{Sieben}

552 49 12
                                    

Salam hangat dari Win untuk para Readers tercinta

Jangan lupa makan hari ini

Jangan lupa like dan komen, dan juga jangan lupa rekomendasikan cerita ini pada teman-teman kalian

'Selamat Membaca'

Taeyong berusaha menghubungi Doyoung tapi nihil, tidak satupun pesannya di balas dan tidak satu pun teleponnya di angkat.

Taeyong khawatir karena hari sudah malam tapi Doyoung masih belum memberikan tanda-tanda keberadaannya.

Sudah sedari siang Taeyong dan para penghuni kos lainnya mencari keberadaan Doyoung. Mereka menanyakan pada teman-teman kampus Doyoung, menanyakan pada tetangga bahkan menanyakan pada orang tua Doyoung di kampung, bisa saja kan Doyoung pulang buru-buru dan tidak sempat memberitahu yang lain. Namun nihil, orang tuanya pun tidak tahu keberadaan Doyoung.

Taeyong memberikan pengertian pada orang tua Doyoung kalau Doyoung pasti baik-baik saja dan sedang ada urusan penting agar orang tua Doyoung tidak terlalu khawatir di kampung.

Taeyong hendak keluar dari kamarnya untuk menemui Taeil di kamar sebelah, namun suara tertawa anak kecil membuat langkahnya terhenti. Pintu yang sudah setengah terbuka, ditutup kembali oleh Taeyong. Kepalanya dia tengokkan ke belakang.

Netranya mendapati seorang gadis kecil sedang melompat riang di kasurnya. Rambut panjang menutupi wajah sang gadis kecil sehingga Taeyong tidak bisa melihat dengan jelas wajahnya.

Aura yang di pancarkan gadis itu sama seperti aura yang dia rasakan kemarin malam. Dingin, pusing, mual. Bener-benar aura yang sangat dibenci Taeyong.

Namun mahluk itu berbeda dengan mahluk yang menampakkan dirinya kemarin malam di kamar mandi sampai membuatnya pingsan.

"Kakak, aku datang mau main hihihi."

"Jangan main di sini, gue lagi nggak mau main."

Gadis itu berhenti dari kegiatan melompat-lompat di atas kasur. Kepalanya menunduk dalam dan aura yang dipancarkan semakin pekat.

"Kenapa?"

Taeyong tidak menjawab, dia mengurungkan niatnya untuk mengusir mahluk itu. Taeyong berpikir, jika manusia tidak tahu keberadaan Doyoung mungkin dia tahu.

"Gue mau main sama lo tapi jawab dulu pertanyaan gue."

"Hihihi, ayo kakak main denganku."

"Lo tahu penghuni kamar atas yang namanya Doyoung?"

"Doyoung yaa hihihi."

Mahluk itu tidak menjawab pertanyaan Taeyong dan malah tertawa membuat Taeyong semakin dibuat merinding.

Taeyong tidak pernah se-takut ini dengan setan. Bahkan setan dengan wajah hancur sekali pun, Taeyong tidak takut, namun mahluk ini berbeda. Auranya menyakitkan bagi tubuh Taeyong dan ini sama saja sebagai alarm bahaya bagi Taeyong bahwa mahluk yang ada di atas kasurnya ini harus dihindari. Dengan kata lain, bahaya.

"Jawab, jangan ketawa lo."

"Aku tidak tahu hihihi."

"Jangan bohong, gue tahu lo bohong kan?"

Mahluk itu hanya tertawa sambil melompat-lompat di atas kasur. Taeyong sangat yakin mahluk itu tahu keberadaan Doyoung tapi sangat sulit mendapat jawaban dari mahluk seperti dia.

"Teman kakak ya?"

"Iya dia temen gue."

"Lagi tidur kak hihihi."

"Hah?"

Mahluk itu berjalan cepat dan tiba-tiba saja sudah ada dihadapan Taeyong. Nafasnya tercekat ketika mahluk itu hanya berada satu jengkal dari tempatnya berdiri.

"Teman kakak lagi tidur."

"Bohong, gue nggak nemuin dia di kamarnya."

"Aku nggak bilang dia tidur di kamarnya."

Taeyong mundur ketika gadis di hadapannya ini mulai mendongakkan kepalanya.

"Te-terus?"

"Dia ada di sini kak, dia tidur di sini. Dia tidur soalnya dia ketangkap sama penjaga hihihi."

Taeyong mengernyit bingung, "Penjaga?"

"Kakak jangan sampai ketangkap penjaga ya kak hihihihi."

"Penjaga apa maksud lo?

Mahluk itu diam beberapa detik lalu tangannya terangkat membuat tubuh Taeyong secara otomatis kembali mundur.

Tangan gadis itu menunjuk pada lemari yang ada di kamar Taeyong, "Penjaga."

Taeyong menatap lemarinya yang sedikit terbuka. Kernyitan di dahi menandakan bahwa Taeyong diliputi oleh kebingungan.

"Siapa penjaga yang lo maksud?"

"Jahat!! kuat!! seram!!"

Taeyong berjalan menuju lemari kamarnya, ingin mencari tahu penjaga apa yang dimaksud gadis kecil di kamarnya ini. Namun belum tiga langkah, tangannya di cekal oleh tangan dingin.

"Jangan!!!"

"Kenapa?"

"Nanti dia tangkap kakak."

"Dia yang nyembunyiin Doyoung?" Mahluk itu mengangguk sebagai jawaban.

Mahluk itu berpindah dengan cepat di samping Taeyong lalu mendekatkan wajahnya di telinga Taeyong hingga membuat tubuh pemuda itu menegang lalu mahluk itu membisikkan kata......













"Hati-hati, jangan percaya siapa pun." Setelahnya Taeyong kembali pingsan.

















































_BERSAMBUNG_

02 Januari 2024

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

02 Januari 2024

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Closet Game | NCT 127 × NCT DREAM (On Hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang