Part 3: Identitas baru?

3 1 0
                                    

"Akhirnya sampai juga" helaan nafas terdengar dari Hanna.

"Seperti baru kemarin aku tinggal ke Jogja, lucu sekali."

"Aksa! Kenapa kau terus menempel pada kakakmu?" Reinaldo terlihat kesal.

"Tentu karena kangen pastinya! 5 tahun tanpa adanya kakak rasanya sulit."

"Untung saja, keluarga kak Rein berbaik hati membantuku, terlebih saat tidak ada uang" Hanna terkejut.

"Tunggu, apa maksudnya?"

Reinaldo dan Aksa saling berpandangan, "lebih baik kita masuk dulu, tidak baik berbicara di luar."

"Kenapa seakan-akan rumah kami seperti rumahmu saja?" disini dia sedikit kesal.

"Itu cerita panjang kak, jadi ayo kita masuk."

Sungguh, tak habis pikir dengan sahabatnya itu yang memiliki kunci rumah mereka.

Saat dia masuk ke dalam, tidak banyak yang berubah. Mereka pun duduk di kursi panjang.

"Jadi?"

"Begini kak, setelah hilangnya kakak..kami semua melakukan segala cara untuk menemukanmu" jelasnya.

"Singkat cerita, selama apapun kami mencari, kakak tidak juga ditemukan."

"Semakin hari, kebutuhan sekolah ku semakin meningkat dan keluarga kak Rein lah yang menanggung biaya hidupku selama ini" alis Hanna menukik.

"Sempat ingin bekerja sambilan, tapi mereka melarang."

Hanna menghela nafas panjang, "baru juga ia bertemu dengan adiknya, ternyata firasatnya benar. Adiknya menderita."

"Terimakasih atas semuanya Rein, aku akan menggantinya suatu saat nanti" ucapannya melembut.

(Dalam pikirannya sudah tersusun banyak list pekerjaan untuk membiayai hidup mereka dan mengganti uang keluarga Rein)

"Kau tidak perlu menggantinya, keluarga ku ikhlas" ucapnya yang tidak ingin dijadikan hutang.

"Aku paham maksudmu, lalu aku harus bagaimana? 5 tahun bukan waktu yang singkat" ucapnya memijat pangkal hidung.

Semua tampak berpikir...

"Aku punya ide!"

"Apa itu?" Reinaldo dan Hanna memandang adiknya Aksa.

"Bagaimana kalau membuat identitas baru untuk kak Hanna, buat dia menjadi kembaranku dan masuk sekolah seperti biasanya."

"Itu mungkin sedikit sulit..." ucapnya sedikit tidak yakin.

"Tidak sulit kak, dengan bantuan kak Rein semua akan mudah" atensinya beralih pada Reinaldo.

"Jadi, apa identitas mu sekarang?" tanyanya sedikit menggoda.

"Bukan sesuatu yang besar" Reinaldo mencoba menghindar.

"Bukan apa?! Kak Rein itu ya kak, sekarang dia menjadi pemilik perusahaan yang cukup besar di Indonesia. Tentu hal itu akan mudah."

"Begitu rupanya.."

"Baiklah, aku merepotkan mu lagi Rein. Sekalian daftarkan aku masuk sekolah yang sama dengan Aksa dan menjadi seorang model lagi" pintanya.

"Untuk apa menjadi model?"

"Tentu untuk mencari uang" ucapnya yakin.

Kini giliran Reinaldo yang menarik nafas panjang.

"Sifat mu masih sama, aku jadi yakin sekarang" Hanna mendelik tajam.

"JADI KAU PIKIR AKU BUKAN HANNA HAH?!"

Diriku Melintasi Waktu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang