4 ; Maafan

957 47 2
                                    

"Ada orang yang bilang, ..."

•••

"Kak Ronan mau apa lagi sih?!" ucap Nabina ketus ketika Ronan baru saja tiba dihadapannya.

"Pulang bareng ya nanti Mamah curiga kalo kita berantem."

"Ya kan emang iya."

"Emang mau liat Mamah sedih?"

Nabina terdiam memandangi sepatunya, pikirnya benar juga apa yang dibilang Ronan. Dia juga tidak mau menambahkan pikiran lagi untuk Mamahnya.

Ronan menunduk ingin melihat wajah Nabina, "Kenapa diem?"

Nabina menoleh, "Yaudah bareng."

Ronan tersenyum lega, "Yaudah ayo, sekalian juga ada yang mau kak Ronan omongin sama kamu."

Nabina hanya berdehem, lalu merekapun berjalan bersama menuju rumah pak Udin, karena tadi Ronan menaru motornya di sana.

Sedari tadi ada yang memantau mereka dari kejauhan, ya itu adalah Salsa. Dia tersenyum senang karena apa yang tadi dia bicarakan pada Ronan, di praktikan juga oleh Ronan.

"Heh, senyum-senyum aja lo, liatin siapa sih lo dari tadi?!"

Shella mengejutkan Salsa membuat dirinya salah tingkah. Shella melihat ke arah bawah ujung dan mendapati Ronan dan Nabina yan sedang berjalan.

Shella tersenyum merayu sambil menyenggol Salsa, "Oh lagi liatin Ronan dan adiknya nihh, ciailah mana tadi sebelumnya tatapan lagi sama tu orang."

Salsa menyenggol balik Shella, "Apa sih lo Shel?"

"Elo yang apa, tuh liat udah ditungguin Devan dari tadi," ucap Shella sambil menunjuk Devan dengan kepalanya.

Salsa melihat Devan yang masih berada di depan kelasnya sedang tersenyum ke arahnya. Dia baru teringat ada rapat OSIS hari ini, dan sebelum bel berbunyi Devan sudah mengabarinya untuk berjalan bersama.

"Ya Allah sampe lupa gue ada rapat."

Shella mengelengkan kepalanya, "Makanya jangan liatin mulu cowok lu."

Plak!

"Awww Salsa ihh sakit anjir, bisa ga sih lo sekali aja ga physical attack!" Shella meringis karena tamparan Salsa pada pundaknya.

"Makanya omongan tuh dijaga!" Ketusnya lalu melengos pergi menuju Devan.

Salsa menarik tangan Devan, Devan yang sedari tadi melihat perdebatan mereka terlihat takut dan khawatir.

"I-itu Cella gapapa Sal?" Tanya Devan dan dibalas tatapan tajam Salsa. Devan pun tak berani lagi, dia terdiam dan pasrah ketika Salsa sudah mulai berjalan.

Namun di tengah jalan, Salsa teringat kembali kalau dia harus mengabari Ayah dan Bundanya jika ia akan pulang agak telat karena ada rapat.

"Kenapa Sal?" Devan bingung.

"Mau ngabarin ortu gue dulu bentar," jawabnya diikuti anggukan Devan.

"Mau ngabarin ortu gue dulu bentar," jawabnya diikuti anggukan Devan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Madly In Love || SalmonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang