Penutupan

82 7 0
                                    

Kalau nggak mau menyesal, minimal tahu diri lah dari awal. Jangan banyak drama juga. Endingnya kan jadi begitu wkwk

***

Hari ini kita mau pergi belanja untuk hadiah lomba sekaligus hadiah JJS juga. Lebih tepatnya gue, Ema, Ulfa dan Ara. Sedangkan Cila, Wuri, dan Via yang bakal ke toko roti.

"Kita berangkat dulu ya, guys," kata Ema ke mereka bertiga.

"Oke. Inget cari yang paling murah," sahut Cila sambil mengingatkan.

Ema pun cuma jawab iya dan kita pun keluar. Sebelum itu kita ke balai pamit juga mau pinjem helm karena kurang satu. Kita pinjemlah tuh ke Rohi. Karena Ulfa nggak mau pakek helmnya Rohi, akhirnya dia pakek helm gue dan gue sendiri pakek punya Rohi. Setelah itu kita berangkat ke swalayan yang ada di pusat kota. Lumayan jauh dari desa posko KKN kita, tapi nggak apa-apa mari menikmati perjalanan keluar posko yang penuh tujuan dan bermanfaat ini. Bukan kayak mereka bertiga yang selalu pulang dan tujuannya cuma mandi.

Selain ke swalayan, kita berempat juga cari opsi toko lainnya supaya bisa beli hadiah yang bervariasi. Sama halnta dengan kita belanja ke toko mabel atau perabotan rumah. Juga ke toko alat tulis untuk hadiah yang khusus anak-anak. Setelah itu, kita mampir beli minum karena ya haus woi, keliling-keliling toko dan swalayan selama kurang lebih dua jam kurang. Selanjutnya baru deh kita balik ke balai buat taruh barang yang dibeli. Jadi biar enak kalau mau bungkus hadiahnya. Nah saat gue sampe di balai, gue mau kasih helmnya si Rohi yang tadi kita pinjam, tapi dia masih sibuk telponan dan gue sedikit denger pembicaraan dia sama orang yang lagi ditelpon itu. Katanya harga roti nggak sesuai prediksi. Jadi dia kasih info ke Rohi supaya dibolehkan beli yang harganya ada aja dan melebihi budget awal. Udah gue tebak, itu telpon dari Wuri karena suaranya kedengeran jelas. Rohi pun bilang, "yaudah nggak apa-apa kalau gitu."

Kan gue kata apa, mana ada roti yang seharga tiga ribuan dia toko roti ternama. Gue nggak tahu itu melebihi budget berapa, tapi ya udahla. Toh hasil beli hadiah kita masih ada sisa. Jadi bisa kita kasih sisanya ke Wuri sebagai kekurangan uangnya. Setelah itu barulah kita lanjut bungkus hadiah dan kasih nama untuk masing-masing lomba karena besok udah JJS sekalian diumumkan hari itu juga.

Ngomong-ngomong, di jadwal atau rundown yang dibuat tertera waktu JJS akan dimulai jam 06:00 WIB. Gue awalnya nggak yakin karena mereka bertiga yaitu Cila, Wuri, dan Via sering bangun telat. Dan benar aja pas hari H JJS mereka bertiga molor dan siap-siapnya lama. Dan kalian tahu? Para ibu-ibu sama anak-anak udah ada yang sampe di titik kumpul. Semuanya pada kumpul kurang lebih udah 30 menitan. Ya ampun, akhirnya mereka pada buru-buru dah tuh ke titik kumpul untuk start mulai JJS. Sedangkan gue, Ema, sama Mbak Heni ditugaskan di balai buat tata hadiah-hadiahnya. Sementara Mahdar sama Agus bagian siapkan mic sama sound system.

Kurang lebih 45 menit berlalu, akhirnya semua peserta JJS tiba di balai. Kita beri waktu sepuluh menit untuk selonjorkan kaki, istirahat dan beli-beli ke para jajanan yang hadir. Sekaligus juga biar mereka pada nggak capek dan cedera karena udah jalan cukup lama. Setelah itu, Fatah selaku MC JJS hari ini pun memulainya. Ia mulai mengundi kupon JJS. Tidak hanya anggota posko, Fatah juga meminta Kepala Desa, perangkat desa atau pamongnya yang juga mengundi agar lebih seru. Terutama untuk hadiah utama yakni sepeda gunung anak yang diundi langsung oleh Bapak Kepala Desa. Selang beberapa jam acara JJS pun selesai. Para peserta sudah bubar. Sedangkan kita langsung bersihin area balai. Mulai dari kumpulin sampah yang berceceran di lantai terus lanjut bersihin area bawah balai yang kotor penuh dengan sampah. Kita sapu pakek sapu lidi dan disatukan ke plastik besar lalu dibuang ke tempat pembuangan yang ada di sebelah balai untuk dibakar.

Setelah itu, Rohi menginfokan kalau nanti malam perpisahan kita mengajar di masjid. Jadi semuanya harus sholat berjamaah semua tanpa terkecuali. Untungnya bagian cewek bisa sholat semua. Nah, karena balai udah bersih dan rapi kita duduk-duduk santai sambil dengerin musik. Nggak lama kemudian Cila, Wuri, dan Via izin pulang ke kosnya lagi buat mandi dan makan karena dari pagi memang kita belum ada yang sempat sarapan. Jadi mereka bertiga milih buat makan di kosan. Ya udah kita biarin. Sedangkan Ara dan Ema izin beli-beli. Fatah dan Ulfa juga keluar entah mau ke mana gue pun nggak tahu. Sementara gue milih buat masak mie aja karena ya sisa mie dong bahan makanan kita. Untungnya air galon masih ada sisanya. Dan sembari itu gue sambil nanak nasi. Nggak enak kan kalau mie doang, kata orangtua harus pakek nasi biar kenyang haha.

KKN Penuh DramaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang