Tumbuh

177 28 0
                                    

Seokjin koma sampai 1 minggu ia tak sadarkan diri. Seokjin terlalu memaksakan diri untuk giat belajar dan menerima semua kenyataan pahit yang keluarganya alami. Sehingga menguras banyak energi kehidupan yang dimiliki oleh anak umur 5 tahun.

Taeyoon tahu saat ia mendatangi mansion putra mahkota. Ia mendapati Seokjin yang tertidur dan sudah ia duga bahwa Seokjin pingsan sejak terakhir kali mereka bertemu.

Saat Seokjin sadar, ia sudah dipelototi oleh sang ibunda.

"Kenapa kau tidak pernah nurut huh? Apa kau tau betapa khawatirnya ibu?"

"Ibunda bukankah ini sudah biasa terjadi? Kenapa semua orang masih belum terbiasa dengan kesehatanku ini?"

"Astaga putra mahkota umurmu masih 5 tahun dan kau sudah pandai bicara? Bagaimana jika usiamu sudah 18 tahun? Ibu tidak bisa membayangkannya sekarang."

"Ibu aku ingin menggendong Taehyung."

"Kau yakin demam mu sudah turun?"

"Sudah. Aku juga sudah makan banyak sampai perutku mengandung."

Taeyoon mendaratkan telapaknya pada dahi Seokjin. Benar sudah turun. Seokjin memang biasa seperti ini namun ia tetap khawatir.

"Sudah kan?"

Taeyoon meletakan Taehyung kedalam gendongan Seokjin.

"Jika kau sudah bisa berlari, ayo kita bertanding! Yang menang bisa tidur dengan ibu."

"Seokjin..."

"Aku becanda Ibu."

"Taehyung, adikku yang manis. Kau jangan mengkhawatirkan apapun, aku akan selalu melindungi dan memastikan keamananmu meski kita akan sulit bertemu."

"Kenapa kau bicara seperti itu Putra Mahkota?"

"Bukankah nanti aku akan menjadi Raja bu? Tentu aku akan sibuk seperti ayah."

"Kau benar."

Taeyoon merasa sedih mendengar kelimat Seokjin, namun ia harap itu bukan maksud yang buruk.


Malamnya Seokjin datang ke istana. Tepatnya ke ruangan sang Raja. Ia datang tanpa diketahui siapa pun, di tengah malam dan Junseok juga tidak menyangka Seokjin akan datang.

"Kau sudah baikan? Maaf ayah belum sempat menemuimu saat sakit."

"Aku sudah membaik. Ayah fokus saja pada urusan kerajaaan. Aku bisa menjaga diri."

"Kau hebat."

"Ayah, ada yang ingin aku sampaikan."

"Katakan putra mahkota."

"Jangan menyimpam semuanya sendirian, Yang Mulia. Aku bersedia membantu apapun yang anda butuhkan."

"Ahahahhaha.."

"Kenapa anda tertawa?"

"Anak usia 5 tahun berkata seolah dia sudah bisa melakukan segalanya."

Seokjin menggembungkan pipinya kesal karena ditertawakan perihal usia.

"Kau mengkhawatirkan ayah, huh?"

"Aku mengkhawatirkan semuanya. Tidak hanya anda yang mulia."

"Kemarilah. Mendekat supaya ayah bisa melihat matamu."

Seokjin berjalan. Ia melewati meja kerja dan berdiri di samping Junseok. Junseok pun berdiri dari kursi dan berjongkok menyamakan tingginya dengan Seokjin.

"Dulu ayah sangat khawatir kau akan terus diam di kasur karena energi kehidupanmu yang sangat lemah. Namun melihatmu tumbuh dengan baik, tidak ada lagi yang ayah khawatirkan."

"Itu bagus ayah."

"Ayah punya pesan untukmu, dan ini hanya kita ketahui berdua."



Bersambung

The Sacrefice Oh The KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang