Apo melangkahkan kakinya menuju kamar Mile.
"Gelap"
bisa Apo simpulkan bahwa pemilik kamar masih belum kembali sejak kejadian tadi.
Apo merebahkan tubuhnya di ranjang besar ditengah ruangan itu, ia menatap langit - langit kamar, membayangkan apa yang akan ia lakukan nanti, entah ia akan kuat dengan resiko setelahnya atau tidak, tapi ia sudah bertekat akan mencobanya, ia tak akan tau jika ia tidak mencobanya bukan.
Apo mendudukkan dirinya di ranjang itu sejenak ia memandang bingkai foto yang ada di meja samping ranjang, fotonya saat masih kecil dengan Mile, bisa ia lihat senyumnya yang lebar saat itu, dulu ia hanya tau perasaan yang ia pendam hanya sebatas rasanya nyaman karena orang itu sudah menolongnya saat ia terpuruk namun seiring berjalannya waktu rasa itu tumbuh menjadi perasaan lain, perasaan nyaman itu berubah menjadi rasa ingin memiliki dan tidak ingin berbagi kasih sayang untuk orang lain, tiba - tiba Apo mengingat wanita yang kini selalu menempel pada Mile seperti lintah itu,
"aku harus segera menyingkirkan wanita ular itu". Gumam Apo, hidup bertahun - tahun hanya berdua dengan Mile tiba - tiba ia kedatangan satu manusia yang menganggu waktunya bersama Mile dengan alasan konyol akan menjadi Mommynya membuat darah Apo mendidih.
Apo berdiri dan mulai melucuti pakaiannya, mulai dari jaket denim, dan celananya menyisakan kemeja putih yang hanya bisa menutupi barang pribadinya saja.
Ia merebahkan dirinya lagi, ia menutup mata mencoba untuk menghilangkan lelahnya.
Tap.. Tap... Tap
suara sepatu menggema di ruangan itu sekarang sudah menunjukkan pukul dua dini hari mustahil jika masih ada pekerja berkeliaran di jam segini, Mile melanjutkan langkahnya menuju kamarnya di lantai atas. Saat ia membuka pintu kamar suasana masih gelap, memang ia hanya memperbolehkan pekerja untuk membersihkan kamarnya di siang hari tidak di malam hari jadi wajar jika kamarnya masih gelap.
Klik,
Saat menyalakan saklar lampu di dekat pintu, matanya langsung terfokus pada seseorang yang kini berbaring diatas ranjangnya, mungkin dia tidak akan sekaget ini jika orang itu tidak berpenampilan seterbuka itu, hanya menggunakan kemeja putih itupun tersingkap akibat gerakannya saat tidur menunjukkan kaki jenjangnya yang berwarna tan , perutnya yang rata dan daerah privasinya yang hanya tertutup celana dalam berwarna putih. Ia melangkahkan kakinya mendekati ranjang itu, semakin dekat bisa ia lihat wajah androgini orang yang kini berbaring di ranjang itu, tidak terganggu dengan cahaya silau lampu yang ia nyalakan.
Srett.. Bruuk
Saat mengamati wajah damai yang sedang tertidur di ranjangnya, tiba - tiba tangan Mile di tarik menyebabkan Mile kehilangan keseimbangannya dan terjatuh menimpa orang yang kini ada di bawahnya, untung refleknya bagus sehingga ia masih bisa menumpukan tangannya di ranjang sehingga tidak sampai menindihkan tubuhnya pada orang yang kini dibawahnya.
Belum selesai dengan keterkejutannya tiba - tiba tangan orang ada dibawahnya melingkar dilehernya, menariknya semakin kebawah, mencoba bersikap tenang Mile bertanya
"Ada apa Po ?" Mile menatap lurus manik hitam yang kini menatapnya sayu"Nothing, i just miss you dad" jawab Apo sambil melesakkan kepalanya di perpotongan leher Mile. ia menghirup dalam - dalam aroma Mile, bisa ia cium sedikit parfum dengan aroma feminim bercampur dengan wangi kopi, bisa ia simpulkan bahwa itu adalah parfum Olle. Ia mulai mengendus - endus leher Mile, merasa kurang Apo mulai menyesap perpotongan leher Mile, ia yakin pasti sesapannya akan meninggalkan bekas warna ungu yang ia yakin tidak akan hilag hanya dengan waktu seminggu, bisa ia rasakan tubuh Mile menegang di atasnya. merasa kini orang yang menindihnya tidak ada perlawanan Apo segera mendorong tubuh Mile menyebabkan Mile terlentang dan segera mendudukan dirinya di atas perut Mile. tepat di atas kejantanan Mile yang ia rasa mulai menegang.
"Apa Ini Po? apa kamu sedang bermain - main dengan daddy mu? " tanya Mile meredam suaranya bisa Apo dengar nada marah di ucapan Mile.
"Bukankan ini yang kau minta dad? kau juga butuh pelampiasan nafsumu kan, apa bedanya aku dengan wanita itu saat ini. kau tak butuh dia dad aku juga bisa menggantikan wanita itu, aku bisa memuaskan mu dad." ucap Apo tak kalah berani menatap tajam manik Mile.
Merasa tidak ada jawaban Apo menggerakkan pinggulnya menggesekkan bokongnya diatas penis Mile yang setengah menegang. merasa mendapat serangan membuat Mile panik dan menahan pinggul Apo.
"cukup Po, menyingkir dari atas daddy, kau anak ku Po tidak seharusnya kau begini pada daddy."
"anak cihh.. apa kau lupa kau sendiri yang memulai ini dad, dan sekarang kau berlagak menjadi korban disini. bukan kan kau terlalu jahat dad?" Jawab Apo sarkas, bisa Mile lihat senyum miring di bibir anaknya itu.
"hentikan Po sebelum semuanya terlambat.." ucap Mile, tanpa mendengarkan perkataan Mile, Apo mulai menggerakkan lagi pinggulnya kini dengan tempo yang lebih cepat membuat Mile kelabakan, bisa Apo lihat wajah Mile yang mengeras menahan desahan agar tidak keluar.
'kita lihat seberapa lama kau bisa bertahan Mile' batin Apo menyeringai.
.
.
.
.
TBC
Waah detik - detik menuju wleowleo nihh
kudu banyak - banya cari inspirasi nihhh, biasa author masih polos.. mweheheh
paypay hope u like it.
typo bertebaran gak direvisi ulang lagi edisi mager banget tapi pengen up jadinya ya gini
KAMU SEDANG MEMBACA
My Baddas Boo~ MileApo
Fanfiction"Apo nangis, cihh jangan harap."-Apo "Kamu salah memilih lawan."-Mile gabut banget mood juga lagi naik turun pengen gabut yang berfaedah... pengen buat cerita yang uke yang gak menye², manipulatif sama redflag kalo bisa... masih bingung mau bikin l...