•Pendekatan 2

121 60 50
                                    

*****
KEDIAMAN KELUARGA AHMAD

Keduanyapun sampai di depan pekarangan rumah Moiza.

"Em... makasih ya." ucap Moiza.

"Sama-sama." jawab David dengan singkat, sesekali menatap wajah moiza dan kembali fokus ke arah depan.

Moiza mencoba melepaskan seat belt yang ia kenakan, namun seat belt itu macet, ia terus mencoba mengutak ngatiknya agar terlepas.

David tiba-tiba mendekatkan tubuhnya kearah Moiza "Nga..nga.. pain kamu teh deket-deket." ucap Moica dengan terbata-bata.

Namun David tidak meresponnya dan bahkan ia mengabaikannya, David berhasil membuat Moiza gugup, dan salting sampe-sampe ia menutup kedua matanya saat David semakin dekat dengannya.

"Ini cowo pikaseubeuleun teh mau ngapain sih deket-deket, kenapa lagi nih jantung berdetak kencang ." (Batin Moiza)

Saat David akan melepaskan seat belt yang moiza kenakan, namun terhentikan saat melihat wajah Moiza yang benar-benar cantik dilihat dari arah dekat.

"Cantik juga ni cewe aneh, apalagi dilihat dari arah deket gini." (batin David sambil tersenyum).

David pun tersadar dari lamunannya dan kembali membantu Moiza melepaskan seat beltnya itu agar lepas.

"Udah buka matanya, jangan mikir gue bakal lakuin yang aneh-aneh, orang gue cuma mau bantu lo, nih udah lepas seat beltnya." David memegang seat belt yang baru saja terlepas dari Moiza.

Moiza pun membuka kedua matanya, ternyata David masih tepat berada dihadapannya, jarak keduanya sangatlah dekat, dan merekapun saling bertatapan lumayan cukup lama.

"Ehem... makasih." ucap Moiza langsung mengalihkan pandangannya dari David.

David yang sadar akan hal itupun, langsung melepaskan seat belt yang dipeganginya dan langsung kembali keposisinya semula, fokus kearah depan "sama-sama." jawab singkat David tanpa menoleh kearah Moiza.

Keduanya keluar dari dalam mobil , David mengantarkan Moiza tepat sampai didepan pintu rumah.

"Kalau gitu gue pamit pulang." ucap David yang kini tepat dihadapan Moiza.

"Ems... Iya , sekali lagi makasih ya, udah anterin saya sampe rumah." jawab Moiza sambil tersenyum kearah David.

"Sama-sama." jawab David dan membalas senyuman Moiza.

"Ternyata kamu teh meskipun nyebelin baik juga." ucap Moiza dengan suara sedikit pelan dan menunduk malu setelah mengatakan hal itu.

"Apa? lo ngomong apa? pelan banget ngomong nya, yang jelas dan lantang dong kalau ngomong." ucap David yang mencoba menggoda Moiza sambil terkekeh.

"Apan sih, gak kok, saya teh gak ngomong apa-apa." jawab Moiza dengan wajah malu, ia berharap David tidak mendengarkan apa yang ia katakan tadi.

"Yakin elo gak ngomong apa-apa, yaa meskipun tadi gue bilang gak kedengeran elo ngomong apa, sebenarnya sih kedengeran samar-samar, elo bilang gue itu baik kan." ucap David lagi-lagi iya mencoba menggoda Moiza, kini pipi Moiza mulai meu merah dan wajahnya terlihat sekali sedikit kesal di tambah malu.

Story DavidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang