{Fünf}

359 43 0
                                    

Salam hangat dari Win untuk para Readers tercinta

Jangan lupa makan hari ini

Jangan lupa like dan komen, dan juga jangan lupa rekomendasikan cerita ini pada teman-teman kalian

'Selamat Membaca'

Malam ini Jeno dan Jaemin memutuskan untuk pergi ke rumah sakit setelah mendapat pesan dari taeyong untuk menemani Chenle karena karena orang tuanya harus pulang sebentar mengambil barang-barang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam ini Jeno dan Jaemin memutuskan untuk pergi ke rumah sakit setelah mendapat pesan dari taeyong untuk menemani Chenle karena karena orang tuanya harus pulang sebentar mengambil barang-barang.

Sebenarnya taeyong mengirim pesan di grub dan bertanya siapa yang bisa menjaga Chenle karena dirinya masih sibuk di kampus dan kebetulan Jeno dan Jaemin tidak ada acara dan memutuskan ingin menemani Chenle sampai orang tuanya kembali.

Malam sudah larut dan lorong sudah sepi akan manusia hanya sesekali saja Jeno dan Jaemin berpapasan dengan perawat yang sedang bertugas.

Ketika mencapai lantai di mana Chenle sedang di rawat, lorongnya benar-benar sepi, tidak ada perawat sedikit pun.

Lantai ini hanya untuk pasien VVIP, jadi jam visite hanya sampai jam 9 malam agar tidak menggangu waktu istirahat pasien dan keluarga pasien, jika pasien mengalami kejadian buruk, ada tombol emergency call yang langsung tersambung pada ruangan perawat dan ruangan dokter pribadi.

Jaemin mengusap belakang lehernya ketika bulu kuduknya tiba-tiba berdiri. Udara di sekitarnya juga tiba-tiba saja berubah menjadi lebih dingin.

"Jen, kok gue merinding ya," ucap Jaemin sambil menggenggam ujung baju lengan Jeno.

"Sama."

"Duh, kenapa sih hari ini banyak banget kejadian aneh."

Langkah mereka terhenti ketika telinga mereka mendengar suara troli obat dari arah belakang mereka.

"Lo denger nggak?" Bisik Jaemin sambil semakin merapatkan diri pada Jeno.

"Iya, gue juga denger."

"Jen, setahu gue di sini visitenya cuma sampe jam 9, sekarang udah hampir jam 11."

"Ayo lanjut aja jalan, jangan nengok ke belakang."

Mereka berdua melanjutkan perjalanan dengan langkah yang semakin di percepat, namun suara troli obat itu tak kunjung hilang malah seperti mengikuti langkah mereka.

Mereka lambat, suara troli obat ikut melambat dan saat mereka berjalan cepat, suara troli obat itu ikut cepat.

Ckleekkk

Mereka menutup pintu ruangan Chenle dengan rapat. Nafas keduanya memburu dan dahi yang sudah basah dengan keringat dingin.

Jeno masih memegang handle pintu, takut jika pintu itu terbuka dan menampilkan sesuatu yang buruk.

The Closet Game | NCT 127 × NCT DREAM (On Hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang