13

605 34 11
                                    


"Baiklah terimakasih Leena " ucapnya sambil tiduran di alas yang disediakan, Lucy memandang langit dan menikmati aroma-aroma manis ikan bakarnya.

"Sama sama nona"

.

Menikmati angin malam di taman wisteria, lucy merasakan nyaman dan senang akan ketenangan malam ini yang dia rasakan.

" senangnya, ternyata malam-malam disini menyenangkan juga leen" katanya

" benar nona, apa nona senang berada disini?"

" tentu, untuk saat ini aku merasa senang dan apalagi ada kau leen yang menemani hehe" ucap lucy sambil tertawa menatap leena yang sedang mengipasi arangnya agar tetap hidup.

Leena pun hanya bisa tersenyum mendengar ucapan permaisurinya, belum pernah leena merasa dekat dengan permaisuri sebelumnya.

Dalam pikiran lucy ia berharap ketenangan di dunia akan selalu seperti ini, tidak ada masalah. Batin lucy " berapa lama ya aku hidup disini, kalau aku mati disini apa hidup di dunia sebelumnya?, apa bakal menua disini selamanya ya.. kalau iya si gapapa asal ga ada masalah yang bikin aku kehilangan nyawa, masalahnya jaman kerajaan sangat kejam hmm.. ah sudahlah." Untuk sekarang lebih baik aku makan ikan saja dulu, hari esok pikirkan esok haha, aku melihat arangnya sudah siap "mana leen aku saja yang melanjutkan bakarannya" ucapku . " tidak perlu nona, hamba saja nona tidak perlu repot-repot."

Tolaknya. Tentu aku tidak tega melimpahkan semuanya ke leena, lagi pula apa susahnya, Cuma kipas-kipas pasti nanti matang sendiri kan ikannya, mudahlah.

" aish tidak, aku saja kau tolong ambilkan selimut saja ya aku merasa sedikit kedinginan "

jujur aku memang kedinginan disini, angin malamnya memang sejuk tapi tetap saja semakin malam dinginya semakin menusuk.

" baiklah nona. Kalau begitu hamba mengambilnya dulu" segera leena berdiri hendak ke kamar lucy

"ahh,, minta tolong bawakan buah-buahan juga yaaa hehe, maaf merepotkan" ucap ku padanya

" hehe tidak merepotkan nona, sebentar hamba ambilkan" leena pun berjalan memasuki istana bulan.

Setelah kepergian leena, lucy segera mengambil kipas bakar dan mulai membakar ikan nya, sesekali ia membolak-balikan ikannya, mengolesi bumbu.

" nah, heuumm harumnya, tambahin bumbu lagi biar mantep "

tapi entah kenapa semakin diolesi bumbu arang di bawahnya perlahan meredup terkena tetesan bumbunya hingga mengeluarkan asap yang banyak.

" loh lohh,, kok arangnya mau matii, lah gimana dah, kurang kenceng kah ngipasinnya?"

Segera lucy mengipasi arangnya lebih kencang dengan dua tangan, sekuat tenaga dia menghentakan kipas nya, perlahan mulai kembali bara api arangnya, namun masih belum cukup jadi lucy menambah kecepatan kipasnya,

WASH WUSH WASH WUSHH...

Sangking fokusnya mengipasi lucy sampai tak sadar apinya mulai timbul sampai membesar membakar ikannya ..

" ahh.. apinya kegedean, aduh gimana nih ikannya kebakar, yahh gosong dong kalo ginii.. aduhh gimana ini hush hush hushh..." panik lucy sampai akalnya berusaha memadamkan api dengan nafasnya, yang ada tambah besar padahal dahla lu ratu lu bebass.

ia melihat ada air minumnya segera dia berlari ke karpet tempatnya duduk tadi, karena terburu-buru tak sengaja lucy menginjak gaunnya, "arghhh..." terjatuhlah.. saat hendak berdiri, lucy mendengar suara CESSS lalu melihat kebelakang ada seseorang yang memadamkan api nya, leganyaaa , tapi lucy tidak melihat nya dengan jelas siapa yang melakukan itu karena masih dalam posisi jatuh tengkurap.

Empress AntagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang