•••🌺🌺🌺•••
Pukul 11 malam di Blue Archies BarKota yang sunyi di tengah malam tidak berpengaruh untuk tempat ini, banyak pria maupun wanita datang bersenang-senang dengan pasangan ataupun simpanannya.
"Ya'elah Ren, ga usah di pikirin. Kita masih punya kok 1001 rencana buat nyinggkirin si cupu itu"
Sam, pria berambut merah itu tersenyum dengan licik. Tadi sore jika saja Adel tidak datang maka rencana yang mereka untuk remaja yang di kejar anjing itu pasti berhasil, dan juga dirinya sudah di kelilingi oleh wanita-wanita cantik dan sexy sesuai dengan perjanjiannya dengan Daren.
Walaupun sedikit kesal Sam melampiaskannya pada minuman yang ia pegang. Tok tok tok pintu terbuka dan seorang pelayan masuk.
"Eh cuy, liat tuh cewek baru lo Dateng lagi" dia menunjuk ke arah pelayan yang tampak malu-malu saat masuk ke ruangan di mana mereka berada.
Kakinya yang tampak lemah berjalan sempoyongan ke arah meja,kedua tangannya memegang baki dengan banyak botol minuman yang telah di pesan.
Gadis itu lalu melayani mereka ber- empat sendirian dengan sangat hati-hati, namun saat akan menuangkan minuman untuk Sang protagonis dalam buku, dia dengan sengaja menumpahkan sedikit minuman ke pakaian pemuda itu.
"Maaf... Maafkan aku, aku akan membersihkan nya untukmu" tangannya yang kecil dengan tergesa-gesa mengelap kemeja Daren yang basah oleh cairan merah tersebut,
Tindakan tersebut membuat orang-orang di sana mengangkat halis mereka, berpikir bahwa gadis itu benar-benar bisa mengambil kesempatan dalam kesempitan.
"Tidak perlu, kamu bisa kembali" Suaranya yang dingin dan tegas membuat buluk kuduk gadis itu merinding, akan tetapi dirinya masih tetap mempertahankan postur tubuh yang sama tanpa berubah sedikitpun.
Melihat keduanya yang sedikit tidak akur Sam ingin menambahkan sedikit batu bara ke dalam api yang kecil itu. "Bener-bener seleranya Daren, gadis Lugu sok polos dan bego. Kenapa ga Lo pacarin aja, toh bagus'kan kita jadi punya babu gratis lagi"
Senyuman yang ia berikan benar-benar memprovokasi beberapa orang untuk setuju dengan idenya, bahkan gadis yang sedang terduduk di lantai itu diam-diam setuju dengannya.
"Tapi ya, kalo di pikir-pikir dia ga bakal berguna selain jadi babu biasa gak kayak si Adel" Silvi, menatap gelasnya seolah-olah sedang bernostalgia.
Sedangkan pria degan mata sayu itu juga menundukan kepalanya sambil berpikir. "Sudah hampir satu bulan gadis itu tidak mengganggunya bahkan hanya sekedar saling bertemu pun tidak pernah, apa mungkin dia sudah menyerah??"
Tangan mulai terkepal kuat, kemarahan mulai muncul di antara keningnya berpikir bahwa sesuatu yang telah ia genggam akan lepas begitu saja.
Bbbraakk gelas di tekan dengan kuat sehingga menimbulkan bunyi di ruangan yang sepi, lalu dirinya bangun dan mulai berdiri tegak melangkahkan kaki ke luar ruangan tanpa menghiraukan panggilan dari teman-temannya.
Lorong yang sepi karena penghalang suara mebuat dirinya merasa kesepian, dari samping cahaya rembulan mulai masuk dan memantulkan sinarnya di tempat yang gelap.
Saat dia berjalan, cahaya bulan itu mulai bergerak maju meningalkan nya dalam kegelapan. Dan tanpa disadari kakinnya mulai berlari untuk mengejar sinar rembulan itu. "Aku tidak mau, aku tidak mau di tinggal sendirian dalam kegelapan lagi"
Saat dirinya sedang sibuk mengejar cahaya di depan, dia lupa bahwa di belakang cahaya yang di kira lari itu masih memancarkan sinar di tempat yang sama.
••••
Pagi ke esokan harinya,matahari sudah terbit meningalkan bulan untuk istirahat setelah bergantian shif. Sinarnya yang tidak terlalu panas cocok untuk berolahraga di pagi hari.
"Oke anak-anak setelah melakukan pemanasan bapak mau kalian lari setengah lapangan lalu kumpul lagi di sini"
Para murid dengan antusias berlari seperti yang di perintahkan, lalu ketika suara peluit terdengar mereka kembali ke titik awal untuk mendengarkan arahan dari guru olahraga.
"Minggu kemarin kita telah belajar tentang materi bola basket, dan sekarang bapak mau kalian untuk mempraktekkan langsung secara berpasangan terlebih dahulu. Jika ada kendala kalian bisa langsung tanya sama bapak ya"
Semua murid lalu mencari pasangan mereka sesuai absen walaupun ada beberapa keributan yang terjadi karena beberapa siswa yang tidak rela karna pacarnya berpasangan dengan orang lain,bahkan ada juga dua bestie yang sama-sama tidak tahu dengan bola basket.
"Jangan keras-keras lemparnya nanti, awas ya kalo sampe kena muka" Adel cemberut ketika mengetahui pasangan nya adalah Aidan, bukannya tidak suka tapi setiap kali melihat Aidan yang tampak mirip dengan Alvian membuat dia kesal.
Tapi untungnya kemarin malam dia sudah meninju wajah paripurna pria itu dan memblokir semua kontaknya. Yang memberikan kepuasan sesaat pada jiwanya.
Kembali ke topik, setelah memilih tempat untuk berlatih mereka lalu melakukan nya secara bergantian, akan tetapi sebagian waktu di habiskan untuk mengajar Adel sedangkan Aidan melihat dan mengoreksi jika ada yang salah.
"Sudah ya, saya cape, giliran kamu aja"Napasnya tersengal-sengal karena tidak berhenti di paksa oleh rekannya. Bayangkan saja di kehidupan sebelumnya dia tidak pernah melakukan olahraga lebih dari seperempat jam karena sekolah memberikan keringanan dan tidak mau terjadi apa-apa jika penyakitnya kambuh, jadi sisa seperempat jam lainnya selalu ia gunakan untuk istirahat dan melihat teman-temannya berlatih.
"Jangan nyerah, latihan ini buat nilai praktek nanti"
"Tapi saya cape, kamu ga liat ini pakaian saya basah sama keringat??"
"Ya'elah basah dikit doang ngeluh" ucapan itu sedikit sinis menurutnya,
Tapi Adel tidak peduli ia lalu membuka botol minum, dan samar-samar terdengar suara teriakan dari depan kemudian sesosok tubuh menghalanginya seperti benteng. Air yang baru setengah di minum tumpah dan membasahi celana dan sepatunya
••••
To be continued 💋.
Penasaran dengan kisah selanjutnya??
Yuk masukin ceritanya ke perpustakaan mu supaya tidak ketinggalan upde-an terbarunya😉
KAMU SEDANG MEMBACA
200% Love Poin :Transmigrasi
Novela Juvenil✎ Ketika seorang wanita berumur hampir 30thn meninggal akibat prank dari teman nya. 「Hallo tuan rumah, saya adalah sistem imut anda \(՞▽՞ )/ 」 Tertampar oleh fakta, dirinya kini berada di dalam tubuh si bodoh yang cantik. Yang di kirim ke rumah saki...