"Kak ada apa?" Tanya Rose sambil menatap kedua mata Eun woo tanpa melepaskan pelukannya pada pria itu.
"Apakah kau mendengar percakapan telepon ku tadi?" Tanya Eun woo."Tidak, aku baru saja selesai merapikan baju ku dikamar, lalu aku melihat kakak dengan wajah khawatir, apakah ada sesuatu hal yang terjadi?" Tanya Rose.
"Ti-tidak ada." Ucap Eun woo
"Eh ini apa kak?" Tanya Rose sambil meraba bagian belakang ikat pinggang Eun woo. Ia bisa merasakan ada sesuatu benda yang menempel pada pinggang bagian belakang pria itu.
Eun woo tersentak begitu Rose meraba bagian belakang ikat pinggangnya. Eun woo melepas kedua tangan Rose dari pinggangnya.
"Bukan apa-apa, itu hanya dompetku. Sekarang bagaimana kalo melihat film?" Tanya Eun woo yang langsung mengalihkan pembicaraan.
"Bosan." Ucap Rose
"Eh, kalau begitu ayo kita jalan-jalan saja." Ucap Eun wooEun woo benar-benar langsung dibuat panik ketika Rose meraba pistolnya yang ia sematkan pada bagian belakang ikat pinggangnya. Pria itu memang seringkali membawa pistolnya untuk berjaga-jaga jika terjadi sesuatu.
"Syukurlah Rose tidak bertanya lebih jauh lagi." gumam Eun woo.
Hari sudah semakin larut dan sudah menunjukkan pukul 12 dinihari. Begitu ia sampai di parkiran apartement Rose, Eun woo dan Rose menuju unit apartement gadis itu. Begitu sampai di kamarnya Rose langsung tertidur pulas, kemudian Eun woo memastikan bahwa Rose sudah terlelap, Eun woo melepas pistol yang ia sematkan pada bagian belakang ikat pinggangnya tadi.
Eun woo menyembunyikan pistolnya itu dibawah ranjang tempat tidur Rose. Sehingga jika gadis itu kembali curiga dan berniat untuk mencari di seluruh badan Eun woo ketika ia bangun, Rose tidak akan menemukannya.
Keesokan paginya, Rose terbangun dan menyibakkan selimut dari badannya. Ia melihat Eun woo tertidur di sofa yang ada di kamarnya, kemudian Rose menyelimuti pria itu dengan selimut tebal miliknya.
"Mengapa ia tidur disini..." gumam Rose.
Sekitar pukul 8 pagi, baik Rose maupun Eun woo sudah selesai mandi dan berpakaian, Eun woo yang mandi tanpa berganti baju, tentunya.
"Kak, kamu yakin gak mau pakai switerku dulu?" Tanya Rose.
"Tidak usah, gak apa-apa. Ayo kita berangkat ke kampus bersama-sama" Ucap Eun woo."Kamu berangkat ke kampus juga?" Tanya Rose.
"Iya, tentu saja." Ucap Eun woo.
Kemudian Eun woo mengemudikan mobilnya menuju kampus. Selama perjalanan, ia masih memikirkan bagaimana semalam Rose bisa meraba pistol yang ia sematkan pada ikat pinggangnya. Sudah pasti selamanya Rose kan curiga tentang itu.
"Kak, bolehkah aku tahu apa sebenarnya yang ada di ikat pinggang mu semalam? Aku pikir itu bukan dompet." Ucap Rose.
Benar saja, gadis itu membahasnya lagi.
Eun woo menelan ludahnya,
"Eh, itu hanya dompet," Ucap Eun woo.
"Dan kenapa kamu taruh di belakang ikat pinggang, kak?" Ucap Rose lagi."Entahlah, itu kebiasaanku. Padahal seharusnya aku meletakkannya di saku celana." Ucap Eun woo mencoba membuat dirinya terlihat salah.
Rose hanya mengangguk perlahan, kemudian memfokuskan pandangannya kembali ke jalan.
"Dan juga, kamu jangan memanggil 'kak' padaku." Ucap Eun woo.
"Kenapa?" Tanya Rose sambil mengernyitkan alisnya."Panggil saja aku Eun woo." Ucap Eun woo sambil tersenyum.
"Tapi 'kak' panggilan lebih nyaman bagiku." Ucap Rose.
"Jangan lagi ya." Ucap Eun woo
"Oke kak..." Ucap Rose
"Um, oke Eun woo." Ucap Rose sambil menutup mulutnya.
♛┈⛧┈┈•༶༶•┈┈⛧┈♛
Terimakasih buat kalian yang udah baca,
Jangan lupa vote yaaa.
spam komentar sebanyak-banyaknya.
Thankyou thankyou'◡'Salam hangat
=Grizellyn Vellyne Alvzesta=
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA MY FIRST LOVE
FanfictionAku Wanita yang terjebak cinta dengan seorang pria dan aku sangat mencintainya sekaligus orang yang sangat aku percaya ternyata dia menyembunyikan identitasnya sebagai seorang mafia terkejam di negaranya sekaligus pembunuh ratusan nyawa. Dan aku bin...