31. Kelompok Pencegah Ramalan!

18 4 2
                                    


Jovian dan Olivia kembali dari pemakaman dengan hati yang terbebani. Suasana hati mereka terasa hampa setelah mengalami momen perpisahan yang menyedihkan. Namun, sayangnya, perasaan sedih mereka tertambah dengan ketegangan yang terjadi antara mereka dan Niko, sahabat dekat mereka.

"Jovi," Panggil Olivia dengan suara pelan.

Jovian berbalik, menatapnya dengan heran. "Ada apa?" Dia melihat wajah Olivia yang sangat murung. "Hey! Jangan cemberut!"

"Iya," Oliva memaksa tersenyum, walau hatinya sangat remuk. "Pas Koukopedia pergi, semuanya jadi berantakan."

"Sepakat!" Sambung Jovian. "Huh.. entahlah, aku rasa kita gak bakal jumpai Niko lagi."

Olivia menghentikan langkah kakinya, membelalak kaget ke arah Jovian. "Kenapa?"

"Huh ..." Jovian menatapnya dengan sayu, lalu membeberkan kejadian setelah Olivia pergi meninggalkannya di pemakaman tadi. "Aku bilang padanya, gak akan menemuinya lagi."

"Jovi! Kau bodoh ya!" Olivia memukul bahu Jovian dengan geram. "Kenapa kau bilang kaya gitu!"

"La-Lagian dia udah kasar!"

"Apa bedanya darimu?" Tanya Olivia rada emosi. "Kau ingat janjimu? Sama Koukopedia?"

Jovian tersentak, menundukkan pandangannya ke bawah. "Ta-Tapi.."

Walau Niko kasar pada keduanya, Olivia bisa memahaminya. Dia masih butuh waktu sendiri untuk meredakan kesedihan di hatinya yang begitu dalam. Apalagi ditinggal seseorang, yang sudah masuk dalam rencana masa depannya.

***

Keesokan harinya, Jovian dan Olivia pergi bersama ke lantai 5, masuk ke sebuah ruangan. Setelah membuka pintunya, di sana terdapat Mira dan Ryan yang sudah menunggu. Singkat cerita, Ryan dan Mira sudah mendapat izin untuk memakai ruangan itu, sebagai tempat mereka untuk membahas ramalan.

"Mana Niko?" Tanya Ryan pada Jovian.

Olivia dan Jovian merenung sambil menunduk. Secara perlahan, Olivia mengambil buku ramalan Niko dari dalam tas-nya, memberikannya pada Ryan yang membuat laki-laki itu bingung.

"Untuk apa?" Ryan mengambil buku itu, lalu kembali bertanya. "Kenapa kau berikan ini?"

"Itu buku Niko," Kata Olivia dengan lesu.

Mira tersenyum kecil, lalu menghampiri Olivia. "Ada apa? Kalian berantem lagi?"

"Kayanya gitu, hehe.."

"Huh ..." Mira mengambil buku ramalan milik Niko dan membacanya. "Yup, ramalannya sama kaya punya kita."

Setelah membolak-balik halaman di buku, Mira terhenti pada ramalan 22 September lalu. Di sana tertulis jelas kalau "Yang dicintai akan pergi.", itu yang menjadi titik perpecahan antara Niko dan kedua temannya.

Mira dengan berani menanyai di mana kelas serta tempat yang sering Niko kunjungi. "Oliv, kau tau kelas Niko di mana? Sama tempat yang sering dia datangi?"

"Kelas 2-A, sama kursi di lantai dasar depan WC. Kenapa?" Tanya Olivia sembari mengernyitkan dahinya.

"Ok, nice info!" Mira beranjak keluar dari ruangan seraya membawa buku ramalan milik Niko.

"Tu-Tunggu! Mira!" Bentak Olivia dengan khawatir. "STOP!"

Mira bergegas turun ke lantai dasar, langkahnya beradu dengan cepat menuruni setiap anak tangga. Dia sampai di lantai dasar dengan keadaan sangat letih, tapi dia harus segera mencari Niko sesuai petunjuk yang Olivia sampaikan.

Mirai: REMAKE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang