2 ; Beda (?)

1.1K 61 3
                                    

"Kenapa jadi beda gini sih liat dia?"

•••

"Bu Dewi, nih langganan kita bu!" Ucap Salsa saat sudah berada di belakang barisan.

Bu Dewi yang melihat itu mengelengkan kepalanya dengan wajah yang seram membuat Ronan yang berada dibelakang Salsa menundukan kepalanya tak berkutik.

"Kamu ya Ronan, ga kapok-kapoknya telat lagi. Pusing Ibu mau kasih hukuman apa lagi biar kamu jera," kata bu Dewi dengan gemas sembari menjitak kepala Ronan.

Ronan meringis, "Ampun bu, saya kan telat dikit doang bu dia aja nih yang ribet," tangannya menunjuk Salsa.

Salsa yang mendengar itu langsung memukul tangan Ronan. "Bisa ya lo nunjuk-nunjuk gue!"

"Aw, sakit kocak!" Ronan meringis.

"Ga usah main tunjuk orang. Gini aja habis upacara ini, kamu Ronan harus keliling lapangan 5 kali dan kamu Salsa harus awasin dia biar dia ga kabur. Mengerti?!"

"HAH?"
"HAH?"

Mereka kompak terkejut membuat mereka bertatapan satu sama lain dengan tatapan tajam. Namun mereka kembali menatap bu Dewi.

"Ibu yang bener aja, masa saya lagi yang ngawasin dia, eneg saya bu liat dia mulu," ucap Salsa membuat Ronan melayangkan tatapan tajam lagi.

"Lo kira gue ga eneg liat muka sok suci lo itu," sahut Ronan.

"Apaan sih."

Dewi mengelengkan kepalanya (lagi) untuk kesekian kalinya. "Udah cukup jangan ngebantah, cuma kamu doang Salsa yang bisa bikin Ronan diem, yang lain mana bisa."

Salsapun akhirnya hanya bisa menghela nafas panjang pertanda pasrah.

"Bu tapi kurangin lah larinya, masa 5x tar kalo saya pingsan kan dia ribet bu," kini giliran Ronan yang berucap dengan wajah melasnya membuat Salsa menunjukan wajah 'muntah'.

"Alay lu."

Bu Dewi mengelengkan kepalanya, "Engga ya Ronan, ini konsekuensi kamu. Ibu ga peduli kalo kamu mau pingsan atau apalah itu."

"Ya Allah bu tega amat," jawabnya melas.

"Udahlah sana masuk barisan orang telat itu," final bu Dewi sebelum akhirnya ia pergi ke barisan guru-guru.

Ronan pun ikut pergi ke barisan sambil menatap tajam Salsa. Salsa yang dipandang seperti itu pun mengejek Ronan dengan menjulurkan lidahnya.

•••

Upacara telah selesai, murid-murid berhamburan untuk pergi ke kelas dan mungkin pergi ke kantin untuk sekedar membeli minuman.

Kini Nabina sudah berjalan ingin ke kelasnya, namun pikirannya tidak tenang saat melihat Ronan yang memasuki barisan murid-murid telat. Kemudian ia melihat Pahlevi yang sedang berjalan juga ke arah kantin.

"Eh qil, gue ke kak Pahlevi dulu ya bentar!" Ucap Nabina setelahnya pada sahabatnya.

"KAK PAHLEVI!" Teriak Nabina sambil berlari. Kemudian Pahlevi yang dipanggilpun menoleh.

Madly In Love || SalmonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang