"T-tuan, kita mendapat ancaman dari gangster semalam." Ucap X yang tertera di ponsel Eun woo
"Ehem----hmm...mmm," Eun woo mencoba mengalihkan suara X yang terlalu besar terdengar keluar, ia sangat khawatir jika Rose bisa mendengarnya.
"Pelankan suaramu. Lalu?" Ucap Eun woo mencoba lebih informal kepada X untuk mengalihkan dan membuat Rose tidak curiga.
"Maaf, tuan. Saya baru saja mendapat ancaman lewat SMS, mereka mengancam akan mengacau karena narkoba yang kita berikan tidak lengkap sesuai permintaan mereka, Tuan." Ucap X.
"Bagaimana itu bisa terjadi? Atasi sendiri dulu saja, aku sibuk." Ucap Eun woo sambil sesekali menatap Rose yang kini sibuk dengan ponselnya.
"Apa yang harus saya lakukan, tuan?" Tanya X.
"Aku akan mengirim mu pesan," Ucap Eun woo kemudian mengakhiri panggilan itu. Eun woo memainkan ponselnya dibawah meja sambil mengetik pesan untuk X."Siapa, kak?" Tanya Rose yang berhasil menghilangkan konsentrasi Eun woo.
"Hmm.....itu J-jungkook," Ucap Eun woo terbata."Ohh----"ucap Rose yang sepertinya tidak ingin tahu lebih lanjut.
"Tadi kamu tanya apa?" Tanya Eun woo kemudian. Ia kembali membalik daging-daging diatas panggangan."Oh itu aku tanya keluargamu," Ucap Rose
"Hmm, ibuka sudah tidak ada sejak aku sekolah menengah pertama, dan aku tidak tahu dimana ayahku sekarang, selebihnya aku diurus dan dirawat oleh bibiku, Eun hye." Ucap Eun woo."Ah, maafkan aku sudah lancang bertanya." Ucap Rose
"Gak kok, ga lancang. Lagi pula itu memang benar," Ucap Eun woo dengan santai."Bagaimana kalo kita minum soju?" Ucap Rose kemudian
"Aku mengemudi." Ucap Eun woo"Kalau begitu aku saja," Ucap Rose kemudian bangkit dari kursinya dan mengambil dua boto soju dari kulkas.
"Bukankah itu terlalu banyak?" Ucap Eun woo
"Sekali ini saja, kak. Sudah lama aku tidak mabuk." Ucap Rose sambil menahan botol soju di genggamannya."Jangan salahkan aku ya kalau nanti kamu mabuk berat." Ucap Eun woo
Eun woo menghabiskan makan malamnya sambil menatap Rose yang sudah mabuk dihadapannya. Gadis itu menghabiskan dua botol soju sendirian walaupun sudah berkali-kali Eun woo melarangnya.
"Aku benar-benar merasa lebih baik." Ucap Rose sambil meletakkan tangan dan kepalanya diatas meja. Eun woo menatap gadis yang tengah mabuk dihadapannya tersebut.
"Astaga, sudah kularang. Dia keras kepala juga rupanya." Ucap Eun woo.
Selesai membayar, Eun woo menggendong gadis itu masuk kedalam mobilnya. Begitu mendudukkan Rose dikursi, Eun woo memasangkan sabuk pengaman pada gadis itu. Rose kemudian melingkari tangannya di leher Eun woo yang langsung membuatnya terkejut.
"Kamu harus menemaniku---" Ucap Rose.
"Kamu harus istirahat," Ucap Eun woo yang masih tetap pada posisinya di hadapan Rose."Temani aku, aku lelah....hidup sendirian selama ini." Ucap Rose terbata. Ucapan Rose membuat Eun woo langsung tertegun.
"Aku akan menemanimu, sekarang lepaskan aku." Ucapan Eun woo.
"Janji?" Tanya Rose sambil menyodorkan jermari kelingkingnya pada Eun woo.Eun woo tersenyum sambil menatap gadis itu.
"Iya aku janji," Ucap Eun woo menyambut jemari kelingking gadis itu dengan jemari kelingking miliknya.
"Hehe----" Rose kemudian melepaskan tangannya dari leher Eun woo.
Eun woo berjalan memutari bagian depan mobilnya lalu duduk di kursi sambil memasang sabuk pengaman untuk dirinya. Kemudian ia menuju ke apartement Rose.
Sekitar 40 menit akhirnya mereka sampai di apartement Rose, dengan sekuat tenaga Eun woo harus menggendong gadis itu menuju lantai 3. Sesampainya di unit milik Rose, pria itu mulai kebingungan karena ia sama sekali tidak tahu password unit apartement Rose.
"Rose----" Ucap Eun woo pelan, ia mencoba mengajak Rose berbicara ditengah kelelapannya.
Rose tidak merespon panggilan Eun woo dan memilih memutar sedikit badannya mencari posisi nyaman dalam delapan Eun woo, tidak segan-segan ia lagi-lagi melingkarkan tangannya pada leher Eun woo.
"Apa password apartementnya?" Tanya Eun woo lagi.
"Mana aku tahu, itu kan apartementmu." Ucap Rose dengan matanya yang masih terpejam.Eun woo benar-benar tertawa kali ini.
"Apartementmu, Hannam the Hill, Dokseodang, nomor-23---" Ucap Eun woo menjabarkan apartement Rose dengan jelas
"919991---" Ucap Rose tiba-tiba menyebutkan beberapa digit nomor, lalu dengan cepat Eun woo menekan digit-digit nomor yang disebutkan Rose tadi sebelum ia lupa, dan terbuka.
Eun woo kemudian memasuki apartement Rose dan langsung membaringkan Rose diatas kasur. Beberapa saat kemudian, ponsel Eun woo kembali berdering, lagi-lagi panggilan masuk dari X yang tertera di ponselnya.
"Ada apa lagi?" Tanya Eun woo sesaat setelah mengangkat ponselnya.
"Mereka tetap menunggu anda, Tuan." Ucap X"Emang gak bisa harus urus sendiri? Katakan aku sedang sibuk, aku benar-benar sedang sibuk sekarang." Ucap Eun woo.
"Tapi tuan, mereka tidak akan pergi jika belum bicara dengan anda. Anda sedang dimana, Tuan? Saya akan menjemput anda." Ucap X
"Tidak perlu, aku akan---"
"Cha eun woo..." gumamnya Rose yang terbangun akibat suara Eun woo yang cukup keras, pria itu pun langsung menoleh ke arah Rose."Tuan?" Ucap X.
"T-tidak perlu, katakan saja aku sedang diluar kota. Bagaimana caranya, suruh mereka pergi." Ucap Eun woo kemudian menutup panggilan teleponnya."Kamu sudah bangun?" Tanya Eun woo sambil berjalan ke arah Rose.
"Kepala ku sakit banget." Ucap Rose memegang kepalanya sambil mencoba bangun dari posisi tidur nya."Berbaring saja, aku disini akan menemanimu." Ucap Eun woo
"Tidak, aku mau----"Rose tetap memaksakan dirinya untuk duduk di kasurnya dan kemudian ia memeluknya Eun woo yang berada di hadapannya itu. Eun woo benar-benar terkejut dengan apa yang sedang dilakukan Rose sekarang.
"Astaga, kamu masih mabuk---" Ucap Eun woo
"Aku tidak, bagai---bagaimana kamu tahu password apartementku?" Tanya Rose sambil tetap memeluk Eun woo."Apartementmu akan dengan mudah diterobos orang jika kamu mabuk dan langsung membagikan kode unitmu dengan mudah," Ucap Eun woo sambil mencoba melepaskan diri dari pelukan Rose. Jantungnya akan terus berdegup sangat kencang sekali jika Rose terus memelukmya seperti ini.
"Jangan lepaskan aku----" Ucap Rose sambil mengeratkan pelukannya.
Eun woo menghela nafasnya, jantungnya seakan-akan mau meledak sekarang. Rose mendongakan Kepalanya dan menatap Eun woo, ia mengerjapkan matanya mencoba melihat Eun woo dengan jelas ditengah rasa mabuk dan pandangannya yang seakan berputar sekarang.
"Apa?" Tanya Eun woo yang juga membalas tatapannya.
Rose mencium bibir pria itu, yang sontak membuat Eun woo benar-benar tersentak.
"ya-----" Eun woo sulit mencegah gadis itu yang mencoba mencium bibirnya sekarang.Sesaat kemudian Rose melepaskan bibirnya dari Eun woo dan melemas. Dengan sigap Eun woo menahan kepala Rose agar tidak terbentur dengan pinggiran kasurnya. Kemudian Eun woo membaringkan gadis itu perlahan dan menyelimutinya.
"aigo- ya!" Dia benar-benar---" Ucap Eun woo dengan perkataan canggung.
♛┈⛧┈┈•༶༶•┈┈⛧┈♛
Terimakasih buat kalian yang sudah baca,
Jangan lupa vote yaaa.
Thankyou thankyou´◡'Salam hangat
=Grizellyn Vellyne Alvzesta=
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA MY FIRST LOVE
Fiksi PenggemarAku Wanita yang terjebak cinta dengan seorang pria dan aku sangat mencintainya sekaligus orang yang sangat aku percaya ternyata dia menyembunyikan identitasnya sebagai seorang mafia terkejam di negaranya sekaligus pembunuh ratusan nyawa. Dan aku bin...