Pagi itu, Mira terbangun dengan suara alarm yang gemuruh di samping tempat tidurnya. Matanya yang masih setengah terpejam segera terbuka ketika menyadari bahwa hari ini adalah hari sekolah. Dengan gerakan lincah, dia bangkit dari tempat tidur dan menyapu pandangannya ke luar jendela apartemen, menyambut cahaya pagi yang mulai menerangi kamar.
Seraya menguap, dia membereskan tempat tidurnya dan juga merapikan meja belajarnya yang berantakan. Setelah melakukan olahraga ringan, dia pun bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Setelah persiapannya sudah matang, Mira pun keluar dari kamar dan menyapa kedua orang tuanya yang sedang berada di dapur. Dia menjadi satu-satunya tuan Putri dari Raja dan Ratu yang sangat menyayanginya.
Dengan senyum hangat, Mira mendekati meja makan dan menyapa. "Selamat pagi, Papa! Mama!"
"Pagi sayang!" Balas Mama dengan kecupan lembut di pipinya.
Papa yang sedang membaca koran menyapa dan memberinya nasehat. "Pagi sayang. Oh iya, nanti pulangnya hati-hati, ya? Soalnya lagi banyak kasus penculikan,"
"Ah.. betul juga!" Respon Mama dengan ekspresi khawatir. "Mira, kalau ada apa-apa, langsung telpon Papa atau Mama! Kalau enggak, hubungi temanmu juga!"
"Iya Mama! Papa!" Mira pun menyantap roti panggang yang sudah Mama buat untuknya. "Oh iya, Mira lupa kalau ada yang mau Mira bilang,"
"Apa itu?" Tanya Papa dari balik koran.
"Mira udah gak ada hasrat buat jadi anggota OSIS." Kata Mira penuh keyakinan.
Papa mengintipnya dari balik koran dengan ekspresi heran dan bingung, soalnya sedari dulu menjadi anggota OSIS menjadi impian anaknya yang belum kesampaian.
"Kenapa? Kok berubah pikiran?" Tanya Papa bernada heran.
Mira menjawab dengan senyuman lebar nan ramah. "Soalnya, sekarang Mira udah jadi ketua Kelompok Relawan."
"Mama rasa itu udah bagus, kok! Jadi.. tugasnya apa?" Tanya Mama dengan tersenyum getir.
Mira pun menjelaskan tugas Kelompok Relawan sebagai tenaga pembantu bagi pihak sekolah dan orang yang membutuhkan. Secara teknis, kelompok mereka bergerak di bawah naungan OSIS yang terpaku pada tugas yang diberikan.
Pukul 6:45, Mira masuk ke lift apartemen dan turun bersama para penghuni menuju lantai dasar. Setelah itu, dia langsung bergegas ke halte bis yang akan membawanya ke SMA Negeri Harapan II, padahal sebelumnya dia hanya perlu berjalan menuju sekolah lamanya yang sedang di renovasi.
***
Pukul 11:40, di jam istirahat kedua. Mira kembali membujuk Ryan untuk rujuk ke ruangan C-305, di mana ekskul mereka sudah berganti menjadi Kelompok Relawan.
Mira duduk di kursi yang Ryan duduki di koridor lantai 2. "Ini memang rumit, tapi kalau kau terus kaya gini, rasanya bakal makin rumit,"
"Huh ... entahlah, aku cuma takut kaya mana mereka menanggapiku, setelah waktu itu." Beber Ryan bernada penyesalan.
"Ryan, kadang kita harus memberanikan diri." Mira memegang tangan Ryan dengan lembut. "Aku akan membantumu. Jadi.. ayo kembali!"
Ryan terdiam sejenak, memikirkan kata-kata Mira. Setelah beberapa saat, dia mengangguk. "Baiklah. Tapi aku bakal jaga jarak dari Niko!"
Mira pun memakluminya asalkan Ryan mau kembali ke dalam tim. Setelah itu keduanya pun berpisah karena jam pelajaran segera dimulai. Mira bergegas kembali ke kelas, begitu juga dengan Ryan yang dinantikan kehadirannya di ruangan C-305.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mirai [Revisi]
Ficção AdolescenteSetelah dapet izin dari author aslinya, Wulan bakal revisi ni cerita jadi lebih menarik lagi, hehe. Jangan lupa pantengin aja terus, ya! Pokoknya bakal Wulan Revisi habis-habisan❤️❤️❤️