Bagian 9

39 1 0
                                    

Putri Yurianne disambut dengan sangat baik di Istana Dallesiane. Setelah sampai, ia langsung mendapatkan pelukan hangat dari ratu Arvianne yang telah menantinya sejak lama. Setelahnya, ia dipersilahkan untuk beristirahat di kamarnya yang berada di lantai dua kerajaan. Kamarnya begitu luas dan nyaman.

Kini putri Yurianne tengah menatap langit-langit kamarnya dan mencoba untuk memejamkan matanya. Namun, tidak dapat dipungkiri jika perasaannya masih kacau karena ia masih sangat tidak rela untuk meninggalkan Walsew.

Suara ketukan pintu membangunkan sang putri dari posisi tidurnya dan ia mempersilahkan si pengetuk pintu untuk masuk. Ternyata itu adalah pangeran Hezward yang saat ini tengah mengembangkan senyumnya ke arah sang putri. Ia kemudian mendekat ke arah sang putri.

"Ah maaf aku mengganggu istirahatmu, Anne." Sesal pangeran Hezward.

"Tidak masalah pangeran, aku belum bisa beristirahat." Jawabnya.

Pangeran Hezward mengangguk paham. Ia sangat mengerti jika perasaan putri Yurianne saat ini sedang tidak baik. Maka dari itu ia berinisiatif untuk mendatangi sang putri untuk sekedar menghiburnya dan membantunya untuk beradaptasi di Dallesiane.

"Kau masih lelah?" Tanya sang pangeran.

"Tidak." Jawab sang putri.

"Bagaimana jika ke pantai? Kau ingin melihat matahari terbenam bukan?" Ajak pangeran Hezward.

Mata sang putri seketika berbinar dan dengan cepat menganggukkan kepalanya sebagai pertanda jika ia menerima ajakan sang pangeran. Sungguh, putri Yurianne sangat mengidam-idamkan matahari terbenam Dallesiane.

---

Setelah berpamitan dengan raja dan ratu, pangeran Hezward dan putri Yurianne pun bergegas menuju pantai Verola yang letaknya tidak jauh dari kerajaan Dallesiane. Mereka ditemani oleh beberapa pengawal. Meskipun keduanya sempat menolak, tetapi raja dan ratu tetap meminta pengawal untuk menemani perjalanan mereka berdua.

Putri Yurianne tak henti-hentinya berdecak kagum saat melihat keindahan dari matahari terbenam di pantai Verola. Seketika ia melupakan semua kekhawatirannya sejenak. Sungguh, apa yang ia lihat saat ini jauh lebih indah dari apa yang ia bayangkan.

Pangeran Hezward mengulum senyumnya saat melihat wajah berbinar sang putri. Ia mengajak sang putri untuk duduk di bibir pantai dan meminta para pengawal untuk menunggu di wilayah luar pantai. Ia tidak ingin waktu berkualitasnya dengan putri Yurianne disaksikan oleh orang lain.

"Kau menyukainya, Anne?" Tanya pangeran Hezward.

"Tentu, semuanya lebih indah dari apa yang aku bayangkan." Jawab sang putri dengan senyum menawannya.

Pangeran Hezward mengangguk dan membawa sang putri ke dalam pelukannya. Ia mengelus surai cokelat milik sang putri dan mengecupnya sesekali. Mereka berdua terlalu larut dan nyaman di dalam keheningan dan kekaguman. Putri Yurianne mengagumi matahari terbenam, dan pangeran Hezward mengagumi sang putri.

"Aku rela membawamu ke tempat ini setiap hari jika itu akan membuatmu tersenyum seperti ini lagi." Ucap pangeran Hezward.

Putri Yurianne menghela nafasnya dengan dalam. Ia bukan tidak bahagia dengan takdirnya, namun semuanya terlalu tiba-tiba dan tanpa persiapan. Ia sangat menyukai waktu-waktu yang ia habiskan bersama pangeran Hezward. Namun, ia merindulan waktu-waktu yang ia habiskan bersama keluarganya.

"Aku hanya perlu terbiasa, pangeran." Jawab sang putri.

Pangeran Hezward menangguk tanda paham. Ia melihat matahari yang sedikit lagi akan terbenam sepenuhnya dan langit akan menggelap. Lantas, ia segera mengajak sang putri untuk bergegas kembali ke Istana sebelum hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.

---

Beberapa menit setelah mereka sampai di Istana, hujan deras menyelimuti malam Dallesiane yang menjadi jauh lebih dingin dari biasanya. Putri Yurianne tengah menggenggam secangkir cokelat hangat dari biji cokelat terbaik Dallesiane. Ia bersandar pada kepala ranjang dengan selimut hangat yang menutupi sebagian tubuhnya.

Putri Yurianne merasa lebih tenang saat ini. Meskipun perasaan mengganjal masih menyelimuti hatinya, namun malam yang dingin dengan suara hujan deras, dan juga secangkir cokelat hangat dapat membuatnya merasa lebih baik dari sebelumnya.

Ketukan pintu kembali menyadarkan putri Yurianne dari lamunannya. Setelah ia mempersilahkan si pengetuk pintu untuk masuk, ia melihat pangeran Hezward dengan pakaian tebal, hidungnya yang kemerahan, dan surai hitamnya yang sedikit berantakan.

Putri Yurianne menatapnya dengan tatapan bingung dan khawatir. Ia kemudian bergegas untuk bangun dan menghampiri pangeran Hezward yang tampak sedang tidak baik-baik saja.

"Pangeran?"

"Maaf, aku hanya ingin memastikan kau baik-baik saja karena hujannya sangat deras dan dingin. Aku akan segera kembali ke kamarku. Selamat malam Anne." Ucap sang pangeran dengan suara yang parau.

"Tidak, ah maksudku kau sedang sakit. Mengapa masih memikirkan keadaanku? Aku baik-baik saja." Ucap sang putri sembari menempelkan punggung tangannya di kening sang pangeran.

Pangeran Hezward tidak mampu lagi untuk menahan rasa pusingnya. Ia menyenderkan kepalanya di bahu sang putri. Ia memejamkan matanya dan mencari kehangatan dan kenyamanan di sana.

"Kau harus beristirahat, pangeran."

Putri Yurianne menuntun pangeran Hezward untuk mendekati ranjangnya dan membantu sang pangeran untuk tidur. Kemudian ia segera bergegas untuk memanggil pelayan guna memberinya beberapa hal yang ia butuhkan. Pangeran Hezward ingin menahannya namun sang pangeran tidak memiliki tenaga untuk itu.

Beberapa saat kemudian, putri Yurianne kembali dengan beberapa barang yang ia butuhkan. Kemudian, ia mengoleskan minyak di kening pangeran Hezward dan menempelkan kain basah. Ia menarik selimut tebalnya hingga mencapai dada sang pangeran.

Sebenarnya, mereka berdua belum memiliki kewajiban untuk tidur di dalam satu ruangan yang sama mengingat mereka berdua belum melangsungkan pernikahan. Namun, tidak ada peraturan tertulis jika mereka berdua tidak boleh untuk tidur di dalam satu ruangan karena mereka telah diikat secara tidak langsung melalui perjodohan yang sebelumnya tidak mereka ketahui.

Putri Yurianne tidak memperdulikan hal-hal tersebut untuk saat ini. Ia mengelus surai hitam legam sang pangeran yang sedikit panjang. Ia melihat pangeran Hezward yang mulai memejamkan matanya dan mungkin saat ini ia telah memasuki alam mimpi.

Putri Yurianne ingin bergegas untuk tidur di kursi empuk yang berada di sudut ruangan dan sekiranya cukup untuk dirinha sendiri. Namun, ia lupa jika sedari tadi pangeran Hezward menggenggam tangannya dengan erat dan iya yakin pangeran Hezward akan terbangun jika ia melepaskan genggaman tangannya.

Putri Yurianne dengan "terpaksa" ikut menidurkan tubuhnya di samping pangeran Hezward dan memperhatikan wajah pangeran Hezward yang tengah tertidur. Ia tersenyum tipis dan mulai turut memejamlan matanya karena rasa kantuk mulai memghampirinya.

---

Saat tengah malam, pangeran Hezward terbangun dari tidurnya. Ia melihat sekeliling dan mendapati wajah damai sang putri di sampingnya. Pangeran Hezward mengulum senyumnya dan memeluk tubuh sang putri dan mengubah posisi selimut yang tadinya hanya untuk dirinya menjadi untuk mereka berdua.

Pangeran Hezward melihat ke arah jendela luar dan menebak jika badai sedang berlangsung di luar sana. Kemudian ia berdoa untuk keselamatan setiap makhluk yang ada di luar sana dan berharap jika tidak ada kemalangan yang menimpa mereka semua. Tidak lupa ia bersyukur dengan kenyamanan dan kehangatan yang ia rasakan saat ini.

Ia menatap wajah damai sang putri dan mengecup keningnya singkat. Ia mengelus surai cokelat sang putri dan mulai memejamkan matanya kembali. Sungguh, ia tidak lagi merasakan pusing, sakit, dan lemas pada tubuhnya. Ia telah menemukan obat terampuhnya sekaligus kelemahan terbesarnya yaitu putri Yurianne.

To be Continued.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Greatest Love of The DynastyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang