apa?" Tanya sang putri.
"Hubungan diplomatis." Jawab sang raja dan berlalu pergi.
Putri Yurianne mengerutkan dahinya dan menghela nafas panjang. Ia telah mengetahui jika bertanya kepada ayahnya merupakan sesuatu yang sia-sia karena ia tidak akan mendapatkan jawaban darj pertanyaannya.
"Anne." Ucap sang pangeran sembari menatap wajah kebingungan sang putri.
"Ada apa, pangeran?" Tanya sang putri.
Pangeran Hezward menggeleng dan menyelipkan surai sang putri ke daun telinganya. Ia menatap wajah sang putri dengan begitu dalam dan bayangan mengenai masa depannya telah tersusun rapi.
"Aku ingin berburu." Ucap sang pangeran asal.
"Berburu? Aku tidak suka menyakiti hewan yang tidak bersalah." Jawab sang putri.
"Ah begitu, maafkan aku."
"Tidak apa, jika kau ingin berburu, kau bisa mengajak Arthur." Usul sang putri.
"Tidak, aku tidak ingin menyakiti hewan." Ucap sang pangeran.
"Mengapa begitu?"
"Karena kau tidak menyukainya." Jawab pangeran Hezward dengan senyumannya yang terlalu mempesona sepagi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Greatest Love of The Dynasty
Fantasy[On Going] Mengagumkan. Satu kata yang begitu tepat untuk menggambarkan Dallesiane. Kerajaan megah dan termashyur yang dikelilingi oleh kekayaan alam yang melimpah, gunung, bukit, lautan segalanya dimiliki Dallesiane termasuk sistem pemerintahannya...