5. Renza Selingkuh?

70 8 0
                                    

Holaaa!!!

Aku up Ren-Sha nih. Siapa yang nungguin?




Jangan lupa vote dan komen ya!!!



Follow aku juga!

Happy reading....




☘️☘️☘️






“Sha? Kok bengong?” tegur Renza begitu kembali ke meja.

Sasha menggeleng. Tangannya sudah meletakkan kembali ponsel milik Renza di atas meja. Wajahnya mendadak pias. Membuat Renza khawatir.

“Kamu kenapa?” tanya Renza sekali lagi karena Sasha tidak kunjung menjawab.

“Nggak ada apa-apa,” jawab Sasha disertai gelengan pelan. “Ayo anterin aku ke rumahnya Jessi!”

“Oke.”

Sasha masuk ke dalam mobilnya Renza. Hari sudah semakin gelap. Sasha lebih banyak diam di dalam mobil. Padahal Renza mengajaknya mengobrol banyak seputar hari-harinya di Surabaya, tentang kasus-kasus pada pasiennya atau tentang kekonyolan teman-teman kontrakan Bujank Tampan. Sasha bahkan tidak menoleh sedikit pun pada Renza. Pandangannya malah tertuju pada suasana luar Kota Surabaya yang semakin malam, semakin ramai. Suara riuh kendaraan yang lalu lalang sama seperti hatinya yang riuh dengan pertanyaan tentang hubungan Renza dan Lia. Berbagai macam asumsi berkelebatan di pikiran Lia. Ada rasa takut kehilangan orang yang disayanginya untuk sekali lagi. Sasha tidak mau mimpinya itu akan menjadi kenyataan.

“Sha? Kok diem terus dari tadi? Kamu sakit?” tanya Renza. Dari nada bicaranya terdengar khawatir.

“Enggak. Cuma capek sama ngantuk aja,” balas Sasha seadanya.

“Oh, ya udah abis ini buruan tidur di rumah Jessi. Kamu bawa vitamin nggak?”

“Bawa, kok,” jawab Sasha singkat.

“Kamu tidur bentar di mobil nggak apa-apa. Nanti kalau udah nyampe rumahnya Jessi, aku bangunin.”

“Iya, Ren.” Lagi-lagi Sasha hanya menjawabnya singkat. Sementara Renza malah mengedarkan senyum untuknya.

"Kamu abis makan rawon kok agak pendiem, sih."

"Perasaan kamu aja kali." Sasha akhirnya berani melirik Renza di sebelah. "Ren, kamu beneran cinta sama aku?"

"Kok tiba-tiba tanya kayak gitu? Ya jelas aku cinta kamu. Kalau nggak cinta, mana mungkin aku mau nikahin kamu."

"Ya kali aja kamu kepaksa nikah sama aku."

"Kok ngomongnya gitu, sih?"

"Nggak apa-apa. Ya udah lupain aja." Sasha kembali mengarahkan atensinya pada jalanan yang ramai.

Dulu sekali, Renza jarang tersenyum seperti itu di depannya. Sasha ingat betul pertama kali dia melihat Renza di ospek FK. Maba dari Jakarta itu terkenal pendiam dan cenderung dingin. Beberapa teman-temannya juga memberikan testimoni setelah mengenal Renza. Katanya Renza itu galak. Sayangnya saat berkuliah, Sasha tidak satu kelas dengan Renza. Jadi, dia hanya mendengar kabar dari teman-temannya yang lain. Lalu kabar itu juga diperkuat oleh teman-temannya gerejanya. Mereka bilang Renza itu kalau latihan padus suka ngomel-ngomel kalau ada yang melakukan kesalahan. Tapi, Sasha mana peduli. Dia jatuh cinta pada Renza sejak pandangan pertama.

Tepat di ospek hari pertama. Tepat ketika keduanya diberi tugas masuk ke dalam ruangan yang berisi kadaver. Hari itu Sasha pingsan karena ketakutan baru pertama kali melihat kadaver. Dan katanya Mey, Renza yang menggendongnya sampai berlari terbirit-birit ke klinik kampus. Mey bercerita bahwa yang menggendongnya mirip oppa-oppa di drama Korea. Alhasil Sasha jadi penasaran. Dan ketika dia menemukan sosok bernama Renza Arjuna Hadinata, dia menyetujui pendapat Mey. Sontak saja Sasha merasa bahwa Renza seperti pangeran di negeri dongeng. Tapi, ini pangeran versi dunia nyata. Ah, Sasha memang lebay. Padahal dulu Sasha menjadi fans berat Renza secara diam-diam.

Time of Our LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang