Ashy's Life - ⁴

2.3K 90 1
                                    

Tanpa aba-aba Arfan mengambil Ashy dari gendongan Zero, kemudian berlari memasuki mansion, Afkar ikut berlari meninggalkan Zero yang masih mencerna apa yang terjadi, Daddy-nya yang kesal, kedua adiknya yang tertawa, dan Galen menatap tajam mereka berdua.

💮💮💮

08:23

Ditaman belakang mansion, terdapat dua remaja dan gadis kecil yang duduk di bangku taman.

Afkar menatap dalam gadis kecil yang menyusu dihadapannya, sedangkan Arfan, ia mencubit-cubit pipi Ashy, sesekali menciumnya.

Plop

"Ban apkal yan ini? Ban alpan Yan ini? Betul?" Tanya Ashy.

Arfan dan Afkar perlahan menganggukkan kepalanya.

"Yey betu--"

Krkk krkk

"Eh? Hehee" Ashy menyengir.

Afkar tersenyum tipis "kamu lapar?" Tanyanya.

Bodyguard yang berjaga dibelakang mereka melongo, ini...beneran afkar yang dingin?

"Hem! Aci lapal, Aci Penen mamam bubul" pinta Ashy.

"Baiklah, permintaan dikabulkan. Ayo!" Seru Arfan kemudian berlari memasuki mansion, Afkar menggelengkan kepalanya pelan. Kemudian berjalan memasuki mansion.

Bodyguard tadi benar-benar dibuat melongo, mereka tidak percaya jika Arfan dan Afkar yang tadi itu adalah Arfandra Mahesa dan Afkar Pradipta.

💮💮💮

Ashy tertawa ketika ia dibawa berlari oleh Arfan. Bodyguard dan maid yang mereka lewati melongo, ada juga yang tersenyum melihat perubahan sifat Arfan dan Afkar. Begitu pula dengan Vion, Gibran, Galen, Leo dan Zero.

Namun, Vion cemburu melihat Ashy yang tertawa lepas dengan kedua anak lacknatnya itu.

Setelah sampai dimeja makan, Afkar memanggil maid yang berada dibelakangnya.

"Bi, buatin bubur" ucapnya, maid itu mengangguk kemudian berjalan meninggalkan meja makan.

"Tadi pas bertiga ketawa-ketawa, ini pas rame malah dingin" batin maid tadi.

"Woah! Lo mau makan bubur bang?, tumben bener, ada gerangan apa, kah?" Tanya Leo kemudian mendudukkan tubuhnya disamping kiri Arfan.

"Bukan buat gue" Ucap Afkar singkat.

"Lah? Terus siapa? Bang Arfan? Tumben?" Tanya Leo berturut-turut.

Arfan mendengus kesal, padahal ia hanya diam saja. Tetapi kenapa ia ikut terseret?

"Bukan, buat Ashy" bukan, bukan Afkar yang menjawab, namun Arfan.

Leo menganggukkan kepalanya seraya ber 'O' ria. Ia mengelus pipi Ashy.

"Sini, Ashy-nya sama Daddy" Vion hendak merebut Ashy dari pangkuan Arfan, namun tangannya ditepis oleh Arfan.

"No! Daddy, it's better to sit down, let Ashy be with Arfan!" Bantah Arfan.

Vion, Gibran, Galen, Leo dan Zero tertegun mendengar Arfan yang berkata panjang, Afkar? Ia tengah menyuapi Ashy bubur, menghiraukan keterkejutan adik dan Daddy-nya.

Vion menepuk pelan pipi Arfan "i-ini beneran Arfan anak Daddy? Serius? Gak, gak mungkin" Vion menepuk keras pipi Arfan.

Plak

"Dad!" Pekik Arfan kesal "mengapa kau menamparku?"

Vion menangkup pipi Arfan, menghiraukan pekikan Arfan. Ia melihat-lihat wajah Arfan "ini beneran Arfandra..t-tapi tidak mungkin"

Ashy's Life (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang