~33. Akhir~

305 6 0
                                    

Beberapa hari ini percakapan kita terasa singkat.
Tidak ada pembahasan-pembahasan yang menarik seperti dulu.
Bahkan menanyakan kabar pun tidak.
semua terasa begitu singkat.

Memang jarak kita sekarang sedang jauh.
Aku yang di Surabaya sedangkan kau yang di Yogyakarta.
Tapi, apa karena jarak yang membuat rasamu menghilang?

Aku berusaha berfikir positif dan selalu memegang janji mu untuk tidak pergi.
Selalu menjaga hati agar tidak ada seorang pun yang mengisi selain dirimu.

Hingga pada akhirnya kau mengirimkan pesan untuk mengakhiri semuanya.
Dengan alasan bahwa rasamu sudah hilang.
Dan bodohnya aku menunggu di menit-menit berikutnya untuk mendapat jawaban bahwa pernyataan mu itu hanya gurauan belaka.
Tapi nyatanya tak ada pernyataan yang menjelaskan bahwa ini semua hanya bergurau di menit-menit selanjutnya.

Seketika pandanganku menjadi buram dan seakan aku tak bisa melihat kemana aku harus pergi.
Seakan duniaku yang tadinya cerah, kini menjadi gelap gulita
atau bahkan seperti pohon besar yang dicabut dari tanah sehingga menyisakan lubang besar.

Aku yang patah kehilangan arah.
Aku tak menyangka secepat ini kau berubah dan memilih untuk menyerah.
Aku hilang harapan.
Yang tadinya ku kira pergi tuk kembali, tapi nyatanya tak pernah kembali.

Seharusnya aku sadar bahwa pesan-pesan singkatmu itu sebuah tanda bahwa akan berakhir.
Aku saja yang terlalu bodoh dan tidak menyadari pesan tersirat dibalik pesan yang singkat.

Maaf, mungkin aku yang terlalu memaksa untuk bertahan dan menghiraukan kau yang mungkin sudah lelah berjuang.
Jujur hati ini masih meronta-ronta agar tidak melepasmu, tapi harus ku lakukan, sebab aku tak ingin kau hanya bertahan tanpa perasaan.

Dengan berat hati aku harus melepasmu.

Aku sayang kamu :)

Surabaya, 2019

Kehilangan dan RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang