Bagian 2

23 4 0
                                    

Lautan biru Carbea yang begitu luas memanjakan setiap mata yang memandangnya. Pangeran Hezward berdiri di samping pagar pembatas kapalnya sembari menikmati keindahan laut Carbea yang sudah lama tidak ia rasakan. Perdana Menteri Charles menghampirinya dan memperhatikan wajah rupawan pangeran Hezward yang lebih berseri dari biasanya.

"Pangeran terlihat begitu bersemangat." Ucap Perdana Menteri Charles.

Pangeran Hezward tersenyum kecil, "Yang Mulia Raja pun berkata demikian."

"Walsew adalah tempat berlibur bagi siapapun yang berasal dari Dallesiane. Entah mengapa Walsew dan Dallesiane seperti saling melengkapi." Ucap sang Perdana Menteri.

"Benar, bahkan Yang Mulia Ratu pun berasal dari Walsew, dengan kata lain aku memiliki darah Walsew. Namun, ironisnya aku belum pernah menginjakkan kakiku di tanah Walsew." Ucap sang pangeran.

"Usia mu yang ke dua puluh merupakan waktu yang tepat untuk menjelajahi Walsew, pangeran."

"Ya, ku harap begitu."

Keesokan paginya, kapal milik Dallesiane yang membawa sang pangeran mahkota, perdana Menteri, dan dua pasukan Batalyon sampai di pelabuhan Leodona, Walsew. Rombongan tersebut kemudian disambut oleh pasukan kerajaan Walsew beserta pangeran Arthur yang telah menyiapkan beberapa kuda untuk ditunggangi oleh rombongan Dallesiane atas perintah pangeran Arthur.

"Hai teman! Ayo berkuda seperti janjiku dua tahun lalu." Ajak pangeran Arthur kepada pangeran Hezward dari atas kuda putih miliknya.

"Tentu saja. Kau tidak pernah ingkar janji, Arthur." Pangeran Hezward menaiki kuda putih yang telah disediakan dan berjalan bersama pangeran Arthur.

"Sepertinya kau memang begitu mempesona Hezward. Lihat! Setiap memata melihat ke arahmu dengan tatapan ingin menelanjangi." Ucap pangeran Arthur.

"Benar. Hanya kau yang baru menyadari betapa mempesonanya diriku." Jawab pangeran Hezward.

Tidak butuh waktu lama bagi mereka untuk sampai di Istana Walsew. pangeran Hezward tak henti-hentinya mengagumi keindahan pagi hari Walsew yang bahkan jauh lebih indah dari apa yang ia bayangkan. Sungguh, pangeran Arthur tidak pernah membual mengenai keindahan matahari terbit Walsew.

Rombongan Dallesiane beserta pasukan Walsew memasuki areal Istana dengan sambutan dari para pasukan Walsew. Pangeran Hezward turun dari kudanya dan memberikan salam hormat kepada raja Arthur III dan juga ratu Dalenna yang telah menunggunya. Raja dan ratu memberikan senyuman sambutan bagi sang pangeran dan rombongannya.

Mata pangeran Hezward kemudian bertemu dengan mata indah putri Yurianne yang sepertinya sedikit mengantuk. Jantung keduanya terpompa dengan lebih cepat, terutama pangeran Hezward yang lebih tahu akan takdirnya. Pangeran Hezward memberikan salam hormat kepada putri Yurianne yang juga dibalas oleh salam hormat dari putri Yurianne.

Putri Yurianne memperhatikan pangeran Hezward dengan seksama. Pria bertubuh tegap itu memiliki kulit putih kemerahan, surai lurus berwarna hitam legam yang sedikit panjang, mata kecil dengan sorot yang tajam, alis yang rapi dan tebal, hidung yang terpahat sempurna, bibir penuh yang berwarna merah muda, dan keindahan-keindahan lain yang sulit untuk dijelaskan.

Pangeran Arthur yang telah turun dari kudanya dan berdiri di samping putri Yurianne menyenggol lengan adik perempuannya itu. "Ini adalah hari pertamanya di Walsew, kau bisa menakutinya dengan tatapan seperti itu, Anne." Bisik pangeran Arthur yang kemudian menyadarkan sang putri.

Putri Yurianne mengalihkan pandangannya. Kali ini ia berterimakasih dengan pangeran Arthur atas tegurannya. Kini giliran pangeran Hezward yang memperhatikan putri Yurianne. Ia terlihat begitu cantik dan menawan dengan gaun biru muda berbahan satin yang begitu indah, rambut cokelatnya yang digerai, wajahnya yang kecil, matanya yang bulat dihiasi bulu mata lentik, alisnya yang rapi, hidungnya yang kecil dan ramping, bibirnya yang berwarna seperti buah cherry. Sungguh, putri Yurianne terlalu cantik dan mempesona sepagi ini.

Greatest Love of The DynastyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang