BAB 01. PERJODOHAN

17 1 0
                                    


Vina Darajatul Ulya, dia adalah guru magang di sekolah Negeri Samudera Pacifik di kelas dua belas. Usianya baru menginjak dua puluh tiga tahun, tapi sudah mengajar mengajar magang di sekolah negeri tersebut. Baru beberapa bulan dia magang di sekolah tersebut, dia senang dengan kegiatan barunya itu setelah lulus dari D4nya.

''Vina,kamu ngga sibukkan?'' tanya mamanya di maalam itu.

''Ngga sih ma,cuma lagi memeriksa hasil ulangan anak - anak sekolah aja. Ada apa emang nya ma?'' tanya Vina masih sibuk memeriksa berkas ulangan anak didiknya.

''Masih lama yaa?'' tanya mamanya lagi.

''Emmm,sepuluh lembar lagi kok. Mama maau bicara ya sama Vina?'' tanya Vina lagi.

''Ya,penting. Kamu selesaikan saja dulu tugasnya,nanti kalau sudah selasai ke ruang tengah ya.'' kata Amelia, mamanya lagi.

''Oke ma. sebentar kak ini.'' sambung Vina kembali

Vina pun melanjutkan pekerjaannya menilai tugas ulangan anak - anak didiknya. Meski penasaran apa yang akan di bicarakan oleh mamanya, tapi dia tidak mau meninggalakan tugasnya mengoreksi nilai ulangan harian siswanya.

Setengah jam kemudian,Vina pun selesai mengoreksi jawaban ulangan siswa - siswanya. Membereskannya menjadi tumpukan kertas nilai, lalu menghambiskan kopi yang sejak tadi menemaninya mengoreksi nilai.

Baru beres semuanya, dia pun menghampiri mamanya di ruang tengah. Tampak juga papanya ada di sana sedang mengobrol dengan istrinya. Vina mendekati keduanya dan duduk di samping mamanya,menatap keduannya secara bergantian.

''Ada apa ma?Kok kelihatannya serius banget sih?'' tanya Vina mengambil cemilan di meja.

Amelia menoleh ke arah anaknya, lalu beralih pada suaminya. Memberi isyarat padanya apa yang akan di bicarakan pada anak satu - satunya itu.

''Papa mau bicara sama kamu sayang.'' kata Amelia.

"Bicara apa? serius amat kayaknya ma?'' tanya Vina mengerutkan dahinya masih mengunyah cemilanya.

''Ya, serius baanget sih.'' jawab Amelia.

''Masalah apaa ma? Papa di PHK di kantornya?'' tanya Vina sedikit berseloroh.

''HUsssss!!!!! Kamu itu, mana ada papa di PHK di kantor sendiri.'' kata mamanya lagi.

''Hehehe...kali aja. Ada yang ngga suka papa, atau papa selingkuh terus di pecat sama mama. Hehehe..'' ucap Vina tertawa kecil,membuat mamanya cemberut.

''Pikiran kamu makin ngawur,Udah,jangan mikir macam - macam. paaa, cepat katakan sama Vina. Nanti anak ini makin ngawwur lagi pikirannnya.'' kata Amelia menyuruh suaminya bicara.

''Iya maa, makin aneh aja sih kamu. Mending papa nikahin kamu sama anak sahabat papa.'' kata papanya,pak Ahmad.

''Eh,papa. Vina ngga mau nikah muda ya. Masih banyak yang ingin Vina keja.'' kata Vina menolak apa yang di katakaan papanya.

''Tapi apa yang di ucaokan oleh papa itu serius sayang.'' kata AAmelia membenarkan ucapan suaminya.

''Apa?!!!'' teriak Vina kaget.

''Benar kata mama kamu. kamu akan papa jodohkan sama anak sahabat papa,kami sudah sepakat jika anak kita berbeda jenis kelamin kita mau jodohkan sama anak sahabat papa itu.'' kata pak Ahmad.

''Pa!!!!! Jangangan bercanda dong, paaa,,Masa Vina masih muda, karir belum naik harus di jodohkan sih.'' kata Vina kembali protes.

''sayaang,.dengar ya...papa sama mama sudah setuju ddengan perjodohan itu, dan kamu tinggal mengiyakannya aja.'' kata Amelia.

''Maa,kok mama tega sih dengan rencana konyol itu.,VIna ngga mau!!!!'' ucap Vina sambil kesal dengan mamanya.

''Vina, papa udah setuju sama om Raadit. dan om Radit juga sudah setuju.'' kata pak Ahmad.

''Om Radit? om Radit yang mana pa?'' tanya Vina yang merasa heran akan tetapi merasa kesal.

''Om Radit, yang waktu itu datang ke rumah papa sama istrinya. Tante Cahyani. kata pak Ahmad.

''Lhoooo,,kok gitu sih pa. pokoknya Vina ngga mau, titik!!!'' ucap Vina kesal dengan keputusan papanya tanpa berunding lebih dulu dengannya.

''Ya udah, kalau kamu ngga mau. papa larang kamu mengajar lagi!!!'' kata pak Ahmad yang mengancam anak gadisnya.

''Ihh, papa kok gitu sih? Itu namanya papa menghancurkan masa depan anak papa sendiri!!!'' teriak Vina kesal dengan keputusan absolut papanya.

''Sudah sayang, jangan berdebat. Kami sudah setuju kok kalai kamu di jodohkan sama anaknya om Radit. Jadi, tidak ada bantahan lagi. okeeey?'' kata Amelia yang mendukung keputusan suaminya.

''Maaa,,,kok tega sih sama Vina. Ngga bisa gitu ding maa,, belain Vina.'' ucap Vina yang merengek pada mamanya.

''Sayang, kamu itu anak gadis. Meski usiamu sudah dewasa, tapi alangkah baiknya kalau ada yang mendampingi. papa dan mama ingin nantinya kamu ada yang mengawassi, dan melindungi kamu.'' kata Amelia.

Vina mendengus sebal, dia benar - benar tidak bisa menolak keinginan kedua orang tuanya. Apa lagi keduanya sangat kompak sekali untuk perjodohannya dengan anak sahabat papanya.

pak Ahmad dan ibu Amelia menatap anaknya dengan senang karena Vina tidak bisa mengelak lagi untuk menolak perjodohan.

''Jadi, besok kita ketemu sama anaknya om Radit. kaliaan bisa kenalan dan nantinya langsung tunangan, papa sih inginnya semua serba cepat ya.'' kata pak Ahmad.

''Terus aja begitu paa,, ngga mau dengerkan pendapat anaaknya. Memangnya ini jaman siti Nurbayaa main jodoh - jodohan segalaa, ngga tanggung - tanggung lagi udah langsung tunangan.'' sungut Vina semakin kesal dengan keputusan kedua orang tuanya.

''Mama penganut paahaam Mara Rusli, kisah siti nurbaya papa sukaa.'' kata ibu Amelia dengan bangganya.

''Tahu ahhhh!!'' ucap Vina yang sudah pasrah.

****

Satu minggu beralalu,kini apa yang direncanakan akhirnya tercapai. Hari ini Vina bertemu dengan keluarga Raditya Wijaya dan Gita Cahyani, juga anak laki - lakinya yang akan di jodohkan dengannya.

Vina berdandan ala biasa sajaa, dia masih kesal sekali dengan papa dan mamanya. Tapi sepertinya dia melihat papanya tidak peduli akan kekesalannya.

Mereka sedang menunggu kedatangan anaknya pak Raditya Wijaya,calon suami Vina yang belum hadir sendiri di tengah - tengah mereka.

''Jeng Yani, kemana calon mantukuu ya? kok belum datang juga.'' tanya Amelia pada besan nya yakni Gita Cahyani.

''Tadi sudah di telepon papanya, suruh cepat datang kesini. katanya sedang di jalan.'' jawab Cahyani.

''Waaahh, sepertinyaa kaliaan tidak sabar ya ingin ketemu anakku. Hahaha!!'' ucap Raditya dengan tawanya.

''Yang tidak sabar itu calon istrinya,Dit. Tuh lihat, dia gelisah sekali. Hahahaa!!'' kata pak Ahamad.

Vina kesal sekali dengan ucapan papanya, dia merasa papanya sekarang adalah musuhnya. tidak bisa menerima segala permintaanya untuk berkenalan saja lebih dulu. semuanya mereka yang mengatur. Dan mamanya, seperti sekutu papanya yang kompak. menyebalkan sekali,begitu pikiran Vina.

Tak lama,suara mobil memasuki area halaaman rumah Vina. Mereka tersenyum senang ketika seseorang laki - laki remaja masuk ke dalam rumah itu. Vina penasaran siapa laki - laki yang akan di jodohkan dengannya itu.

Matanya membelalak ketika tahu siapa laki - laki yang akan menjadi suaminya itu. Dia tidak mengedipkan matanya beberapa detik, masih menatap remaja di depannya dengan senyum cengengesannya itu. menyalami kedua orang tuanya satu persatu, baru dia melihat ke arah Vina.

Remaja laki - laki itu pun kaget, dia melihat Vina tanpa berkedip juga. kedua orang tua mereka pun hanya tersenyum saja melihat kekagetan keduannya.

''Waah,,ternyata mereka sudah saling jatuh cinta yaa. Hahaha!!'' ucap pak Raditya.

''Iya ya,hahaha....Kalau begitu, kita sepakati saja perjodohan ini secepatnya.'' kataa pak Ahamad.

''Paaaaaa!!'' teriak Vina.

**************

* GURU CANTIK iTU iSTRIKU *Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang