Warning!
Halu, trauma dan horor
Senja menyinari wajah Eren, dia berjalan menuju kos. Langkah demi langkah ia menempuh aspal, ia memikirkan Mikasa. (M/n) merasa tidak enakan, dia takut jika Eren yang pegang kendali maka akan hancur bagaikan kaca terburai.
"Seharusnya gw tidak boleh berlebihan, gw harus rem perilaku ku yang bertolak belakang dengan pemilik tubuh ini."-Eren.
Drap
Drap
Drap
Saat melewati playground, ujung mata Eren melirik. Ada sesuatu yang janggal, ada seorang anak kecil berambut pirang dan memakai baju lusuh. Meski tidak menoleh ia bisa merasakan seseorang menatapnya.
'Schrecklich, wer ist dieses Mädchen?'
(Mengerikan, siapa gadis itu?)Batin (m/n) berkata ia berjalan menjauhi lokasi. Tapi sang gadis itu mengikuti dia, dengan mata tertutup membuat emen merinding.
'Sialan napa dia mengikuti gw terus...'-batin Eren.
Tep
DRAP
DRAP
(M/n) berlari kencang, gadis itu diam saja. Sekali-kali Eren alias (M/n) menoleh ke belakang. Gadis itu hanya menunjuk ke arah dia, (M/n) bingung apa mangsud dia.
Tanpa sadar Eren alias (M/n) tertabrak tiang listrik membuat dia terjatuh.
"Aduh! Sakit!"
Eren tanpa sengaja memegang dahi sendiri yang sudah berdarah. Dia terkejut luka yang diterima.
"Da-darah?"-Eren.
Sontak Eren mendongak kepalanya beberapa berjejer mengepung dia. Semua jari menunjuk Eren, dengan wajah tanpa mata.
(Seperti ini posisi emen kura-kura"
"Eren grollt, grollt, grollt."
Kalimat itu terus berulang-ulang dalam jangka waktu panjang. Telinga Eren rasanya mo pecah, ia melihat sekeliling bagaikan neraka.
Ibu-ibu, bapak-bapak, anak kecil dan sebagainya terus mengucapkan itu. Seolah-olah menuntut Eren melakukan itu.
"Ku-kumohon...diaaam..."-Eren.
Kedua tangan Eren mencabik-cabik rambutnya. Eren berlutut dan terus menutup telinganya.
Orang yang menunjuk Eren itu seperti hantu. Baju lusuh dan gaya orang zaman dulu. Di saat Eren alias (M/n) kesusahan, ia melihat gadis itu dengan tatapan kosong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reincarnation // EREN x (M/N) // Fanfic
Aléatoire(M/n) adalah seorang yatim piatu yang berumur 19 tahun. Hidup dia sangat menderita ia ingin sekali merasakan kasih sayang dari orang tua. Tapi dari lahir sudah yatim-piatu bahkan dia tidak tahu siapa orang tuanya. Suatu hari dengan wajah lusuh ia b...