•••🌺🌺🌺•••
Tadi sore walaupun kesal Adel pada akhirnya mau di antar pulang oleh Alvian, alasannya adalah sang ibu yang tidak bisa menjemputnya karena urusan penting, apalagi kalo bukan arisan."Mengapa kamu masih ada di sini? Ini bukan rumahmu!"
Alvian, pria itu menatap nya dengan tatapan polos. Sudah beberapa jam berlalu dari saat dia pulang sekolah sampai kedua orangtuanya datang pria ini tidak kunjung pergi.
"Adel, jangan gitu sayang. Sini mending kamu bantuin ibu nyiapin makan malam"
Walaupun masih kesal Adel dengan patuh pergi ke meja makan dan menyiapkan makan malam.
"Oh bibi, masakan mu selalu enak aku berharap bisa makan semua ini setiap hari"
"Kamu terlalu banyak memuji, tapi jika kamu benar-benar mau kamu bisa datang ke sini. Lagi pula sudah sangat lama juga kamu ada di luar negri" Ucapnya sambil tersenyum.
Meja makan terdiri dari 4 kursi dan pria itu duduk di sebelahnya,Entah sengaja ataupun tidak tapi setiap kali Adel bergerak menjauh Alvian akan secara terang-terangan bergerak mendekatinya.
Setelah makan malam Adel duduk di ruang tamu melihat ke arah tv yang sedang menyiarkan siaran berita populer.
"Apa kamu suka menonton hal-hal seperti ini?" Adel bergeser ketika pria itu ingin duduk di sebelahnya.
"Kapan kamu akan pulang, ini sudah larut malam"
Pria itu menaikan sedikit halisnya dan bertanya "Apa kamu tidak suka aku ada di sini?"
Adel kemudian berbalik dan memperlihatkan wajahnya yang dengan sangat jelas berkata 'ya'. Namun pria itu sepertinya bego.
"Tapi aku suka berada di sini, ada banyak makanan enak dan yang pasti... Aku bisa melihatmu dari dekat"
"Kamu membuatku ingin muntah"
Pria itu tertawa entah dia mengerti atau tidak, "Hah~, dari tadi kamu terlihat tidak senang . Apa kamu masih marah karena aku terlalu lama di luar negri?"
"Aku tahu aku salah, jadi tolong maafin aku ya. Pliss maafin aku ya tata sayang"
Wajah pria itu sangat dekat, Halis tebal dengan kedua bulu mata lentik adalah idamannya!!.
"Sialan! Bajingan ini tidak di kehidupan sebelumnya atau novel selalu saja membuat hatiku berdebar kencang"
Tidak salah lagi, alasan Adel bertindak kasar pada Alvian karena dia sangat mirip dengan mantan gebetannya di kehidupan sebelumnya!!.
"MENYINGKIR JANGAN DEKATI AKU!!"
Dengan kesal dia berlari ke lantai dua dan langsung masuk ke dalam kamar. Di dalam kamar Adel merebahkan tubuhnya di atas kasur, jantungnya yang lemah tidak bisa jika terus berdekatan dengan bajingan itu!.
"Sialan! Kenapa harus dia sih dan kenapa juga kita harus sepupuan?!?"
Dia lalu berguling-guling di atas kasur dengan prustasi memikirkan pria bernama Alvian itu,
Tok tok tok Pintu di ketuk dari luar dan sebuah suara terdengar, itu adalah ibunya yang berkata bahwa Alvian akan segara pergi lalu memintanya untuk mengantar ke luar.
Berpikir bahwa kesempatan tidak datang untuk kedua kalinya , Adel segera bangun dan turun untuk mengantar Alvian ke depan.
Di sepanjang jalan menuju gerbang keduanya diam, tidak ada yang berbicara kecuali jangkrik yang bernyanyi di tengah malam.
"Aku ga masalah kalo kamu masih marah, tapi jangan lama-lama ya"
Sepeti biasa senyum manis yang di sukai oleh tuhan itu di perlihatkan lagi padanya.
"I-iya, banyak ngomong sana pergi saya mau tidur!"
Sesaat sebelum dia membalikan badannya Alvian memegang tangan Adel dan memeluk tubuhnya.
"Yaudah, tidur yang nyenyak ya besok kita ketemu lagi cupp~" sebuah kecupan kecil mendarat di ujung keningnya. Dan entah ilusi atau bukan tetapi Alvian sepertinya mengunakan lebih sedikit kekuatan saat memeluknya tadi.
"Bajingan sialan!! Bagaimana mana dia bisa melakukan hal sepeti itu!!"
Dengan kesal Adel mendorong tubuh pria itu dan pergi meninggalkannya di tengah-tengah jalan menuju gerbang, namun yang tidak ia sadari adalah tangan Alvian yang sedang memegang jepit rambut miliknya.
"Hah~ koleksi ku sepertinya akan bertambah"
Sebuah senyuman terukir di bibirnya, dan dia berjalan pergi dengan langkah gembira.
Hari ini di sekolah semua murid terkihat prustasi, kalian masih ingat dengan tugas fisika yang kemarin? Ya beberapa siswa yang tidak beruntung harus mengulangi semua soal dengan modul yang berbeda karena ketahuan mencontek.
Tapi untungnya jenius kecil kita ini tidak terpengaruh oleh itu. Mungkin....
"Adel pliss bantuin gue, ini gue kagak ngarti sumpah bantuin gue ya"
"Del, Del Del ini Gimana ngerjainnya??"
"Eh, eh eh apa-apaan sih kalian semua?. Cepetan minggir Adel tuh udah gua booking jadi kalian mending pergi deh sana hus hus"
Baru kali ini Adel menyesali memperlihatkan skill kepintarannya. Jika di kehidupan sebelumnya tidak akan ada yang peduli seberapa pintar ia di kelas malah ia merasa di kucil kan karena di sebut berbeda dari yang lain.
Kkkkririiinggg bel istirahat berbunyi, kali ini Adel berniat untuk menemui Mila di kelasnya.
"Mila tunggu"
Gadis di depannya berhenti dan berbalik kebelakang, senyumnya merekah ketika melihat siapa yang datang. "Mau pergi ke kantin ga aku traktir deh"
Mila mengangguk dan mereka pergi menuju kantin, di sekolah ini kantin menyediakan makanan nya Sendiri dengan menu yang berbeda setiap harinya. Namun jika kamu ingin makanan yang lebih enak maka para siswa harus mengeluarkan uang extra.
Saat keduanya sedang duduk terdengar suara gaduh dari arah belakang. Siapa lagi yang suka berbuat gaduh selain protagonis dan antek-anteknya.
••••To be continued 💋.
Ada yang penasaran sama visualnya Alvian ???
JANGAN KEMANA-MANA KALO MASIH KEPO😤.
KAMU SEDANG MEMBACA
200% Love Poin :Transmigrasi
Teen Fiction✎ Ketika seorang wanita berumur hampir 30thn meninggal akibat prank dari teman nya. 「Hallo tuan rumah, saya adalah sistem imut anda \(՞▽՞ )/ 」 Tertampar oleh fakta, dirinya kini berada di dalam tubuh si bodoh yang cantik. Yang di kirim ke rumah saki...