3. ARANA [DENDAM YANG TERBALASKAN]

15 6 1
                                    

Happy reading gays
Jangan lupa tinggalkan jejak ya

Jangan lupa juga tandai typo

*******

Sesampainya di sekolah, Arana langsung saja turun dari mobil Bagas. Arana saat ini ingin menghindar dari Bagas. Bukan karna malu, tapi takut Bagas berbuat macam-macam.

Arana berlari menuju kelasnya, sesekali dia menengok ke belakang untuk melihat Bagas. Bagas hanya menatap Arana dengan wajah datarnya saja.

"Arana you already made me fall in love, I will never let you go," Bagas tersenyum simpul melihat kelakuan Arana. Bagas yang tidak lagi melihat Arana, langsung saja pergi dari parkiran untuk masuk ke kelasnya.

Arana tiba tepat waktu ke kelasnya sebelum guru masuk. Teman-temannya yang melihat Arana ngos-ngosan langsung mengerumuninya sambil bertanya.

"Lo dari mana aja ege," ucap Tia.

"He, Lo gak lihat apa anak orang ngos-ngosan, ambilin minum kek bukan malah bertanya," Kirana yang emosi langsung saja memukul temannya yg dongkol itu.

"Ye, santai dong," karna tidak terima di pukul Tia memukul balik Kirana.

Karna melihat perdebatan dua temannya yang tidak penting, Zian langsung menatap tajam mereka. Tia dan Kirana langsung kicep di tatap oleh Zian. Mereka sangat takut kalau Zian marah.

Zian yang melihat Arana masih ngos-ngosan, langsung saja memberikan dia minum miliknya.

"Nih, minum," Zian menyodorkan minumannya yang lagi setengah.

Karna memang merasa haus dan tenggorokannya kering, Arana langsung saja menyambar minuman Zian. "Makasih ya Zian, gue cape banget berlarian dari parkiran sampai ke sini."

"Emang Lo dari mana sih? Kok bisa lari dari parkiran?" tanya Tia yang memang jiwa keponya paling kuat di sana.

"Panjang ceritanya, nanti gue ceritain," ucap Arana.

"Awas Lo bohong ya!! Gue pegang ni janji Lo," ucap Tia menatap Arana dengan serius.

"Iya," Arana janji, sambil menautkan kelingkingnya kepada teman-temannya.

Di lain sisi Bagas sedang berjalan ke kelasnya sambil tersenyum-senyum sendiri. Siapa pun yang melihat senyum Bagas pasti merinding.

Sesampainya di kelas, tenyata guru sosiologi sudah masuk dari tadi. Bagas yang ingin masuk, jadi mengurungkan niatnya. Bagas tau guru sosiologi itu termasuk guru killer. Karna tidak mau di hukum, Bagas memutuskan untuk pergi dari sana dan menuju perpustakaan yang tidak terlalu jauh dari kelasnya.

Di perpustakaan Bagas mencari buku sosiologi untuk dia pelajari biar tidak kelewatan pelajaran. Bagas termasuk orang pintar. Dia juga sering ikut olimpiade. Di SMP-nya dulu dia selalu mendapat rengking paralel. Tapi kenapa Bagas masuk IPS 1? Yah dia masuk ke IPS karna ada alasannya. Dia hanya ingin menyembunyikan identitasnya saja. Biar orang tidak tau kalau dia pintar. Bagas juga termasuk orang kaya nomor 1 di dunia.

Saat asik membaca buku, Bagas tidak sengaja mendengar suara perempuan yang sedang menangis. Karna penasaran Bagas akhirnya menghampirinya.

"Siapa Lo?" Tanya Bagas menatap bingung sama cewe yang menangis itu.

Cewe yang mendengar suara cowo, langsung saja mengangkat kepalanya dan menatap Bagas. Bagas yang melihat itu merasa lucu, hidung merah, mata sembab, rambut acak-acakan terkesan lucu menurut Bagas.

Karna tidak mendapat respon, Bagas akhirnya bertanya lagi. "Kenapa Lo nangis di sini?"

Cewe yang di tanya itu, langsung saja pergi tanpa permisi. Bagas jadi bingung sendiri. Karna malas pusing Bagas memilih untuk melanjutkan saja membaca buku.

ARANA [DENDAM YANG TERBALASKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang