8. Anger

14 4 0
                                    

Eun woo meluapkan amarahnya dengan memukuli tembok kamarnya. Ia begitu kesal dan membenci semua hal-hal yang mengikatnya. Ia tidak suka diatur dan menjalankan hal-hal yang diluar keinginannya. Eun woo mencuci darah yang muncul dari jemari tangannya usai memukuli tembok kamarnya tersebut.

Disela-sela amarahnya, pria itu kemudian teringat dengan Rose.

"Ck, Gadis itu..." Gumam Eun woo.

Kemudian Eun woo segera mengganti pakaiannya. Dengan cepat kemudian ia berlarian menuruni tangga dan langsung berjalan cepat menuju mobilnya.

"Anda mau pergi kemana, tuan?" Tanya pak soo
"Kalian tidak perlu tahu aku mau pergi kemana. Jika siapapun yang ingin berurusan denganku kalian tangani dulu." Ucap Eun woo sambil menyalakan mesin mobil dan mulai mengemudikan mobil.

Kemudian Eun woo sampai di depan unit apartement Rose, Eun woo membuka dan masuk lalu berjalan menuju kamar gadis itu, namun Rose tidak ada disana. Seketika wajah Eun woo berubah menjadi panik sekaligus khawatir, ia mencari gadis itu ke semua ruangan. Namun begitu ia sampai didepan kamar mandi, perasaannya langsung berubah menjadi lega setelah ia mendengar suara air dari dalam kamar mandi.

"Sepertinya ia sedang berada didalam." Gumam Eun woo menyimpulkan bahwa gadis itu sedang mandi di dalam

Eun woo kemudian berjalan menuju ruang makan lalu menata makanan yang ia beli sebelumnya. Ia membeli buah-buahan, bubur hangat dan juga obat pereda mabuk.

"Astaga!" Ucap Rose terkejut begitu keluar dari kamar mandi dan mendapati Eun woo yang sedang duduk di ruang makan.

Gadis itu tersentak karena ia hanya memakai handuk saja, Rose menutupi bagian dadanya, walaupun bagian dadanya sudah tertutup rapat oleh handuknya.

"Kenapa kau selalu mengagetkanku!" Ucap Rose

"Apa yang kau tutupi dengan tanganmu?" Tanya Eun woo

"Ti-tidak bukan apa-apa" Ucap Rose

"Aku khawatir kau sakit, tapi rupanya kau baik-baik saja." Ucap Eun woo

"Apakah kepalamu masih sakit?" Tanya Eun woo sambil menatap gadis itu.

"Hm..kepalaku masih sedikit pusing" Ucap Rose
"Kalau begitu mari kita makan bersama-sama, dan aku membawakanmu obat pereda mabuk." Ucap Eun woo

"Baiklah, aku akan mengganti pakaianku sebentar." Ucap Rose kemudian berlarian menuju lemarinya, melihat gadis itu berlarian membuat Eun woo tersenyum.

Rose dan Eun woo menikmati makan malam mereka berdua bersama-sama. Gadis itu begitu senang mengetahui Eun woo membawakannya makanan.

Tiba-tiba ponsel Eun woo berdering dengan satu panggilan masuk. Namun kali ini, tertera tulisan 'Eun' pada layar ponsel tersebut yang membuat wajah Eun woo berubah seketika setelah melihat ponselnya.

Kemudian Eun woo mengangkat telepon tersebut tanpa mengucap sepatah kata sekalipun.

"Kau pergi kemana saja?! Apa saja yang kau lakukan sehingga tidak pernah ada di apartement belakangan ini?!! " Ucap suara dari ponsel itu, ayah Eun woo.

"Jika tidak ada urusan denganku, lebih baik kau telepon saja pak soo." Ucap Eun woo

"Dengar jalankan bisnisku dengan benar! Ayah sudah pusing menjalankan semuanya, kau mengurusi sebagian hal kecil saja sudah berantakan! Untuk apa lagi kau masuk kuliah?!!!" Teriak ayahnya di telepon.

"Stop! Berhenti mengatur hidupku lagi! Bukankah aku hanya menjalankan sebagian kecil dari tugas itu?? Dan suruh saja pak soo yang mengatur semua!" Ucap Eun woo

"Kurang ajar! Kau sudah berani menentang perintah ku sekarang? Ayah bisa saja menelantarkanmu dan melempar muu kejalan kapan saja." Teriak ayahnya.

Eun woo terdiam setelah mendengar perkataan ayahnya itu.

"Jika saya mendengar ada masalah lagi dalam bisnis itu, ayah tidak segan-segan untuk membunuhmu!" Ucap ayahnya kemudian sambungan telepon mereka terputus.

Eun woo mengepalkan kedua telapak tangannya kuat-kuat, mencoba meredam amarahnya dan kekesalannya yang kini hendak keluar dari dadanya.

"Eun woo?" Panggil Rose yang berjalan keluar dari kamarnya. Eun woo menoleh kepada gadis itu.
"Iya ada apa?" Seketika kepalan tangan Eun woo melemah.

Rose berjalan ke arah Eun woo dan langsung memeluk pria itu. Eun woo mengerjapkan matanya, tubuhnya yang sedari tadi memanas dan kini samar-samar mulai mereda. Ia membalas pelukan Rose dan mengusap rambut gadis itu. Eun woo benar-benar tidak menyangka, pelukan Rose bisa meredam amarahnya yang memuncak tadi.

Apakah Rose mendengar seluruh pembicaraan Eun woo dengan ayahnya tadi??

♛┈⛧┈┈•༶༶•┈┈⛧┈♛

Terimakasih buat kalian yang sudah baca,
Jangan lupa vote yaaa.
Thankyou thankyou'◡'

Salam hangat

=Grizellyn Vellyne Alvzesta=

MAFIA MY FIRST LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang