9.🎸

153 9 4
                                    























Sesampainya di rumah dan mengganti pakaiannya, Leia memutuskan untuk rebahan dan memikirkan pakaian yang akan ia pakai untuk acara kelulusan.

Ditengah kegiatannya sedang memikir, bundanya berteriak.

"DEKK! ADA WISESA NIH, TURUNN!" teriak bundanya. Leia buru-buru menyembunyikan dirinya di bawah selimut. Tak lama terdengar suara pintu kamarnya terbuka.

"Nih cowok lo dek, gih masuk, pintunya gue buka" ucap Yusa, abangnya Leia.

Wisesa masuk dan duduk di bawah ranjang, kepalanya bertumpu di ranjang seraya menatap Leia walaupun tertutup selimut.

"Leia..." Ucap Wisesa seraya mengelus kepala Leia yang tertutup selimut.

"Sayang.." ucap Wisesa dengan lembut. Leia yang di dalam selimut memejamkan matanya.

"Kamu mau cokelat ga? Nih aku bawa buat kamu, cokelat yang waktu itu kita rebutin haha" ucap Wisesa. Namun Leia tidak merespon apapun, membuat Wisesa menghela nafas berat.

"Aku ke sini mau minta maaf sama kamu, terus aku mau ngejelasin masalah waktu itu.. kalo kamu gamau denger gapapa kok, yang penting aku udah cerita" ucap Wisesa yang masih mengelus kepala Leia.

"Waktu aku kelas 10, aku mulai suka hal-hal yang berbau lgbt, sampai akhirnya aku pacaran sama bang Agha. Di hubungan aku sama Agha berjalan 6 bulan, keluarga aku mulai tau, papi marah besar sampai beliau sakit jantung, ngedrop dan ninggalin aku, mami, sama Samudera.." Wisesa menggantung ucapannya.

"Mami hampir gila karna di tinggal papi, mami marah sama aku. Mami panggil psikiater ke rumah, kita berdua hidup didampingi psikiater. Sampai akhirnya satu tahun berlalu, aku mulai sadar kalo yang aku lakukan selama ini salah besar. Aku mulai mendekatkan diri kepada Tuhan dan berani berhadapan sama bang Agha buat mengakhiri semuanya. Tapi bang Agha ga terima kalo hubungan itu berakhir.." Wisesa mengambil satu tangan Leia.

"Dan kamu tau? Aku sering liat kamu ketawa sama temen-temen, sama sering liat kamu keluar masuk ruang guru, disitu aku mulai cari tau tentang kamu. Aku sering merhatiin kamu, aku juga sering motoin kamu diam-diam.. aku gabisa nunjukin rasa suka aku secara terang-terangan, sampai akhirnya Saka datang, terus deketin kamu, kamu tau? Aku cemburu, makanya waktu itu aku bawa kamu ke kelas.." ucap Wisesa.

"Buat masalah kemarin, aku ga sengaja ketemu sama bang Agha di jalan waktu latihan, dia narik aku ke gang dan tiba-tiba cium aku, aku gabisa lawan, bang Agha ngunci semua pergerakan aku. Sampai akhirnya kamu datang, bang Agha mulai lengah, aku dorong bang Agha dan nyamperin kamu.. dan waktu kamu ninggalin aku, aku sempet pukul muka dia, aku dibawa Samudera ke hadapan mami, mami bawa aku lagi ke psikiater setelah sekian lama.." ucap Wisesa.

"Aku normal. Aku cuma suka sama kamu" ucap Wisesa seraya mengelus tangan Leia.

"Sayang.." panggil Wisesa. Wisesa menjauhkan dirinya dari Leia dan duduk di kursi kamar Leia dan memainkan gitar nya.

Selesai memainkan gitar nya, Leia bangun dan menatap Wisesa dengan mata sembab.

"Wisesa..." Lirih Leia.

"Ih jangan nangis" ucap Wisesa seraya menghampiri Leia dan menghapus air matanya.

"Maaf..." Ucap Leia dengan air matanya yang terus mengalir.

"Gapapa, aku juga minta maaf ya" ucap Wisesa. Leia mengangguk.

Leia memegang pipi Wisesa yang membengkak.

"Maaf aku terlalu keras nampar kamu sampe bengkak gini" ucap Leia. Wisesa memegang kedua lengan Leia yang sedang memegang pipi nya.

"Kamu ga perlu minta maaf, aku pantes diginiin" ucap Wisesa, Leia menggeleng.

[3] Run With You || Park Wonbin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang