14. Akan Kembali

29 3 0
                                    

— Happy Reading🌷

•••

"Makan dulu, Ran. Jangan dilihatin aja, nanti makanannya ngambek, lho," ucap Alyana setengah bercanda pada Ranni yang kini hanya terdiam dengan mata memandangi pisang cokelat yang masih hangat di depannya.

Untuk sejenak, gadis itu tersenyum getir. Masih tersisa guratan sedih di wajahnya saat ini. Kehangatan yang sempat Alyana temui saat pertama kali bertemu Ranni, kini seakan hilang ditelan bumi.

"Kenapa kamu baik sama saya? Kita teh, kan, gak terlalu kenal." Ranni bertanya sambil mengangkat wajah menatap Alyana.

Alyana terdiam beberapa saat, sampai akhirnya tersenyum dan mencomot satu buah pisang cokelat dan memberikan itu pada Ranni. Dengan terpaksa, gadis itu menerimanya.

"Siapa bilang gak terlalu kenal? Kenal, kok. Dari pas pertama ketemu kamu malah. Cuma kita jarang interaksi aja. Soalnya ... kamu selama ini sibuk bantuin bapak kamu, kan?"

"Iya," jawab Ranni singkat. "Tapi ... kamu tau dari mana?" lanjutnya.

"Ada dong! Aku soalnya hobi kumpulin data-data orang yang mau aku tau. Keren, kan?"

Ranni terkekeh. "Kok ini teh kayak seram gitu, ya?"

Alyana ikut tertawa, lalu mengambil pisang cokelat untuk diri sendiri. Sejujurnya dia berbohong, karena notabene dia mengetahui perihal Ranni yang sibuk membantu ayahnya itu dari Salma. Namun, menurut Alyana akan lebih baik dia tutup mulut untuk membahas Salma sekarang.

Karena, Ranni pun pasti tidak ingin mendengar itu. Sejenak, Alyana menghela napas saat mengingat pertemuan tadi dengan Salma saat akan berlalu ke sini.

"Salma!" panggil Alya tanpa ragu saat matanya menangkap sosok Salma yang berada tidak jauh dari posisinya.

Terlihat, panggilan itu membuat Salma dan pria di sampingnya menoleh bersamaan dengan raut wajah yang sulit Alyana artikan. Terkejut, kah?

"Alya? Kenapa kamu teh bisa ada di sini?" tanya Salma saat Alyana berjalan mendekatinya.

Saat hanya berjarak beberapa meter, Alyana mengangguk sopan terlebih dulu pada pria yang tadi bersama Salma.

"Kebetulan banget ketemu di sini. Padahal tadi rencananya sore aku mau ke rumah kamu."

Salma mengerutkan dahi. "Mau ngapain ke rumah saya? Biasanya kamu yang undang saya ke rumah kamu kalau ada sesuatu."

"Ya, soalnya ini beda lagi."

"Maksudnya teh beda bagaimana?"

"Aku mau ajak kamu buat jenguk Ranni nanti, sekarang ada di rumah Arfi. Mau gak?" tawar Alyana ragu.

Salma tercengang sesaat, lalu dari ujung matanya melirik pada pria yang ada di sampingnya. "Al, kan saya udah bilang kalau gak mau dulu bahas dia. Kami baik-baik aja kok, cuma untuk ketemu rasanya sekarang bukan waktu yang tepat," cetus Salma setelah kembali fokus pada Alyana.

"Tapi, Sal. Buat sebentar aja. Kalau—"

"Kamu ini sebenarnya mendengar, kan? Dia teh gak mau ketemu dulu, jadi jangan dipaksakan. Kalau mau, perginya sendiri saja!" Pria di samping Salma yang tadi terdiam, menyela. Membuat Alyana menatapnya dengan tatapan tak percaya.

Di Bawah Sinar Jingga Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang