-di apartemen-
Cahaya pov" Gue kelamaan tidur jadi lupa mau ngapa-ngapa " Kata ku sambil melihat ke langit-langit kamarku.
" Jujur aja bosen banget di apart terus kek orang linglung begini " Sambil mengusap wajahku.
" Apa keluar aja ya jalan-jalan gini siapa tau ada hal yang menarik di luar " Pikirku.
" Hm oke gue akan pergi keluar gue udah putuskan ini " Bangkit dari kasur dan bersiap-siap untuk pergi jalan keluar.
Aku bersiap-siap menganti pakaian ku dan menata rambut memakai make up tipis-tipis membawa tas jinjing ala ala Korea dan kemudian turun ke bawah apart.
" Buset dah cuaca hari ini lumayan panas ya " Kata ku sambil berjalan di luar apart.
" Eh kedai kopi... mbak Kinar buka ga yah klo libur begini " Kata ku melanjutkan berjalan-jalan di daerah dekat apartemen ku.
" Libur begini sepi banget cuma ada beberapa mobil aja ya lewat di daerah ini " Melihat-lihat situasi.
" Hm ternyata kedai kopinya buka, tapi kok mbak Kinar nya ga nampak ya atau mbak Kinar nya ga ada? " Tanya ku dalam hati.
-Tiba-tiba saat aku berjalan aku tidak sengaja menabrak seseorang karena terlalu fokus dengan situasi di daerah itu-
*Bug! *
(Menambrak)Pov Kinar dan Cahaya
" A aduh lo kalau jalan hati-hati " Kata perempuan itu yang hampir saja terjatuh.
" Ma-maaf mbak saya ga sengaja " Menatap dan merasa seperti tak asing dengan wajahnya.
" Eh mbak Kinar!? " Kata ku setelah melihat jelas siapa yang aku tak sengaja tabrak itu.
" Lah Cahaya? " Kaget melihat perempuan yang menabrakku itu.
Menunduk minta maaf "maaf mbak gue terlalu sibuk dengan situasi sampai ga fokus malah nabrak lu mbak.
Tersenyum " Ahh engga papa santai aja ca " Kata ku yang merasa sudah akrab dengan Cahaya.
" Ehehe iya mbak ngomong-ngomong lu dari mana mbak? " Tanya ku kepada mbak Kinar.
" Oh ini gue tadi dari Minimarket beli bahan-bahan buat di kedai kopi gue " Jelas ku pada perempuan itu
" Ohh.... Banyak banget itu mbak, lu ga keberatan? " Tanya ku kepada mbak Kinar.
" Ahh gue mah udah biasa " Kata ku padanya dengan gaya yang terlihat strong.
" Mau di bantu ga mbak? " Tanya ku padanya.
" Engga ga papa gue bisa sendiri kok " Jawabku pada Cahaya dengan santai padahal sebenarnya tangan udah pegel.
" Sini! " Aku mengambil dan membawa kantong plastik yang berisi banyak sekali bahan-bahan untuk kedai kopi mbak Kinar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Barista yang melelehkan hatiku
General FictionAda sebuah kedai kopi baru di dekat apartement tempat ku tinggal dan di sana ada seorang barista yang bisa-bisanya melelehkan hati para pelanggan nya termasuk diriku dan karena hal itu aku jadi suka ke kedai kopi ini.