Trauma Andre

166 3 0
                                    

Euggh

"Aku ada dimana?" tanya Andre.

"Rumah sakit." datar nya.

Mendengar kata rumah sakit seketika tubuhnya gemetar, ketakutan melanda pikiran juga batinnya.

Sewaktu kecil Andre memiliki trauma saat berada di rumah sakit saat dirinya hampir kehilangan nyawa jika sang ibu tidak datang tepat waktu.

Ndre?

"T tidak. Tidak jangan bunuh aku, hiks.... a aku mohon." teriak histeris tertunduk meringkuk seraya menggigit jari jemarinya ketakutan ruangan menghadap ke arah dinding sudut ruangan.

'Pasti trauma nya kumat lagi. Aku harus gimana, tenangin dia gitu, mana mas David lagi ada meeting.'

Andre dan Diana dulu sahabatan sejak sekolah menengah pertama, kemana mana selalu bersama dan keduanya saling menaruh hati satu sama lain  pada masa SMA, hubungan mereka semakin dekat setelah berpacaran terkenal romantis bucin sampai mendapat julukan dari teman teman sekolahnya, tempramen itulah sifatnya dari kecil Andre hidup mandiri, tetapi Andre pergi untuk meneruskan pendidikannya di luar negeri atas sekaligus memimpin perusahaan milik ayahnya yang semula termasuk dari pengusaha bawahan menjadi sukses hingga mancanegara dan mau tidak mau sepasang kekasih itupun berpisah karna keadaan mereka bertemu setelah beberapa tahun kemudian.

Saat Andre keluar dari kamar mandi tubuhnya mendadak lemas dan pingsan, David langsung membawa kakak nya ke rumah sakit setelah itu bergegas ke perusahaan Boustion Group menghadiri undangan pernikahan dari salah satu rekan bisnis  ia sampai melupakan jika Andre punya trauma sewaktu di rumah sakit.

Pergi!

Pergi!

Pergi, gue bilang pergi, pergi...!

"Ndre." panggil Diana dihiraukan Andres kakak iparnya.

Diana ingat betul jika mantan kekasihnya punya rasa trauma akan tempat itu dan darah. Tapi baru kali ini melihatnya secara langsung. Pria itu beranggapan warna merah yang merenggut nyawa ibunda Andre. Ia tidak menyangka orang yang anggap brengsek terlihat rapuh seperti saat ini.

"Ndre." panggil Diana sekali lagi berjongkok.

Andre langsung menarik bahu Diana lalu memeluknya erat.

"Tenanglah kak, semuanya akan baik baik saja." ucap Diana menepuk ragu  pundak bidang menenangkan nya.

"Ibu? hiks..." isak Andre.

"Tuan." panggil seseorang dari balik pintu.

Shutt...!

"Baiklah aku keluar dulu." lirih Morgan saat mendapat kode dari Diana lewat jari telunjuknya ke bibir.

Diana sedikit melonggarkan pelukannya karna tetapi tangan kekar Andre malah semakin erat seperti anak kecil yang takut kehilangan ibunya pergi.

"Jangan tinggalkan aku." pintanya mendusel dusel ke ceruk leher jenjang Diana, nafas beratnya terasa hangat menembus dalam pori pori kulitnya.

'Baby, aku kira dia ibuku, ternyata ini bukan mimpi.' batin Andre nyaman berada dalam pelukan Diana yang mirip seperti ibunya.

Beberapa menit kemudian Andre tertidur pulas di sandaran bahu, entah pura pura atau beneran tertidur Diana tak bisa lepas dari eratan tangan iparnya.

💬 Kak, kamu ada dimana? tolong ke ruangan bos mu sekarang

Diana mengirimkan pesan lewat apl hijau

"Aku disini." ucap Morgan tiba tiba masuk.

"Ya ampun kak, ngagetin aja. Aku kira kak Morgan udah pulang." ujar Diana bersekiap dada.

"Dari tadi aku ada diluar Na!" segera membawa bosnya memindahkan ke brankar.

Hufff

"Pegal sekali." gumamnya memutar mutar bahu sebelah kiri yang terasa berat sehabis tertempel.

"Apa itu sakit." tanya Morgan khawatir.

"Tidak begitu. Ya tapi lumayanlah, bosmu cukup berat, mungkin kebanyakan dosa kali." celetuknya duduk bersandaran sofa seraya memejamkan kedua matanya.

BERSAMBUNG

IPAR KEMATIAN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang