19 hari sudah berlalu semenjak Renjun tinggal di apartemen Haechan. Hari-hari awal sangat canggung bagi Renjun yang tinggal bersama orang yang baru ia kenal. Namun Haechan cukup mudah mengakrabkan diri dan mencoba untuk menyesuaikan sikapnya saat di dekat Renjun, membuat lelaki yang lebih pendek darinya itu merasa nyaman.
Akibat usaha Haechan, kini keduanya sudah tampak tak canggung lagi dan malahan mereka seperti sepasang sahabat yang telah mengenal lama. Kepribadian Haechan yang hangat dan suka menghibur membuat Renjun yang sering merasa kesepian kini menjadi gampang tersenyum. Tapi tak kadang tingkah ajaib Haechan membuat Renjun yang mempunyai kesebaran tipis harus terus naik darah oleh kelakuan menyebalkannya.
*******
Hari ini, dikarenakan sekarang adalah akhir pekan. Renjun memilih untuk duduk santai di atas sofa dengan pandangan yang fokus pada ponsel yang menampilkan beberapa artikel lowongan kerja.
Disana terdapat banyak perusahaan atau cafe yang sedang membutuhkan pekerja tambahan. Dan Renjun sedang mencari pekerjaan yang bisa ia kerjakan tanpa mengganggu aktivitas sekolahnya.
Keputusan untuk mencari kerja paruh waktu telah 1 minggu ini Renjun pikirkan karena ia tak mungkin terus bergantung pada Haechan. Ia tak ingin menjadi beban bagi orang lain. Sudah cukup ia diberi kesempatan untuk tinggal sementara di apartemen Haechan. Tapi tidak untuk uang sehari-harinya, Renjun tentu tahu diri karena Haechan pun belum bisa menghasilkan uang sendiri.
Omong-omong soal Haechan, Renjun jadi bimbang. Apakah dia harus membicarakan tentang keputusan ini pada lelaki itu?
"Kau terlihat fokus sekali... Kau sedang melihat apa?" yang dibicarakan akhirnya datang.
Haechan berjalan menghampiri Renjun dengan memakai kaos tanpa lengan dan tubuh yang berkeringat karena dia baru saja selesai mekakukan olahraga di gym dekat apartemennya.
"Hanya melihat artikel biasa." Jawab Renjun. Entahlah... Renjun ingin berkata jujur tapi kalimat berbeda malah keluar dari mulutnya.
Sedangkan Hechan hanya mengangguk percaya lalu duduk disamping Renjun dan menyimpan kepalanya di bahu Renjun.
Renjun tampak tak keberatan dan tetap fokus pada ponselnya.
"Kau sudah makan?" Tanya Haechan, tapi pertanyaannya itu tak mendapat jawaban.
Haechan yang tak suka diabaikan, langsung merebut ponsel Renjun untuk melihat artikel apa yang membuat Renjun mengabaikannya.
"Apa-apaan kau ini! Kembalikan ponselku!" Renjun berusaha merebut kembali ponselnya. Tapi dia malah mendapat tatapan tajam bak serigala dari lelaki yang duduk di sampingnya.
"Apa maksudmu dengan berkata kau sedang membaca artikel? Kau mencari lowongan pekerjaan? Kau berbohong?" Haechan bertubi-tubi melayangkan pertanyaan membuat Renjun mencubiti tangannya sendiri karena sedikit takut oleh lelaki itu.
"A-aku tidak berbohong! Itu memang artikel.... lowongan pekerjaan..." Lirih Renjun di akhir kalimat.
"Kau berniat bekerja di club?" Tanya Haechan membuat Renjun memlebarkan matanya.
"Club...?"
"Lihat." Haechan menyodorkan layar ponsel pada pemiliknya, yang menampilkan sebuah artikel lowongan kerja di sebuah club yang cukup terkenal.
"Kau ingin bekerja di tempat seperti itu?" Tanya Haechan kembali.
Renjun menghela nafasnya. Tadi saat sedang melihat-lihat artikel lowongan pekerjaan, Renjun berhenti dan membaca sebuah artikel yang menarik perhatiannya karena dikatakan bahwa gaji di tempat itu cukup besar dan mungkin bisa memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Tapi belum juga selesai membaca, ponselnya sudah lebih dulu di rebut oleh Haechan. Dan Renjun pun tak mengetahui pekerjaan apa yang ditawarkan artikel tadi.
"Kau salah paham! Aku tadi memang sedang melihat-lihat lowongan pekerjaan. Dan aku melihat artikel itu, disitu dikatakan bahwa setiap pekerjanya akan diberi gaji besar. Aku pun tertarik. Tapi belum sempat aku membacanya kau malah mengambil ponselku."
"Benarkah? Kau tak berniat bekerja disanakan?"
Renjun menggeleng sambil menatap Haechan dengan pupil matanya yang membesar bak kucing di malam hari.
"Nah, dan lainkali jika ada yang bertanya segeralah jawab." Ujar Haechan sambil memberikan ponsel kepada pemiliknya.
"Maaf, aku tidak mendengarkanmu. Aku terlalu fokus pada ponselku."
"Hm, jadi apa kau sedang mencari pekerjaan?"
Renjun mengangguk. "Ya, begitulah. Aku ingin mencari pekerjaan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hariku."
Haechan sempat terdiam untuk berpikir, dan tak lama dia melayangkan pertanyaan. "Aku mempunyai tawaran untukmu."
Renjun menoleh dan melayangkan tatapan bingung. "Tawaran apa?"
"Jadilah kekasihku."
"..."
"APA?"
Mungkin jika Renjun sedang minum, maka cairan yang berada dimulutnya akan berhamburan keluar. Karea sungguh, perkataan Haechan sangat diluar perkiraannya.
Menjadi kekasih? Ayolah, apa dia bercanda.
"Kau sedang bercandakan?" Tanya Renjun, dia mengharapkan bila perkataan yang tadi di dengarnya hanyalah bualan semata.
"Apa aku terlihat sedang bercanda?" Tanya Haechan balik dengan menampakan raut seriusnya.
Renjun pun menggelengkan kepalanya, karena memang, Haechan yang sekarang ada dihadapannya ini tampak berbeda dengan Haechan yang biasa sering menjahilinya.
Mata keduanya pun bertemu, tatapan mata Haechan yang tajam membuat Renjun sedikit bergetar takut.
"Renjun..." Panggil Haechan sembari meraih tangan orang yang tadi dia sebut.
"Y-ya..."
"Mulai saat ini..."
Renjun terus berupaya mundur saat Haechan mulai menghimpit tubuhnya.
"Kau adalah kekasihku.."
Renjun baru saja akan melayangkan protes. Namun bibirnya malah di raup sesuka hati oleh Haechan.
Cup
"Mmhh..."
Renjun menahan bahu Haechan dari kedua sisi. Lumatan yang diberikan Haechan pada bibirnya begitu lembut dan memabukkan. Renjun tak bisa menolak, karena dia malah menikmati ketika bibirnya disesap.
Haechan melepaskan penyatuan bibir itu. Kemudian dia bawa bibirnya menuju kearah leher jenjang Renjun dan membuat tanda disana. Ia menghisap kuat kulit putih bak susu itu.
"Ahh!"
Renjun merintih ketika Haechan sedikit menggigit area lehernya. Tanda ungu pun terlihat ketika Haechan menjauhkan wajahnya dan mengecup sebentar bekas gigitan itu.
"Mulai sekarang kau kekasihku." Ujar Haechan menatap dalam pada Renjun yang tepat berada dibawahnya.
"Kenapa....? Kenapa kau melakukan ini....?" Tanya Renjun dengan wajah yang sudah memerah padam.
"Karena aku menyukaimu. Dan aku mau kau menjadi kekasihku."
"Aku menolak." Jawab Renjun.
"Aku tidak menerima penolakan."
Cup
"Mmphmhh..."
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Superhero | Hyuckren
Fiksi PenggemarRenjun merasa jika keluarganya tak mempunyai musuh, namun suatu hari rumah Renjun di datangi oleh orang yang kemudian menculik ayahnya dan membawa jauh sosok berharga itu entah kemana. Dibalik sosoknya yang terlihat santai menghadapi masalah besar...