Waktu itu tanpa disengaja aku kembali bertemu denganmu. Pertemuan yang telah lama diharap, namun baru terjadi saat itu. Kau mengajakku mengobrol disalah satu kedai es krim yang cukup terkenal sambil memandangi jalanan Jogja yang padat setiap sore hari.
Pada akhirnya kita saling bertukar cerita. Kau menceritakan kehidupan kuliahmu di ibukota begitu juga aku yang bercerita mengenai kehidupanku selama di kota Jogja. Sampai akhirnya aku menyadari bahwa kau tak pernah berubah sedikitpun.
Caramu menceritakan kecintaanmu terhadap dunia fotografi walau studi yang kau tempuh sama sekali tidak berkaitan dengan kecintaanmu itu. Caramu membalas setiap kalimat-kalimat yang ku ucapkan. Bahkan sampai caramu menatapku. Semua masih sama seperti yang terakhir kali tertanam dalam memoriku.
Diam-diam aku menyimpan tawa dan senyumanmu di sudut-sudut memoriku, agar aku tak pernah lupa akan hal manis yang terjadi pada hari ini. Namun diam-diam dalam hati berbisik bisakah kita lebih dari ini? Atau bolehkah aku terus melihat tawa dan senyum manis ini dalam hari-hariku selanjutnya?
Sayangnya hingga diakhir perbincangan pun pertanyaan itu tak pernah terucap. Hanya ku simpan untuk diriku sendiri. Terlepas sadar atau tidaknya kau dengan perasaanku, aku senang bisa kembali bertemu denganmu.
Yogyakarta, 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Kehilangan dan Rindu
PoesíaHanya sebuah kata-kata yang ditulis oleh jari-jemari yang senantiasa selalu kehilangan dan merindukanmu.... Update : [RANDOM]
