BAB 1

7.1K 57 4
                                    

braaak..

Bunyi pintu dibuka paksa oleh pria lain dari luar sana membuat Ken yang sedang meminum kopi rasa cappucino hampir saja melemparkan gelas kopinya.
salah siapa?
tentu saja si penerobos tidak tahu waktu itu.

"sudah aku bilang padamu Ken tandatangani suratnya"

"dan sudah kukatakan juga. beri aku waktu"

"jagan menyiksaku! sial.."

Ken memutar bola mata malas, benar- benar ia merasa malas.
lihat si penjahat berlaga menjadi korban?
Dengan terpaksa Ken menyimpan gelas kopinya dan melirik surat cerai diatas meja di samping gelas kopinya itu.

"menyiksa mu dalam hal apa, Hugo?"

melirik Hugo dengan tajam lalu berdiri berjalan dan mendeka pada suaminya itu.. oh salah, apa nanti akan berganti menjadi mantan suami.

"didepan mataku sendiri kamu lebih memilih wanita itu, kamu bilang apa? wanita sudah pasti memberimu keturunan? hah...

Ken terkekeh dengan getir menahan tangisnya.
sial dia tidak ingin menangis dan terlihat lemah di depan pria sialan ini.

"alasan bodoh dan pemikiran tolol apa itu huh?"

meletakan jari telunjuknya dengan tekanan kuat agar suaminya itu tahu bahwa dia sakit dibagian dadanya.
mendongak menatap mata suaminya yang dulu sangat amat hangat setiap menatapnya,kali ini? cih... terlalu dingin.

"SUDAH AKU BILANG PADAMU JANGAN PERNAH MEMINTAKU MENIKAH DENGAN MU JIKA KETURUNAN YANG KAU HARAPKAN"

berteriak sekeras mungkin, tidak bisa ia tidak dapat menahan air matanya lagi. jatuh sudah di hadapan Hugo dia menderita. menjijikan.

"untuk apa 10 tahun kita bersama dan perceraian yang kau mau pada akhirnya, memang kamu pikir siapa yang sulit disini? jawab aku Brengsek"

berjalan dengan cepat dan menandatangani surat perceraian itu dengan segera.lalu dilemparnya tepat pada wajah suaminya, ah tidak. mantan suaminya sekarang!

"pergi!!"

Hugo terkejut namun dengan segera ia mengambil surat cerai yang tergeletak di bawah kakinya itu.

"Ken kamu tahu alasanku bu.."

"PERGI!!! dan ingat jangan pernah memperlihatkan wajahmu dihadapanku lagi.jika tidak, aku bersumpah akan membunuh mu dengan tanganku sendiri"

_____________

hah.....

"teringat masa lalu ya"

Ken melirik monic yang datang membawa gulungan vita berwarna pink muda menghampiri Ken yang sedang duduk merangkai bunga pesanan pembeli.

"ayolah teman, itu sudah 2 tahun terlewati. masih tidak bisa lupa ya?"

monic menatap Ken dengan iba.
tentu saja monic tau bagaimana ceritanya tentang si berengsek itu menyakiti temannya.

"sama sekali aku tidak mengingat hal itu"

"itu memang harus kamu lakukan Ken, kamu tau gak, yang beli bunga ditoko ini tuh banyak lho yang nanyain nomer ponsel mu"

"tidak ada tuh"

ken melirik monic dengan mengangkat bahunya acuh tak acuh.

"berlaga ya kamu huh,, iya deh yang gak mau buka hati buat siapapun, cuek aja terus sampai datang yang bikin kamu pusing karna cintanya ke kamu"

monic memang suka sekali menggoda Ken sampai keduanya tertawa geli dengan apa yang mereka ucapkan.

trrlinggg..

OBSESI GILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang