Diana, lo mau kemana?
dari arah berlawanan seseorang menghentikan langkah nya, netra Diana bertemu langsung dengan pemilik mata teduh, tak lain ialah David suaminya yang beberapa hari tepatnya satu minggu semenjak kepergiannya ke luar negeri untuk urusan bisnis cabang perusahaan di negara S.
"Kamu tidak mau peluk aku." ucap David tersenyum merentangkan kedua tangan lebar lebar. Diana pun berhambur memeluk erat tubuh lelaki paling dirindukan satu minggu ini.
David tidak memberitahu soal kepulangannya ia sengaja datang memberi surprise kecil untuknya. Dan benar sang istri terkejut raut bahagia terpancar di wajah cantiknya.
Sedangkan dari sisi lain sosok pria terdiam menyaksikan adegan yang membuat hati dan perasaan nya panas.
'Ck, aku mencarinya beberapa hari tapi malah biadap itu lebih dulu menemukannya.' batin pria itu berdecak sebal.
Sorot matanya tak lepas dari pasutri yang terlihat saling melepas rindu, bahkan tak segan untuk berciuman mesra umumnya pasangan romantis.
"Apa kabar istri cantikku." tanya David lembut sembari mengelus surai istrinya.
Diana mendongak tersenyum menatap mata teduh suaminya. "Tidak." raut wajahnya berubah seketika.
"Kita duduk disana yuk." ajak David menunjuk pada kursi dekat pantai beralaskan pasir, tau jika istrinya hanya pura pura cemberut.
"Baiklah ayo." bergelanyut manja di lengan suaminya berjalan antusias menuju kursi dekat pantai.
'Apa benar tadi itu Andre. Tapi kemana dia pergi.' batin Diana clingak clinguk mencari keberadaannya takut jika pria itu tiba tiba datang dan merusak suasana hatinya yang bahagia karna kedatangan sang suami.
Menyadari hal itu David menepuk bahu istrinya pelan. "Sayang."
Hmm
...Kamu cari siapa
...Ah, t tidak aku cuma
...Cuma apa?
..."I itu sahabatku Mita, dia lama sekali perginya, padahal tadi bilang cuma sepuluh menit, ini bahkan udah lima belas menit." ucap Diana mengalihkan pembicaraan. Secara tidak langsung ia berbohong pada suaminya.
"Oh Mita, tadi aku melihat dia bersama pria, mungkin dia suaminya. " ujar David. "Kebiasaan. Kamu bisa cepat tua kalo gini." David mengusap usap dahi istrinya yang mengkerut. Padahal ia sedang bingung memikirkan sesuatu.
"Sayang." tanpa persetujuan Diana merebahkan tubuhnya ke paha sang suami ia jadikan sebagai bantal.
"Paha kamu empuk juga, ini bahkan terasa lebih nyaman dari bantal busa." puji Diana.
"Benarkah. Istriku udah pintar gombal sekarang." mencubit gemas hidung mancung Diana.
David merasakan perubahan sikap istrinya sedikit manja berbeda dari biasanya. Dua tahun selama mereka berpacaran keduanya hanya menjalani sebagaimana mestinya sepasang kekasih.
"Aku mau minta sesuatu boleh." ucap Diana tiba tiba.
"Apapun akan ku berikan asalkan kamu bahagia." mengelus surai hitam Diana penuh kehangatan.
Beberapa menit Diana terdiam." Aku hamil."
A apa? Kamu bilang apa tadi?
David mengulangi pertanyaan nya takut pendengarannya salah.
"Ya aku sedang hamil, usia kandunganku satu bulan lima hari." timpal Diana wajahnya berubah sendu.
Melihat perubahan ekpresi perempuan paling dicintainya tangan kekar David terulur mengusap wajah cantik istrinya.
Ini adalah kabar bahagia, tapi mengapa Diana malah terlihat bersedih. Dalam pikiran nya lelaki yang menyandang sebagai suaminya, tentu janin itu adalah calon buah hati bagi sepasang pengantin.
"Kamu kenapa, hmm." ucap David seraya mengecup punggung tangan sang istri.
Ada perasaan takut dari raut wajah Diana, lelaki itu seakan bisa membaca isi hatinya.
Menggeleng kepala cepat. "TIDAK."
BERSAMBUNG
KAMU SEDANG MEMBACA
IPAR KEMATIAN (END)
RandomPernikahan adalah sebuah momen terindah yang di idamkan semua pasangan, tapi tidak untuk Diana. Di malam pertamanya kakak iparnya sendiri dengan sengaja menjebak dalam hubungan terlarang, merebut hak yang seharusnya di berikan bersama sang suami ia...