5. ARANA [DENDAM YANG TERBALASKAN]

3 1 1
                                    

Happy reading

Jangan lupa tinggalkan jejak yah

*****

Di perpustakaan kota, banyak sekali orang yang datang berkunjung. Tapi yang membuat Arana bingung! Kenapa hanya di bagian dia dan Bagas yang kosong?

Karna malas pusing Arana hanya menunggu Bagas memberikan hukuman untuknya. Arana berdoa agar Bagas tidak memberikan hukuman yang aneh-aneh.

"Don't be afraid baby, I'm not asking for shit," ucap Bagas sambil melanjutkan membaca bukunya.

Arana sangat lega mendengar ucapan Bagas barusan. "Fuh untung gak minta macem-macem," batin Arana sambil melihat buku-buku yang di baca Bagas.

Arana yang melihat Bagas membaca buku dengan asik, akhirnya Arana memutuskan juga untuk membaca buku, tapi bukan buku pelajaran melainkan novel bergendre horor yang dia baca.

Saat serius membaca cerita yang menegangkan, tiba-tiba saja handphone Arana berbunyi menandakan panggilan masuk, yang membuat Arana berteriak dengan kencang.

"Aaaaa..."teriak Arana dengan kencang. untung saja di tempat mereka sepi kalau tidak, Arana pasti sudah di gebukin masal sama orang-orang di sana.

Bagas yang asik membaca buku pun, sampai terlonjak kaget mendengar teriakan Arana yang begitu kencang.

"Kenapa kamu teriak?" Tanya Bagas menatap tajam Arana. "Untung di sini gak ada orang, kalau ada kamu udah di gebukin dari tadi."

Arana hanya menyengir, dia sangat malu sekarang. "Hehehe tadi asik baca novel horor, eh tiba-tiba handphone aku berdering makanya aku teriak."

Bagas hanya menatap tajam Arana, tapi yang di tatap hanya menyengir tanpa dosa.

"Hehehe, sorry," ucap Arana sambil memberikan tanda piece.

"Jangan ulangi," ucap Bagas dingin.

*****

Selesai dari perpustakaan kota, hari ini Bagas mengajak Arana ke apartemen miliknya. Bagas berencana akan pergi ke pesta pernikahan temannya. Sesampainya di apartemen milik bagas, Arana langsung saja di persilahkan masuk oleh Bagas.

"Lo tunggu di sini," ucap Bagas dan berlalu dari hadapan Arana.

Arana yang penasaran dengan apartemen milik Bagas, memilih untuk melihat sekitar. Apartemen yang di dominasi dengan hitam dan abu itu mampu membuat Arana merinding.

"Anjir ini apartemen serasa rumah hantu. Gak ada kehidupan sama sekali. Pasti di sini banyak hantunya," ucap Arana merinding memikirkan perkataannya tadi.

Saat asik melihat-lihat apartemen milik Bagas, Arana tiba-tiba di kejutkan dengan kehadiran bagas di belakangnya.

"Ngapain kamu," ucap Bagas tepat di telinga Arana.

Arana yang mendengar suara Bagas, langsung terlonjak kaget.

"G-gak ngapa-ngapain k-kok!" ucap Arana terbata-bata.

"Kok gugup?" Tanya Bagas menatap manik mata Arana. Mata coklat yg begitu indah membuat Bagas tidak bisa melepaskan tatapannya.

"S-siapa ju-juga yang gugup?" Ucap Arana sambil mengalihkan pandanganya ke tempat lain. Dia takut untuk menatap wajah Bagas.

"Yakin?"

"Iya lah."

Karna malas berdebat, Bagas langsung saja memberikan Tote bag yang berisi gaun di dalamnya.

ARANA [DENDAM YANG TERBALASKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang