1.04 buku

16 1 0
                                    

04. buku

siang hari yang dimana teriknya matahari menyengat

membuat dimana angin yang diam melintasi berbagai daratan

surai angin mengibasi rambut pirang seseorang

mata yang berwarna hijau dengan aura matanya yang sangat mirip dengan orang yang ia kenal
kini ada didepannya

suara cekikikannya yang menggelitiki telingganya terdengar jelas

saat itu seseorang yang berambut pirang sedang duduk manis dan memegang pinggang seorang pria manis

entahlah bagi raphael mungkin ini sebuah takdir atau pertanda

sudah lama ia mencari sosok ini

sangat mirip dengan ibunya

sejak dimasukkan kedalam pelatihan tentara yang sebenarnya adalah organisasi mavia

'dunia nyata memang kejam'

selama ini dia belum pernah menjumpai orang tuanya lagi

namun beberapa kabar dari temannya katanya ibunya masih hidup

sedangkan ayahnya tak terlihat batang hidungnya selama 2 tahun ini

saat ia mau menemui ibunya

ternyata sang ibu bilang ke tetangganya kalau anaknya itu berambut pirang dengan bermata hijau, bukan dirinya

'sesuatu yang berawalan dari harapan akan berakhir menjadi bencana'

itu bukan sesuatu yang asing lagi menurutnya

sedari kecil sudah terbiasa tak dianggap sebagai anak sendiri
berdiri didepannya dan mulai mendekati anak itu

setelah memantapkan hatinya, raphael pun mencoba menatap sosok pirang itu

"Yo bre?"

sosok itu pun menyapanya
dengan tangan satunya memasuki saku kiri dan bersalaman dengannya

"raphael"

"gw isaac, btw lo kek ga asing sumpah"

"iya"

raphael pun tersenyum tipis

"badan lo ke keker bre", ucap isaac sambil memegang trisepnya raphael

"yeah, gen bokap gua sama mama haha", jawab raphael sambil mengalihkan pandangannya ke hal lain

'takdir sialan'

"gw juga si", jawab isaac sambil melepaskan seorang pria manis yang mendekapnya erat

'romantis sialan'

"gw duluan sac", ucap raphael tanpa memandang isaac lagi

"bentar, minta wa lo", cegat isaac

"buat?"

"sex"

sejak saat itu raphael berdiam dan menatap tajam sang lawan bicara

"aelah kaku amat, party bre. kek nya lo asik, cakep jua"

"okee"

perasaan raphael campur aduk

nada suaranya sangat mirip dengan mama

papanya dan juga dia mirip dengan bayi itu

'dunia ini memang sempit, makanya tuhan pertemuin gua dan lo'

setelah bertukar kontak, dengan raut muka yang tadinya tersenyum kalem
kini menjadi serius dengan mengigit dalam sedalam dalamnya gigi kedalam lubang kegelapan

Annoying Banget Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang