Sebelum baca vote dulu yaa!!Happy reading sayangkuu!
"Anything for you Vian ku sayang". Jawab Bram dengan nada lembut.
"Ewh, pengen muntah gue". Ucap Erick ketika melihat pemandangan ini.
"Iri bilang boss"
"Dih, ngapain juga iri sama lu, gue juga bisa kali" Ujar Erick menatap sengit adiknya.
Erick perlahan mendekatkan dirinya kepada Bram, perlahan ia mengalungkan kedua tangannya di pundak Bram. Bram pun menatap anaknya dengan tatapan bingung sekaligus heran. Ia mengangkat sebelah alisnya seolah-olah sedang bertanya apa yang akan dilakukan oleh anaknya itu.
Erick tidak menjawab, justru ia semakin melanjutkan aksinya "Ayah~" Panggilnya mendayu "Ayah sayang Erick kan~". Oh fu*k, ada apa dengan anaknya yang satu ini.
"Kenapa tanya begitu sayang, ayah pasti sangat menyayangi Erick". Jelas Bram, ia kini justru mengikuti aksi sang anak. Bram meraih pinggang anaknya dengan kedua tangannya, bahkan kini jarak mereka hanya sejengkal.
Oh Tuhan, pemandangan apa lagi ini, Vian tidak tahan dengan hal ini, kini cibiran keluar dari mulutnya. "Dih apaan begituan di depan Vian, Daddy gak cocok sama mas Erick, mas Erick jelek, tikus aja lari kalo liat mas Erick".
Erick tersulut amarah, wajahnya kian merah bak tomat, vian yang melihat hal itu pun memasang ancang-ancang untuk lari.
"P mksd ngomong begituan, gue gorok leher lu, gue sembeih juga lu ye!" Marah Erick, ia pun mengejar adiknya yang lucknut itu.
•
•
•
Ketiga manusia-manusia itu sedang bersantai menikmati siang hari yang panas. Mereka bertiga duduk di sofa ruang keluarga, walaupun mereka berkumpul mereka sedang sibuk dengan dunianya masing-masing.
Bram sedang mengerjakan tugas kantor miliknya dengan tabletnya, Erick yang sedang asik chattingan dengan handphonnya, dan Vian yang sedang menonton kartun di TV besar itu.
Vian kian bosan dengan hal ini, ia melirik ke kanan dan kiri, posisi Vian berada di tengah dua manusia titan itu. Perlahan ia menyandarkan kepalanya di pundak Bram, daddynya.
"Dad" Panggil Vian dengan lirih.
"Kenapa sayang?"
"Vian bosen" Jawabnya lirih, ia menghela nafas.
"Lalu kamu ingin apa sayang?" Ucapnya dengan nada lembut.
"Vian pengen beli lego di mall, temenin Vian yuk daddy" Pinta Vian sambil mengguncang pelan tangan sang daddy.
"Sekarang?"
"Iya, sekarang daddy"
"Kalau sekarang daddy tidak bisa, nanti sore sampai malam juga daddy ada urusan di kantor, maaf ya sayang daddy tidak bisa menemanimu, bagaimana kalau sama mas kamu aja hm?"
Sekarang memang Bram tidak bisa menemani Vian, ia sedang mengurusi pekerjaan kantor yang semakin hari semakin runyam.
"Emang mas mau?" Bisik Vian kepada sang daddy.
"Coba kamu bujuk mas kamu" Jawab Bram berbisik. "Daddy akan ke ruang kerja untuk mengurus pekerjaan kantor, good luck sayang"
Kini hanya tersisa Vian dan Erick saja di ruang keluarga, Erick sepertinya tidak mendengar ketika Vian dan Bram berbicara, ia sedang asik bermain handphone dengan earphone yang entah sejak kapan berada di telinganya.
"Mas" Panggil Vian kepada Erick. Vian menghela nafas, Erick sama sekali tidak mendengar panggilannya.
"Mas~ ayo temenin Vian ke mall" Ucapnya dengan nada merengek sambil menggoyangkan badan Erick yang sedang asik dengan dunianya itu.
"Hm?"
"Mas denger Vian ngomong gak sih?"
"Hm? maaf mas nggak denger"
Vian merasa ada yang aneh dengan kakaknya itu, ia merasa ada yang err berbeda?
Bersambung
___________
What's wrong with Erick???
Klik bintangnya sayangg...
KAMU SEDANG MEMBACA
Really Bro? (HIATUS)
Random"Keknya gue nafsu deh sama adek gue" Erick berucap pelan PLAK... Astaga suara itu benar-benar nyaring "Yang bener aja anying" Daffa, teman Erick yang mendengar hal itu pun sangat terkejut "Lu homo!?" Lanjutnya "Kagak dongo" Jawab Erick _______ WARN...