03. bulan
suasana yang dingin ditemani oleh salju yang turun satu demi satu
jejak kaki yang ditinggalkan oleh anak kecil itu kini terkubur oleh salju
banyak keluarga yang berkumpul juga bermain sambil membentuk bola salju dan tersenyum bahagia
disisi lain ada seorang anak yang hanya memakai baju tidur dengan kaki yang sudah membiru menatap langit
"saya juga ingin bermain bersama"
sorot tatapan kosong melihat langit tanpa ekspresi apapun
kemudian ada seseorang yang lewat menghampirinya
"adik kau sedang apa? apa kau tidak kedinginan?"
tanya seseorang yang lengkap menggunakan mantel yang berlapis
tak lupa memakai sepatu bots yang tebal serta syal dilehernya tak lupa juga penutup telinga yang melindunginya dari hawa dingin disana
"hei bung, dia tak memakai apa apa", ucap temannya yang lain.
anak kecil itu menoleh dengan bibir pucat yang sudah membiru
"saya hanya ingin melihat salju dari dekat", jawaban dari anak kecil itu membuat kedua bocah itu menatap satu sama lain
"hei dik, kembalilah kerumahmu ini bisa membunuhmu", saran dari bocah yang lebih tua darinya.
"kau bisa mati bung", tambah dari temannya.
bocah itu langsung menatap mereka samar-samar dengan memiringkan kepalanya
"apa mati itu sesuatu yang menyenangkan?",
tanya bocah itu dengan penasaran dan menghampiri mereka
"menyenangkan ya?", tanya bocah itu sekali lagi.
"hei dia aneh", ucap dari salah satu bocah yang sedang menyenggol temannya dengan siku.
kedua anak laki-laki itupun meninggalkan anak kecil yang sedang penasaran dengan kata 'mati'.
tak lama seorang polisi tiba, langsung menariknya serta memakaikan handuk tebal kepada anak kecil itu.
"nak, dimana mama dan papamu?", tanya polisi itu sambil menggendongnya dan memasukkannya kedalam mobilnya.
"sibuk.bisnis.", jawabnya
"namanya siapa?",
polisi itu memutar mobilnya
"Papa Kallen Edbert dan Moma Martia Osvaldo", ucap anak itu dengan nada tegas dan pelafalan yang bisa dibilang wah
"nak, jangan kemana-mana ketika nanti kita sudah didalam"
sang polisi itupun melirik anak itu dari spion depan
garis rahangnya yang kecil,, hidungnya yang mancung, berambut hitam serta bermata coklat seperti orang asia, bulu mata yang lentik dengan sorot mata yang kosong
kini tubuhnya yang kecil itu terbalut jaket bomber dengan bibir yang mengatup-atup berwarna cream kebiruaan membuat sang polisi merinding
KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying Banget
Novela JuvenilSesuai takdir. Hal yang salah akan terhukum oleh karma itu sendiri, seseorang lahir tanpa tau siapa orang tua aslinya dan hidup penuh kebencian. Cinta yang penuh dengan darah, tanpa bisa memiliki siapapun dan hanya sekali bisa merasakan rasanya menc...