FOP (2) : Pingsan

964 41 0
                                    

DIMOHON UNTUK TIDAK MENJADI SIDERS KARNA SATU VOTE DARI KALIAN SANGAT BERHARGA BAGI SAYA

DIMOHON UNTUK TIDAK MENJADI SIDERS KARNA SATU VOTE DARI KALIAN SANGAT BERHARGA BAGI SAYA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Abis dari mana kamu?" todong Bu Teti, selaku wali kelas Vanya.

"Hmm? Eee anu Bu ituu," ucap Vanya bingung karna tertangkap basah saat diam-diam masuk kelas.

Guru itu menghampiri Vanya dengan penggaris panjang yang senantiasa ia bawa. "Anu siapa yang kamu bawa? Keluar! Hormat di tiang bendera sampai jam istirahat!" titah Butet galak.

"T-tapi Bu saya telat kar-Tidak ada alasan! Satu alasan hukuman kamu di tambah!"

"Saya juga telat Bu."

Butet melirik ke arah anak muridnya yang baru datang dan langsung menyuarakan suara-nya dengan santai.

"Naresh? Huhh anak ini, Ibu sudah lelah mengurusi kamu. Sudah berapa kali kamu telat anak nakal?" ungkap Butet sambil mengelus dada.

"Sesekali doang Bu yaelah," sahut Naresh sambil menyenderkan badan-nya di ambang pintu dengan tas yang masih bertengger di bahu kiri-nya.

"Nyaut mulu kamu! Sudah kalian berdua keluar! Dan hormat di tiang bendera sampai jam istirahat!" sebelum pergi kembali ke mejanya, Butet menepuk pelan tangan dua anak muridnya itu dengan penggaris yang mana menimbulkan kekehan kecil anak kelas.

Sementara si dua empu itu hanya menganggukan kepala malas.

"Fighting Kim!" pekik Jessica menyemangati sahabat-nya. Vanya memandang sahabatnya itu malas lalu melempar tas ransel nya ke arah Jessica dan pergi ke luar kelas.

"Yoo mangat Resh beduan nyaa!" Jevan ikut memekik.

Naresh mengacungkan jari tengah nya lalu pergi juga dari sana setelah melempar tas-nya asal.

"Kasian Kim," tutur Meisya, salah satu sahabat Vanya.

Alana mengangguk setuju "Nanti pas istirahat gue bawain minum deh."

"Salah sendiri. Udah di suruh pagi berangkat nya malah ngeyel," tukas Biru.

"Emang susah di bilangin tu anak," timpal Jessica.

• • •

Gadis yang tengah dihukum itu menundukan kepalanya dengan tangan yang masih berada di pelipis, membentuk posisi hormat. Naresh melirik ke arah gadis di sampingnya yang terlihat lemas. "Nya lo kalo lemes mending neduh aja dah, gua gak bakal cepu kok."

Si empu tak menyahut ia masih setia menundukan kepalanya namun kali ini kedua tangannya sudah ia gunakan untuk menutupi muka dari sinar matahari pagi menjelang siang ini. Hingga kemudian...

Brugh

Naresh dengan sigap menangkap tubuh ramping itu sehingga jatuh ke dekapan-nya. "Lo pingsan heh?" bodoh emang udah tau orang pingsan malah di tanya.

Saat sadar bahwa gadis yang ia tangkap ini benar-benar pingsan, Naresh segera meraih tengkuk dan sela-sela kaki gadis itu. Ia mengangakat Vanya ke UKS dengan enteng seakan-akan tubuh itu tidak ada apa-apanya.

Naresh melewati lapangan yang di pakai kelas 10 berolahraga dan terdengar pekikan dari sana.

Kak Naresh soswit banget sihh

Pengen jadi cewe yang di gendong kak Nareshhh

Itu Kak Vanya bukan sih?

Kak Naresh tolongin! Gue juga pingsan!

Azzzek kapal gue berlayar coyy

Apa si cewe-nya gatel banget

Iya dia pasti cuma pura-pura aja


Naresh terusik saat mendengar dua ucapan terakhir dari siswi kelas sepuluh itu. Ia menghentikan langkahnya "Maksud lo apa bilang Vanya gatel?" tanya Naresh sedikit teriak karna posisi yang lumayan jauh.

Suasana yang lumayan ramai itu seketika senyap saat mendengar suara Naresh. "Kenapa bang?!" seru salah satu siswa mewakili teman-temannya.

"Suruh temen lo buat ngaca, sadar diri dulu sebelum judge orang," sahut Naresh. Dua cewek yang merasa tersindir itu hanya menundukkan kepalanya takut.

Naresh melanjutkan kembali langkahnya setelah puas mengeluarkan unek-unek.

"Emangnya siapa yang bilang Kak Vanya gatel?" tanya salah satu siswa setelah Naresh pergi.

"Sindi sama Sinta" sahut teman-nya.

"Kalo gak mau di bacotin mending jangan ganggu circle mereka deh Sin," peringat siswa yang tadi bertanya pada Naresh.


• • •

Brakk

Naresh menendang pintu UKS dengan kaki kiri nya. Petugas PMR yang sedang berjaga di sana seketika teronjat kaget melihat kedatangan kakak kelas-nya yang terlihat tak santai itu.

Naresh meletakan tubuh gadis yang ia bawa dengan hati-hati di salah satu brankar. "Dia pingsan pas di hukum," ungkap-nya lalu duduk di kursi samping brankar. Siswa perempuan itu mengangguk paham lalu menjalani tugasnya.

Naresh memainkan ponselnya selagi menunggu siswi itu memeriksa Vanya.

"Kak Vanya pingsan karna perut-nya kosong belum makan apapun, magh-nya kambuh, asam lambung-nya juga naik jadi gampang tumbang," papar siswi yang Naresh ketahui bernama Sara setelah membaca badge name-nya.

Naresh mengangguk "Boleh minta tolong beliin nasgor gak di kantin? Sama teh anget juga."

"Boleh kak."

Naresh menyerahkan satu lembar uang berwarna biru ke arah Sara. "Help and thank's"

Sara tersenyum dan mengangguk lalu pergi dari sana.

TBC



GIMANA? PEMBACA LAMA PASTI NGERASA BEDA

Sekian papayyy semuaaa

FIGHT OR PEACE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang