17.1 Keributan

185 18 29
                                    

"Biarkan aku masuk!!, asal kalian tahu aku adalah pemilik rumah ini!!."

Para penjaga di depan pintu tampak kewalahan, padahal mereka hanya melawan satu ibu-ibu berambut orange. "Mohon maaf bu, tapi kami tidak bisa membiarkan Anda masuk!."

Ketiga penjaga tersebut berusaha mengusirnya lagi dengan cara, menyeret tubuh wanita yang terus menjerit itu keluar. "Lepaskan aku!, Jika anak ku melihat ini dia pasti akan memecat kalian semua!!."

Mendegar hal tersebut ketiga penjaga tidak menganggapnya serius dan terus menerus membawa sang ibu untuk keluar.

Karena tidak ada yang mau mendengarkannya, Tresi mengigit salah satu telinga dari penjaga yang menahannya lalu ketika mereka lengah ia berlari ke arah pintu utama dan langsung masuk begitu saja. Membuat orang-orang yang sedang berada di meja makan berdiri dan menyambutnya dengan wajah tak sedap di pandang.

"Berani sekali kamu masuk ke dalam rumah ini?!" Salah seorang pria di sana menunjuk dan menatap wanita berambut orange itu dengan jijik

"Memangnya kenapa aku tidak berani?, Lagipula, rumah ini akan menjadi milikku..." Ucap Tresi sambil tersenyum manis pada semua orang.

"Dasar menjijikan, siapa yang bilang rumah ini akan menjadi milikmu!!" Salah seorang wanita di sana juga langsung berteriak dan memangil para penjaga lagi untuk mengusir nya.

Melihat tindakan tersebut Tresi tiba-tiba berlari ke arah putranya dan memeluk tangan Darren dengan erat sambil menatapnya memohon. "Nak jangan biarkan orang-orang itu mengusir mama, mama ini ibu kandung kamu apa kamu tega melihat mama di bawa-bawa paksa sama mereka?!."

Mendegar perkataan nya wajah semua orang langsung marah, dan jijik. "Tolong keluar, jangan buat keributan di sini." Darren membawa ibunya untuk pergi , namun wanita berambut orange itu tidak mau dan malah semakin membuat keributan yang lebih besar.

"SIALAN KAMU!, DASAR ANAK KURANG AJAR. aku melahirkan dan membesarkan mu, tapi sekarang ini lah balasan mu untuk ku!?." Tresi berteriak dan menampar putranya beberapa kali, "kamu harus membiarkan ku tinggal, ini juga rumah ku. Dan aku yang akan memiliki semua.... Harta yang ada di sini!!,"

Kemudian saat orang-orang tengah sibuk menghentikan wanita yang mereka anggap gila tersebut, tiba-tiba saja sebuah suara datang dan menyuruh mereka untuk berhenti.

"Mengapa kamu membuat keributan di hari yang tidak tepat!." Sang nenek keluar sambil di dorong pelan kursi rodanya oleh Adel, dan berhenti di depan semua orang.

"Orang tua, akhirnya kamu muncul juga." Ketika Tresi menyapanya dia juga melihat ke arah Adel, lebih tepatnya ke pakaian yang ia kenakan serta kalung mewah yang tersemat di lehernya. "Ini pasti menantuku, sangat cantik. Ayo nak ke sini dan lihat ibu mertua mu~"

Mendegar hal tersebut Adel hanya diam dan menatap wanita itu dengan tatapan tenang, yang mana hal tersebut membuat Tresi sangat marah. "Dasar menantu sialan, aku bilang datang ke sini dan lihat calon mertua mu!."

Sambil berbicara Tresi mendekat dan menarik Adel, lebih tepatnya menarik kalung yang ia pakai. Melihat hal gila yang tiba-tiba tersebut semua orang panik.

"WANITA SIALAN, CEPAT LEPASKAN!"

Ibu dari anak kembar langsung datang dan menarik tangan Tresi supaya melepaskan genggaman nya pada kalung itu, namun hal tersebut tidak membantu dan malah membuat buruk keadaan, karena ketika mereka berdua saling tarik menarik.

Tanpa sengaja tubuh Tresi menyenggol kursi roda yang membuat sang nenek yang duduk di atasnya terjatuh, Darren yang melihat itu tiba-tiba berlari dan menjauhkan neneknya dari sana sebelum membantu Adel.

"Dasar wanita gila!, Cepat lepaskan dan pergi dari sini!!."

Ketika tangannya terlepas para penjaga yang telah di panggil langsung dengan sigap mengikat tubuh wanita itu dan membawanya keluar walaupun, Tresi masih terus bergerak dengan liar dan berteriak histeris.

Sialan leherku hampir patah!, Adel bernafas dengan berat kemudian melihat ke arah Darren yang sedang berlutut di hadapan neneknya.

"Nenek benar-benar tidak apa-apa, hanya kaget tadi, tidak ada luka yang serius... Kamu jangan khawatir." Sang nenek mengelus kepala cucunya pelan, dan tersenyum berusaha untuk menenangkan nya. Namun Darren masih merasa bersalah dalam hatinya.

Tadinya dia berpikir untuk tidak membantu Adel dan hanya melihat bagaimana gadis itu kesakitan , namun dia lupa bahwa neneknya ada di sana. Jadi ketika dia melihat neneknya jatuh ia langsung panik.

"Maafkan aku nek, aku benar-benar minta maaf..."

"Tidak apa-apa sayang ini bukan salah mu..."

Perbincangan itu singkat, karena sang nenek langsung di bawa ke kamar oleh anak-anak nya. Dan makan malam ini juga selesai begitu saja.

Adel mengeluarkan kaca dari tasnya dan melihat seberapa mengenaskan lehernya sekarang.

Sialan, sistem apa ini yang kamu maksud dengan hal yang menyenangkan?!.

Hehe... ( •⌄• )

Mendegar jawabannya membuat Adel sedikit naik pitam. Namun, dia hanya tersenyum Samar dan menutup obrolannya.

Setelah itu dia menunggu di sofa ruang tamu, karena Darren memintanya. Dan setelah beberapa saat pria itu turun dengan wajah yang masih sangat kesal.

"Aku akan mengantar mu pulang," ketika dia berbicara seperti itu nadanya sangat dingin bahkan tatapannya lebih kesal dari yang tadi.

Mereka lalu keluar dari rumah dan masuk ke dalam mobil. Akan tetapi setelah dua menit mobil itu tidak berjalan Karena sang pengemudi tidak menyalakan mesinnya.

"Mengapa kamu membawa nenek keluar dari ruang makan?!"

"Nenek yang memintanya, aku hanya membantu."

Mendegar jawaban itu, Darren langsung menoleh dan menatapnya dengan tajam. "Membantu?, Kamu membuat nenek ku jatuh!. Jika saja kamu tidak membawa nenek ke sana, hal seperti itu tidak akan pernah terjadi!!."

"Aku minta maaf, lagipula itu bukan salahku. Ibumu yang-..."

"JANGAN SEBUT WANITA ITU SEBAGAI IBUKU, dia sama sekali bukan ibuku!." Nada bicaranya kali ini lebih tinggi, dan Adel agak sedikit terkejut pasalnya kuping sebelah kanannya terasa berdengung kencang saat Darren berbicara.

"Baiklah , wanita itu yang tiba-tiba menarik ku dan tanpa sengaja menyenggol kursi roda nenek. "

"Sudahlah, aku tidak mau mengungkitnya lagi." Kemudian Darren menghidupkan mesin mobil dan mereka pergi kelaur dari garasi rumah ke jalan raya.
•••

To be continued 💋.

Hari ini Vivi updet dua sekaligus untuk merayakan hari spesial 😇. Walaupun sebenarnya ini juga permintaan maaf karena lupa updet ehe~>

Tapi kalian jangan marah ya, soalnya Vivi akan memberikan kalian cerita baru!!

Dan untuk info selanjutnya kalian bisa cek di profil ku oche🤩.

And Terimakasih buat cintaku yang sudah mampir, vote and komen 💗.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

200% Love Poin :TransmigrasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang