02. Home Sweet Home

72 9 8
                                    

"Masa terbaik dalam hidup seseorang adalah masa ia dapat menggunakan kebebasan yang telah direbutnya sendiri." — Pramoedya Ananta Toer


Hari sudah sore. Titik-titik hujan mulai turun keroyokan. Di bawah topi bisbol hitam yang menyembunyikan sebagian wajahnya, Ibra fokus menatap satu-satunya bangunan yang berdiri tegak di hadapannya; sebuah pondokan bergaya rustic modern dengan anak tangga dan pondasi batu yang ciamik.

Berbarengan dengan Ibra yang menutup pintu bagasi mobilnya, lampu-lampu sekuning madu pun menyala dari arah pondokan.

Berbarengan dengan Ibra yang menutup pintu bagasi mobilnya, lampu-lampu sekuning madu pun menyala dari arah pondokan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ibra spontan berdecak kagum. Matanya nggak bisa berhenti berbinar-binar. "Gokil!" katanya dalam hati. "Iklannya nggak tipu-tipu. Foto sama aslinya seratus persen identik!"

Sebenarnya untuk sebuah pondokan di luar Jakarta, dengan harga sewa perbulan mencapai 3 juta rupiah, tempat ini terkesan highly overrated. Selain lokasinya yang nyempil dan jauh dari pemukiman warga, luas bangunannya nggak sampai 200 meter persegi meski halamannya sudah seperti lapangan bola. Sementara fasilitas yang ditawarkannya pun nggak terlalu banyak, apalagi istimewa.

Saat mengobrol di aplikasi pesan instan, pengelolanya sudah mewanti-wanti kalau Ibra nggak akan dapat jatah laundry gratis dan makanan siap santap. Jelas, pondokan ini bukan hotel, konsepnya lebih ke high quality kos-kosan. Sebagai gantinya, ada dapur dan ruang penatu yang bisa dipakai sama-sama dengan penghuni pondokan lainnya. Walau begitu, Ibra nggak merasa keberatan sama sekali.

Jujur saja, pertama kali menemukan iklannya di laman pencari, Ibra sudah kepincut impresi mewah dari desain kontemporer dengan sentuhan pedesaan yang dimiliki pondokan ini.

Nggak tahu kenapa, bangunan ini kayak berpadu dengan alam di sekitarnya. Tempat yang cocok untuk Ibra bersembunyi dari dunia. Apalagi hamparan sawah bak permadani yang letaknya persis berada di balik pondokan. Ibra yakin jiwanya bakal damai sentosa kalau tiap terbangun dari tidurnya, pemandangan indah itulah yang dilihat matanya kali pertama.

 Ibra yakin jiwanya bakal damai sentosa kalau tiap terbangun dari tidurnya, pemandangan indah itulah yang dilihat matanya kali pertama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Iya, sih. Ibra baru melihatnya lewat foto-foto yang dibagikan pengelola pondokan di google review doang, tapi lucunya sudah bikin Ibra kebelet untuk cepat-cepat pindahan kemari.

The Ghost Next DoorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang