8

15.6K 1.1K 147
                                    

"Dih apaan sih?!" Julit Ilham sembari menatap kesal, ketiga orang ini.

"Kan udah deal kalo Casey yg bilang happy birthday nya!" Rengek Ilham dengan mata berkaca kaca.

Tian dan Renjana menatap datar hal itu, kenapa semakin lama baby mereka makin sering mendrama. "Iya maaf." Mereka berdua mengalah.

Ilham menghapus air mata nya dengan kasar lalu mengambil kue yg ditangan Alex dan berjalan menuju ke arah Kenan dengan senang.

"Hati-hati baby!" Pekik Alex saat Ilham dengan sembarangan berjalan tanpa melihat ke arah kaki nya melangkah.

Ilham tak mendengar kan untung saja anak itu tidak tersandung kaki nya sendiri. "Happy birthday abang Ken, ayo tiup lilin nya abis itu make a wish."

Kenan menatap bingung hal itu, dia dengan polos meniup lilin lalu melakukan make a wish seperti yg dikatakan oleh Ilham.

"Kok ada papa sama abang?" Tanya Kenan berbisik kepada Ilham sembari menatap takut ketiga orang itu, bagaimana pun dia pernah dicambuk dan dihukum oleh ketiga orang itu.

Makanya dia agak sedikit trauma mungkin?

Ilham mengelus tangan Kenan yg mulai gemetar, dia tau apa yg sedang Kenan rasakan. "Tenang ya bang, abang gak bakal kenapa napa kok kak ada Casey."

Kenan mencoba mengatur nafas nya dan perlahan tangan nya mulai berhenti bergetar. "Udah tenang?" Tanya Ilham, Kenan pun mengangguk pelan.

Alex berdehem pelan dan benar saja fokus semua orang pun mulai pada diri nya. "P-papa mau minta maaf-" Ucapan Alex terhenti dengan tangan nya yg Melayang.

Hati semua nya langsung terasa di pukul saat melihat reaksi Kenan yg malah menunduk dengan tangan yg mencoba melindungi kepala.

"Maaf, maaf Ken gak bakal gitu lagi kok maaf. Jangan pukul Ken mohon." Mulut Kenan terus saja berucap seperti itu, Ilham pun mengalihkan pandangan nya dia sungguh tak sanggup melihat hal itu.

"Tidak, papa tidak akan memukul adek. adek tenang ya? Okey?" Ujar Alex dan dengan perlahan mencoba memeluk tubuh ringkih Kenan, padahal tadi niat nya ingin mengelus kepala Kenan.

Apakah dia sejahat itu? Sampai Kenan merasa trauma.

Alex mengelus punggung bergetar Kenan dengan sayang, dia tak tau bahwa bayi yg dulu hanya seukuran tangan nya sekarang sudah menjadi sebesar ini.

Note: Kenan lahir premium.

Saat tubuh Kenan tidak bergetar lagi Alex pun melepaskan pelukan nya. "Papa mau minta maaf sama adek, buat perlakuan papa selama ini."

"Abang juga, maafin abang ya. Abang mengaku salah adek boleh kok mukulin abang, adek boleh kok benci abang. Tapi jangan lupa maafin abang ya?" Ucap Tian sembari mencoba mengelus kepala Kenan.

Renjana mengambil tangan Kenan lalu dia cium dengan sayang tangan yg kasar karena penuh luka itu. "Abang juga dek, benci abang sepuasnya tapi abis itu maafin abang ya?"

Hati Renjana langsung tercabik-cabik saat melihat tangan Kenan, waktu itu dia yg melukai nya dengan cara menancapkan gunting lalu menginjak nya.

Setelah hampir 5 menit terdiam Kenan pun mengatakan sesuatu. "Ken gak tau mau bilang apa, t-tapi Ken bakal coba buat maafin a-abang sama p-papa." Kenan mengatakan hal itu dengan gugup.

Yang tanpa disadari bahwa hal itu dipandang gemas oleh kedua abang dan papa nya. "Iya adek kita kasih waktu, tapi izinin papa sama abang buat deket-deket sama adek ya?"

Kenan mengangguk dengan antusias, sesuatu yg mungkin hanya mimpi sekarang terjadi di kehidupan nyata nya. Akhirnya dia bisa dekat dengan keluarganya.

"Ken bahagian ban-" Ucapan Kenan terhenti saat Alex menutup mulut nya. "Jangan Ken tapi adek okey!" Kenan pun mengangguk.

"Gimana kalo kita sekarang tidur di kamar papa! Mau gak? Kita nonton film bareng okey?!" Ajak Renjana yg membuat Kenan senang.

"Yaudah ayok!" Pekik Tian, Alex pun terkekeh dan mencoba mengendong Kenan ala koala. Dia kuat kok Kenan kan hanya setinggi kuping nya.

Mereka berempat pun pergi menuju ke kamar Alex dan melupakan seseorang yg tadi menyadarkan mereka, seseorang itu memandang hal itu dengan bahagia sekaligus iri.

"Casey gak papa kok." Lirih Ilham lalu pergi menuju kamar nya dengan mata berkaca kaca.

••••••

"Aaaa adek mau makan sendiri!" Rengek Kenan kesal saat Alex mengambil piring nya dan ingin menyuapi nya.

Alex menggeleng pelan. "No no papa mau suapin adek." Kenan pun pasrah dan akhirnya hanya menerima suapan dari Alex.

"Uhuk! Uhuk!" Renjana dan Tian dengan sigap memberikan minum dan tisu kepada adik mereka yg tersedak.

"Papa ini gimana sih! Pelan dong nyuapin nya." Ujar Renjana kesal. Alex hanya menyengir tidak jelas.

"Maaf ya dek, papa gak sengaja tadi." Kenan hanya mengangguk lalu membuka mulut nya lagi meminta suapan.

Tian terkekeh pelan lalu tangan nya terangkat ingin mengelus Kenan, dan Kenan dengan cepat langsung melindungi kepala nya.

"Eh a-abang mau ngelus adek." Gumam Tian saat melihat reaksi Kenan, Kenan pun dengan segera melepaskan tangan nya yg tadi melindungi kepala nya.

"M-maaf adek reflek." Kenan tak tau juga tapi sejak SMP dia memang selalu reflek seperti ini saat ada orang yg melayangkan tangan ke arah nya.

Padahal orang itu hanya niat merangkul atau mengelus kepala nya, dia tau tapi tetap saja reflek begitu.

"Adek gak usah takut ya, gak akan ada lagi yg mukul adek." Kenan tersenyum saat mendengar ucapan papa nya itu.

Mereka pun malah melanjutkan sarapan dan melupakan lagi seseorang yg duduk di kursi makan paling ujung, orang itu tengah memakan roti kacang selai coklat dengan tenang.

"Gue seneng kok mereka dah akur, walaupun gue sekarang agak tersingkirkan." Batin Ilham.

••••••

Balik lagi!

Izin hiatus yee, sampe kapan ya gue gak tau sih! Yg pasti gak lama kok

Jaga kesehatan

Free 🇵🇸🇵🇸🇵🇸

See you

Menjadi protagonis pria (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang