17.0 Makan malam

118 12 17
                                    

•••🌺🌺🌺•••Ketika Adel sedang melamun kan sesuatu, telpon nya bergetar beberapa kali yang membuat ia keluar dari ruangan tersebut dan mengangkat telpon di pojok lorong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••🌺🌺🌺•••
Ketika Adel sedang melamun kan sesuatu, telpon nya bergetar beberapa kali yang membuat ia keluar dari ruangan tersebut dan mengangkat telpon di pojok lorong.

📞|Kenapa lama sekali mengangkat telponnya!?.

Suara itu tampak familiar, namun ketika Adel melihat dari siapa telpon itu berasal ia hanya melihat sederet angka tidak di kenal,

Maaf, dengan siapa ini ?|📞

📞|Aku calon suamimu, yang akan membuatmu menderita...

Tentu saja , bajingan ini ternyata. (Dialog dalam hati)

📞|Ku pikir, aku akan ke intinya saja. Malam ini nenek ingin magundangmu makan malam, dan aku mau kamu datang!. Nanti aku akan menjemputmu...
Tuttttt ☎️

Seketika telfon di matikan , dan Adel hanya menatap ponselnya dengan pasrah, Kapan aku bisa pergi dari dunia sialan ini?...

Kembali ke dalam ruangan, Adel melihat bahwa anak kecil yang tadinya energik, telah tertidur lelap di bangsal rumah sakit sambil memeluk boneka Teddy bear yang sangat besar.

Sementara Mila sedang mengelus kepala anak itu dengan pelan, kemudian jam menunjukan Pukul 18.45 dan mereka akhirnya keluar dari rumah sakit, pertama-tama Adel mengantar Mila pulang terlebih dahulu sebelum dirinya .

Sesaat ketika taxi baru saja sampai di depan gerbang hitam, terlihat bahwa ada sebuah mobil berwarna putih juga tengah parkir di depan gerbang.

Adel tidak peduli pada awalnya, dan langsung masuk ke dalam rumah.

Saat langkah kakinya baru menginjak ke ruang tamu, Adel terkejut melihat sosok yang tidak pernah ingin dia temui kini duduk di sofa sambil di temani oleh ayahnya.

"Adel... Udah pulang sayang.." suara sang ibu terdengar dari arah dapur, yang membuat kedua orang yang sedang asik berbincang di ruang tamu kini mulai melirik ke arahnya .

Adel hanya menyapa ayahnya sebentar lalu berjalan ke arah di mana suara ibunya berasal, "Bu... Mengapa dia ada di sini?.."

Sang ibu yang tengah memotong sayuran menjawab dengan santai, "Loh, bukanya kalian mau makan malam ?. Kamu ini gimana sih sayang... Udah, pokonya kamu sekarang siap-siap, dandan yang cantik oke.." Karin lalu mengusir putrinya untuk keluar dari dapur, sementara Adel berjalan dengan lebih cepat ketika ia melewati ruang tamu.

Menaiki anak tangga , Adel langsung berlari dan masuk ke dalam kamar sambil mengunci tempat itu rapat-rapat, lalu melemparkan tubuhnya ke arah kasur dengan frustasi.

Tuan rumah, anda jangan berkecil hati, makan malam ini akan menjadi plot yang menyenangkan ଘ(੭ˊᵕˋ)੭ 」

Apanya yang menyenangkan?,

Jika anda penasaran , maka cepatlah bersiap-siap (˵ •̀ ᴗ - ˵ ) 」

Dengan rasa malas yang besar Adel membuka lemari dan memilih beberapa baju yang akan dia pakai, dia juga sempat memilih beberapa aksesoris dan tak sengaja melihat kalung pemberian Alvian.

Kalung itu tidak pernah ia pakai lagi karena sistem bilang ada sesuatu yang aneh dalam liontin nya, "Sayang... Kamu udah siap belum?, Jangan lama-lama siap-siap nya nanti kamu terlambat."

Suara sang ibu terdengar dari balik pintu, dan Adel hanya bisa menjawab 'iya' dan bersiap-siap lebih cepat.

Setelah itu dia mengambil tas kecil berwarna putih dengan gantungan kelinci sedang makan wortel, di rasa cukup puas dengan penampilannya Adel turun dan melihat Darren yang sudah menunggu sambil meminum teh yang ibunya siapkan.

"Wah... Anak ibu cantik banget," sang ibu mendekat dan tersenyum sambil memegang tangannya, kemudian membawa dia kehadapan Darren .

Pria itu menatapnya sebentar lalu berdiri dan mendekatinya, "Udah siap?, Ayo jalan." Darren memaksa untuk mengengam tangannya dan berbalik sambil tersenyum pada Karin untuk berpamitan.

Mereka lalu berjalan ke pintu utama dan setelah berada di luar, Darren langsung melepaskan gandengannya begitu saja dan masuk ke dalam mobil.

Anak sialan, Adel lalu berjalan ke arah mobil dan membuka pintu depan, lalu duduk di sebelah si pengemudi.

"Ingat, ketika nenek ku bertanya tentang hubungan kita, kamu harus mengatakan bahwa kita baik-baik saja!. Lalu kita juga harus bersikap selayaknya pasangan nanti."

Darren berbicara dingin di kalimat terakhir. Beberapa saat di perjalanan mereka akhirnya sampai di rumah besar milik Atmaja.

Setelah beberapa kali pergi ke tempat ini, Adel sudah hapal sedikit seluk beluk dari pintu depan, samping kiri dan kanan rumah tersebut.Lalu ketika mereka baru saja membuka pintu, sudah ada para pelayan yang berjejer di kedua sisi.

Kemudian, mereka pun di arahkan ke sebuah ruangan yang cukup santai, dimana dia melihat ada seseorang yang tengah duduk di kursi roda sambil membaca sebuah buku.

Dan ketika seseorang itu mendegar suara langkah kaki, dia langsung menengok dan tersenyum ke arah mereka. "Nenek apa yang kamu lakukan di sini, aku kan sudah bilang nenek jangan keluar dari kamar kecuali saat makan malam nanti..."

Suara pria itu sangat berbeda ketika berbicara dengannya, nada yang begitu lembut dan mata yang penuh ke khawatiran terpancar dengan jelas,  "Nenek gak apa-apa, lagian kan nenek udah sembuh, nenek juga bosen di kamar terus..." Keduanya terus mengobrol dan melupakan satu orang lagi yang ada di sana.

Setelah beberapa saat orang tua itu sadar bahwa ada satu orang lagi yang ada di ruangan tersebut.
"Oh jadi ini calon istri kamu?..."

"Ya, begitulah..." Jawaban Darren sangat tidak pasti, tapi neneknya masih tampak excited saat melihat Adel.

Adel agak bingung namun setelah mendapat tatapan yang tajam dari Darren, dia langsung tersenyum dan mendekat ke arah sang nenek dan duduk di salah satu kursi di sana, kemudian mengobrol.

Sang nenek sempat memberikan pertanyaan-pertanyaan tentang hubungan mereka, dan setiap kali Adel tidak menjawab Darren akan mencubit tangannya dengan keras.

Kemudian saat makan malam, beberapa kelurga yang masih menetap di sana juga ikut makan di meja yang sama, bahkan si kembar yang terakhir kali menganggu dia juga ada di sana. Mereka terus menatap ke arahnya dengan wajah bertanya-tanya.

5 menit berlalu ketika semua orang sedang asik menyantap makanan , tiba-tiba saja terdengar suara teriakan dari pintu depan. Dan suara seorang wanita yang di kenal mulai masuk ke indra pendengaran semua orang.

••••

Masih ada lanjutannya gaiys... Ayo ke chapter berikutnya~

200% Love Poin :TransmigrasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang