𝐇𝐀𝐏𝐏𝐘 𝐑𝐄𝐀𝐃𝐈𝐍𝐆!
"Baarakallah fii umrik mbak ukhty."
Aku kaget bukan main.
Seorang temanku membawa sebuah tart ulang tahun, dua yang lain membawa buket bunga selain itu semua membawa balon satu persatu.
"Selamat ulang tahun Ainun."
"Happy birthday yaa."
"Semoga makin pinterrr."
"Semoga makin cantik juga."
Ucap mereka bersamaan sehingga hanya sebagian itu yang kudengar.
"Aamiinn.. yaa Raabb aamiinn.. tapi tunggu." Aku menjeda kalimatku sejenak, kemudian berdehem.
"Khm, jadi trimakasih banyak yaa teman-teman kalian baik banget, aku nggak tau gimana harus bales kebaikan kalian ini, aku bangga punya kalian," lanjutku.
Mereka menyunggingkan senyuman, tulus sekali, sebelum akhirnya..
"Tapi maaf.. banget yaa, ultahku nggak sekarang," sahutku.
Senyuman yang tadinya merekah sesaat berubah menjadi wajah datar.
"LAILAAA!!"
Pekik mereka serentak, aku tertawa sembari menutup kedua telinga.
Mereka berlarian mengejar Laila, sedangkan aku tidak bisa berhenti tertawa melihatnya.
"Ihh Ainun, setahuku kamu sekarang deh ultahnyaa," ucap Laila merengek setelah tertangkap dan digelitik oleh teman-teman.
"makanya tanya dulu ke orangnya, gara-gara Lo kasih info nggak akurat kayak gini kan kita semua yang malu!" hardik Kiya.
Aku tau sebenarnya lebih baik aku diam saja agar tidak merusak suasana, tapi kalau aku melakukan itu semua tidak akan jadi seseru ini.
"Hhh, udah-udah temen-temen, sini aku terima, toh ultahku besok jadi kalian yang pertama ngucapin hehe,"
ucapku."Wahh, beneran mbak ukhty. Yaudah nihh semoga panjang umur," tukas Nisa.
Mbak ukhty adalah sebutanku saat pertama kali masuk sekolah disana, sebelum aku memperkenalkan nama. Katanya sih karena hanya aku dari seantero SMA yang pakai handsock, Parahnya lagi guru pun ada yang panggil ustadzah.
Dan panggilan itu sampai sekarang terkadang masih berlaku, padahal kita sudah saling mengenal satu tahun.
Kami segera duduk melingkar kemudian kuraih pisau dan membagi tart berwarna biru navy dengan toping butter cream bintang-bintang dan bulan di atasnya.
Aku tersenyum.
"Hhh, tau aja kalian apa yang aku suka.""Tau dongg," jawab mereka serempak membuatku kaget untuk kesekian kalinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
127 Days In Pesantren By Fatimah [On Going]
Fiksi RemajaJangan dibaca, nanti nyesel!