FOP (19) : Sadar

260 15 1
                                    

DIMOHON UNTUK TIDAK MENJADI SIDERS KARNA SATU VOTE DARI KALIAN SANGAT BERHARGA BAGI SAYA

DIMOHON UNTUK TIDAK MENJADI SIDERS KARNA SATU VOTE DARI KALIAN SANGAT BERHARGA BAGI SAYA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kim!" pekik Meisya.

Sang empu melambaikan tangan-nya sebagai balasan lalu berjalan menghampiri mereka.

"Kalian udah pada masuk?" tanya Vanya pada sahabat-sahabatnya.

"Udah, lo si dateng nya sore banget." sahut Liam yang masih mengenakan seragam sekolah.

Vanya nyengir kuda. "Di dalem ada siapa?"

"Gak ada siapa-siapa, Tante Sey sama Om Saga pulang dulu, Kak Natha ada kelas," jelas Zayyan.

Gadis cantik pemilik mata kecil itu mengangguk lalu duduk di samping Jessica "Oleh-oleh nya mana?" tagih Jessica saat sahabatnya duduk.

Vanya menoyor kening sahabatnya. "Bapak lo! Gue ke Singapure bukan healing!"

"Nya, lo gak mau masuk?" celetuk Jevan.

"Ngg- Masuk, yang paling Naresh tungguin itu lo." sela Marvel.

"Iya masuk aja Kim, kita di sini nungguin." timpal Alana.

"Gak bakal di apa-apain juga," sahut Biru.

Vanya mengangguk lalu bangkit dari duduknya dan memasuki ruang bau obat itu.

Gadis cantik itu menduduki kursi samping brankar. "Lo udah banyak baik nya sama gue, gue rasa gak pantes banget kalo gue benci lo,"

Vanya menumpukan dagunya di sisi brankar lalu memainkan jari tangan besar milik Naresh.

Selang beberapa detik gadis cantik itu terkejut saat tangan itu terangkat dan mengelus rambutnya. "Anjirt! Lo udah bangun?!"

Naresh terkekeh kecil melihat wajah terkejut gadis di depannya "Belum."

Gadis cantik itu ingin bangun dari duduknya namun tertahan saat Naresh memegang pergelangan tangannya dengan lemah "Mau kemana?" lirih lelaki tampan itu.

"M-manggil dokter."

"Disini aja."

Vanya menurut dan duduk lagi di kursi, ia menundukan kepalanya sambil memainkan jari lentik miliknya sendiri.

"Gue minta maaf," ucap Naresh tiba-tiba.

Yang di ajak bicara tidak merespon.

FIGHT OR PEACE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang